Indonesia Resesi, Airlangga: Kita Sudah Lewati Titik Terendah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yakin kondisi Indonesia masih dalam jalur yang baik meski dihantui resesi. Menurut dia, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 membuktikan terjadinya perbaikan dibanding periode lalu.

"Artinya kita sudah melewati rock bottom (titik terparah atau terendah) di kuartal ke dua kemarin minus 5,32 (persen) dan di kuartal III ini kita sudah mencapai tren positif di minus 3,49 dan tentu kita berharap di kuartal ke 4 trennya positif, minus 1,6 atau 0,6," kata Airlangga di kantor Presiden, Jakarta, Kamis 5 November 2020.

Baca juga: Gali 14 Titik di Jalur Fase 2A MRT Jakarta, Ini Temuan Tim Arkeolog

Airlangga menuturkan, data-data aktivitas ekonomi menunjukkan ke arah tren positif. Dan itu juga tergambar kondisi ekonomi di berbagai dunia yang mengalami pemulihan.

"Kita lihat negara ASEAN lain seperti Singapura, ini juga trennya positif tapi masih minus 7, demikian pula negara-negara lain. Kita melihat apakah Amerika, China sudah positif, kawasan Eropa juga trennya sudah positif, sejalan dengan yang dicapai oleh Indonesia," ujar dia.

Sejalan dengan itu, ketua umum Partai Golkar ini menyebut, respons pasar modal atas rilis yang baru saja dikeluarkan Badan Pusat Statistik berada di jalur hijau. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia sore ini ditutup menghijau di level 5.260, pada penutupan perdagangan Kamis 5 November 2020. Posisi itu menguat 155 poin atau 3,04 persen, dibanding penutupan perdagangan Rabu 4 November 2020 di level 5.105.

"Sehingga tentu dari segi nilai tukar dan forward juga tren-nya positif," tuturnya.

Untuk diketahui, resesi adalah kemerosotan atau kondisi ketika produk domestik bruto menurun dan pertumbuhan ekonomi bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi juga dapat diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan berlangsung secara berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi hingga minus 3,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedikit membaik dibandingkan kuartal II yang minus 5,32 persen.

Dengan catatan tersebut, maka ekonomi Indonesia resmi resesi secara teknikal, karena dua kuartal berturut-turut secara tahunan telah minus. Indonesia resmi resesi seperti negara lain akibat dampak pandemi COVID-19.

Jika dibandingkan secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq), ekonomi pada periode itu tumbuh positif hingga 5,05 persen. Sementara itu, secara kumulatif atau cumulative to cumulative (ctc) minus 2,03 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, dengan catatan itu, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku ekonomi Indonesia menjadi Rp3.894,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan Rp2.720,6 triliun. (art)