Jumlah Wisatawan yang Datang ke Indonesia Awal 2021 Masih Turun

Sejumlah wisatawan berkunjung ke kawasan Jalan Malioboro di Yogyakarta (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA - Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada awal tahun ini masih sangat sedikit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wisman pada Januari 2021 hanya sebanyak 141,3 ribu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah wisman ini lebih rendah atau turun 13,9 persen dari posisi Desember 2020 sebanyak 164,1 ribu. Apalagi dibanding Januari 2020 sebanyak 1,29 juta orang atau turun 89 persen.

"Bisa diprediksi wisman masih turun karena pandemi ini memang membawa dampak luar biasa ke sektor pariwisata dan berbagai sektor pendukungnya," kata dia saat konferensi pers, Senin, 1 Maret 2021.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Bali Menurun, Luhut Bahas Pariwisata Bali

Berdasarkan pintu masuknya, jumlah wisman pada awal tahun ini mayoritas melalui pintu masuk darat, yakni 68 persennya. Sedangkan yang berasal dari laut sebanyak 31 persen dan udara sebanyak 1 persen.

"Beberapa negara yang jadi pasar utama Indonesia masih melakukan pelarangan guna mencegah penularan COVID. Di beberapa negara Eropa juga masih lockdown karena adanya second wave," tuturnya.

Wisman yang datang ke Indonesia pada bulan Januari 2021 paling banyak berasal dari Timor Leste dengan jumlah sebesar 75,14 ribu kunjungan. Diikuti oleh kebangsaan Malaysia 48,30 ribu kunjungan.

Selanjutnya, kunjungan wisman tertinggi terjadi dari Papua Nugini 3,44 ribu kunjungan, Belanda 3,00 ribu kunjungan dan Singapura 2,35 ribu kunjungan. Lain-lainnya adalah sebanya 14,4 ribu.

"Dari Timor Leste yang sumbanganya ke total wisman 53,2 persen. Jadi jumlahnya makin hari makin meningkat kalau Desember lalu kontribusinya 49,4 persen, di Januari ini jadi 53,2 persen," tuturnya.

Penurunan tertinggi jumlah kunjungan wisman pada Januari 2021 terhadap Januari 2020 tercatat pada wisman yang datang dari wilayah Timur Tengah dengan persentase penurunan sebesar 99,13 persen.

Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada Desember 2020, penurunan tertinggi tercatat pada wisman yang datang dari wilayah Eropa dengan porsi penurunan sebesar 68,95 persen.

"Jadi pergerakan angka wisman ini jauh dari menggembirakan dan nampaknya sektor pariwisata butuh waktu yang panjang untuk recover. Semua tergantung penanganan COVID," ujarnya.