Korea Utara Pamer Rudal Balistik Baru, Diklaim Paling Mematikan

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Korea Utara memamerkan rudal balistik berbasis kapal selam baru, Kamis (14/01). Pemerintah Korea Utara mengklaim rudal itu sebagai senjata paling mematikan di dunia.

Beberapa rudal baru itu ditampilkan pada parade militer yang disaksikan pemimpin Korut, Kim Jong-un. Informasi itu dipubikasikan Kantor Berita Sentral Korea (KNCA) yang dikelola pemerintah Korut.

Unjuk kekuatan angkatan bersenjata Korut tersebut digelar beberapa hari sebelum pelantikan Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang.

Parade militer itu juga diselenggarakan setelah forum politik langka, di mana Kim menyebut AS sebagai musuh terbesar Korut.

Sejumlah foto yang dirilis KNCA menunjukkan setidaknya empat rudal besar berwarna hitam-putih. Rudal itu dibawa melewati kerumunan peserta parade yang melambai-lambaikan bendera.

Pemerhati Korut berkata, rudal itu sebelumnya belum pernah dipamerkan. "Tahun baru, Pukguksong baru," begitu cuitan pakar Korut, Ankit Panda, di akun Twitter-nya.

Pukguksong merupakan nama dalam bahasa Korea untuk rudal balistik Korut yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM).

Dari parade itu muncul pula foto Kim Jong-un yang memakai mantel kulit dan mengenakan topi bulu. Dia terlihat tersenyum dan melambaikan tangan saat menyaksikan pertunjukan di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang.

Parade militer itu juga memamerkan kekuatan pasukan infanteri, artileri, dan sejumlah tank milik Korut.

"Diklaim sebagai senjata paling kuat di dunia"

"Senjata paling kuat di dunia, rudal balistik kapal selam, memasuki alun-alun satu demi satu, secara tegas menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata revolusioner," begitu pernyataan KNCA.

Namun rudal balistik antarbenua terbesar Korut, ICBM, tidak dipamerkan dalam parade militer ini.

ICBM pertama kali dipertontonkan ke publik Oktober lalu, dalam parade militer yang lebih besar daripada pagelaran kali ini.

ICBM diyakini dapat mengirim hulu ledak nuklir ke setiap lokasi di AS. Ukurannya yang besar mengejutkan sejumlah pakar militer berpengalaman ketika pertama kali dipamerkan.

Pameran persenjataan Korut ini menandai akhir kongres lima tahunan Partai Buruh.

Dalam pidatonya kepada para anggota partai penguasa itu, pekan lalu, Kim berjanji mengembangkan persenjataan nuklir dan kekuatan militer Korut.

Kim menguraikan daftar senjata yang dia inginkan, termasuk rudal balistik jarak jauh yang mampu diluncurkan dari darat atau laut serta "hulu ledak super besar".

Kim juga menyebut bahwa AS adalah penghalang terbesar bagi revolusi Korut dan musuh terbesar negaranya. "Tidak peduli siapa yang berkuasa, tujuan asli kebijakan mereka terhadap Korut tidak akan pernah berubah," ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Kim, program persenjataan Korut maju pesat. Dia berkata, proyek persenjataan itu penting untuk mempertahankan diri dari potensi invasi AS.

Peluncuran rudal kapal selam baru ini dinilai dirancang untuk mengirim pesan kepada pemerintahan Joe Biden tentang kekuatan militer Korut yang makin meningkat.

"Korut ingin kita memperhatikan bahwa angkatan bersenjata mereka makin kuat dengan pendorong roket padat yang lebih besar," kata Panda, peneliti asal AS yang menulis buku berjudul Kim Jong Un and the Bomb: Survival and Deterrence in North Korea.

Panda memprediksi, rudal baru yang dipamerkan Korut merupakan rudal balistik jarak pendek berbahan bakar padat. Rudal ini, kata dia, dapat diluncurkan dalam waktu lebih cepat daripada rudal berbahan bakar cair.

Selama empat tahun terakhir, hubungan Korut dengan AS tidak menentu. Kim dan Presiden AS Donald Trump saling menghina dan mengancam memulai perang sebelum bertemu untuk pertama kalinya di Singapura tahun 2018.

Pada pertemuan itu, Trump juga menyatakan rasa kasihnya kepada Korut

Terlepas dari hubungan yang semakin memanas, negosiasi program nuklir Korut serta pertemuan Trump dan Kim di Hanoi pada 2019 gagal. AS menolak permintaan Korut untuk mencabut sanksi.


Unjuk kekuatan militer

Analisis Laura Bicker, Koresponden BBC di Seoul, Korea Selatan

Selama satu pekan terakhir, Kim Jong-un cukup sibuk. Dalam kongres partai yang jarang dilakukan, Januari ini, Kim mendapatkan gelar baru.

Pada forum itu Kim juga berjanji membangun senjata nuklir baru. Dan kemarin, dia menunjukkan kepada dunia beberapa rudal baru.

Kim, yang baru saja ditetapkan menjadi sekretaris jenderal Partai Buruh seperti ayahnya, tak banyak berbicara kepada publik pada tahun 2020. Dia juga sangat jarang muncul di media massa milik Korut.

Namun tahun 2021 terlihat agak berbeda. Kongres Partai Buruh memberikannya kewenangan yang lebih besar untuk urusan dalam negeri.

Fakta itu tidak menarik perhatian publik internasional, mungkin karena sejumlah peristiwa politik di AS dan pandemi Covid-19.

Sejumlah kendaraan militer dalam parade di Pyonyang mengangkut rudal balistik kapal selam dan rudal balistik jarak pendek baru.

Pagelaran ini bertujuan untuk unjuk kekuatan dan untuk membuat persepsi terhadap rakyat Korut, bahwa meski prospek ekonomi mereka saat ini suram, negara miskin ini mampu merancang dan membangun senjata strategis baru.

Parade ini juga memberikan tantangan langsung ke pemerintahan AS di bawah Joe Biden.

Korut tampaknya bersedia melanjutkan isolasi yang mereka berlakukan sendiri dan akibat sanksi ekonomi yang ketat.

Korut terus menyatakan niat membangun senjata nuklir yang bertentangan dengan kesepakatan komunitas internasional.

Empat tahun lalu, saat peralihan kepresidenan AS, Barack Obama memberi tahu Donald Trump bahwa Korut harus menjadi perhatian utamanya dalam isu keamanan nasional.

Selama empat tahun terakhir, Trump dan Kim tidak melakukan apa pun untuk kecemasan Obama itu.

Kim Jong-un menunjukkan kepada Joe Biden bahwa AS akan menghadapi potensi menakutkan sehingga mesti menghasilkan solusi baru untuk masalah yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini.