Jokowi: Kita Sudah Lama Sekali Ekspor Batu Bara, Segera Akhiri

Presiden Jokowi memberikan keterangan terkait Undang Undang Cipta Kerja
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

VIVA - Presiden Joko Widodo mendesak peningkatan nilai terkait energi batu bara. Menurut Jokowi, energi yang banyak dieskpor itu perlu ada nilai tambah, dalam hal hilirisasi.

"Karena kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah ini, sehingga saya kira memang harus segera diakhiri," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 Oktober 2020.

Baca juga: Karyawan Tambang Batu Bara Tewas Tertimbun Longsor

Jokowi juga mempertanyakan kendala dan agar dicarikan solusi mengapa kelambanan pengembangan industri turunan batu bara tersebut. Seperti faktor teknologi hingga dan nilai keekonomian industri.

"Saya kira ini bisa diatasi kalau perusahaan-perusahaan itu atau BUMN itu ber-partner. Mencari partner. Dan kita tahu tahun 2019 baru lima IUPK yang melakukan coal upgrading. Dan dua pemegang IUPK yang memproduksi briket batu bara," ujarnya.

Soal batu bara, Jokowi menyatakan Indonesia harus bergeser dari negara pengekspor bahan mentah menjadi pengolah energi itu menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Dari komoditas ini yang telah membuat beberapa orang Indonesia menjadi kaya raya 20 tahun belakangan, harusnya banyak produk turunan dapat diolah.

Seperti di antaranya mendorong pengembangan Dimethyl Ether (DME) yang berasal dari proses gasifikasi batu bara. Jokowi menyatakan bahwa itu penting karena sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG sekaligus mengurangi impor. Dan pengembangan DME bisa untuk kebutuhan industri petrokimia.

"Sehingga menjadi jelas strategi kita seperti apa. Pastikan wilayah yang memiliki cadangan sumber batu bara yang cukup untuk menjamin pasokan batu bara dalam proses hilirisasi ini," tutur Presiden.

Jokowi juga meminta roadmap optimalisasi batu bara dalam negeri betul-betul dipercepat dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan. (art)