Bappenas: China Bakal Jadi Mesin Penopang Ekonomi Dunia pada 2021

Gedung Bappenas / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas meyakini bahwa ekonomi dunia akan pulih mengikuti bentuk V atau V Shape Recovery. Terutama akibat cepat pulihnya perekonomian China.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan, kondisi itu disebabkan China merupakan negara satu-satunya yang akan tumbuh cepat pada 2021.

Pada tahun itu, diperkirakannya ekonomi China tumbuh sebesar 1 persen lalu melejit hingga 8,2 persen pada 2021. Karenanya, China dianggapnya akan menjadi penggerak ekonomi dunia pada tahun depan.

"Perekonomian China diperkirakan akan menjadi engine pemulihan ekonomi dunia karena di 2021 China akan tumbuh sangat tinggi," ucapnya di Webinar Outlook Pembangunan 2021, Selasa, 22 Desember 2020.

Dia menjelaskan, kondisi itu juga dipengaruhi besarnya sumbangan perekonomian China terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia yang pada 2020 sebesar US$84 triliun. China, katanya, menyumbang 18 persennya.

"China akan tumbuh sebesar 8,2 persen, sementara itu share perekonomian China ke ekonomi dunia cukup tinggi yaitu 18 persen. Ini yang sebabkan China akan jadi prime mover pertumbuhan ekonomi global di 2021," tegasnya.

Di sisi lain, Amalia melanjutkan, perdagangan global juga kembali pulih pada 2021. Penyebabnya masih sama, yakni akibat kemampuan ekspor China yang masih tinggi untuk berbagai komoditas utama selama COVID-19.

"Mengingat perdagangan global ini juga akan didorong ekspor China yang pulih cepat di 2020 di mana di November 2020 ekspor China sudah bisa tumbuh 21,1 persen year on year," tutur dia.

Komoditas perdagangan utama buatan China yang akan mendorong ekspornya, dikatakan Amalia di antaranya adalah peralatan medis seperti masker, obat-obatan maupun alat kesehatan lainnya.

"Karena China bisa memanfaatkan permintaan global terhadap medical equipment dan medical supply seperti masker, obat-obatan, alat kesehatan yang terus bisa dongkrak ekspor China," ungkapnya.

Di sisi lain, Amalia menilai, dengan kebijakan pembatasan sosial atau lockdown yang terjadi di sejumlah negara, juga mendorong permintaan alat-alat elektronik dan peralatan itu juga mampu dipenuhi oleh China.

"Selain itu dengan ada tren pembelajaran dan bekerja jarak jauh meningkatkan kebutuhan global terhadap elektronik yang ini bisa di-supply oleh China," papar Amalia.

Dengan begitu, kinerja ekspor Indonesia, menurutnya, akan meningkat pada 2021. Sebab, China memiliki kemampuan untuk menyerap ekspor Indonesia sebesar 17 persen, sedangkan Amerika Serikat hanya 11 persen.

"Ekspor Indonesia pada 2021 akan pulih seiring dengan membaiknya perdagangan global terutama ekspor China karena keterkaitan ekspor Indonesia dengan China sangat tinggi," kata dia.