Gurihnya Bisnis Jasa Logistik hingga Pergudangan Kala Pandemi

Ilustrasi Jasa Logistik.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pandmi COVID-19 membuat membuat aktivitas belanja online di masyarakat meroket satu tahun terakhir. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat pada 2020, transaksi pembelian lewat pasar daring alias e-Commerce meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga optimistis nilai transaksi e-Commerce pada 2021 akan tumbuh 33,2 persen menjadi Rp337 triliun. Naik dari perkiraan nilai transaksi di 2020 yang sebesar Rp253 triliun.

Bergeliatnya e-Commerce adalah berkah tersendiri bagi perusahaan logistik dan jasa pergudangan, salah satunya startup Shipper.id. Layanan jasa logistik perusahaan itu tercatat melonjak 300 persen satu tahun terakhir.

Baca juga: Mendag: Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri Gegara E-Commerce

“Kami optimistis trennya akan terus ke arah positif sebagaimana telah terefleksi dalam perkembangan bisnis kami,” terang Chief Operational Officer dan Co-Founder Shipper.id, Budi Handoko, dikutip dari keterangannya, Kamis 4 Maret 2021.

Budi menjabarkan, optimisme diperkuat dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Terlebih lagi, Apalagi, rata-rata daya beli kelas menengah di Indonesia tidak bermasalah meski pandemi.

Dia menjelaskan, melesatnya transaksi e-Commerce di Indonesia, menciptakan efek berganda bagi bisnis layanan logistik yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir, termasuk jasa pergudangan. Bagi banyak perusahaan logistik, jasa pergudangan merupakan peluang bisnis yang sangat besar.

Sebagai contoh, dari sisi jumlah lokasi warehouse atau gudang Shipper dari sebelumnya hanya 40 unit, kini berkembang pesat menjadi 150 unit dalam waktu cenderung singkat, yakni di bawah satu tahun.

Menurutnya, ekspansi bisnis ini sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru. Di tengah banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi demi mempertahankan bisnis nya. Mulai dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sampai dengan pengurangan jam kerja sekaligus pengurangan gaji.

“Bisnis logistik secara langsung menopang banyak sektor perindustrian dan perdagangan sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam membantu upaya-upaya pemerintah untuk pemulihan perekonomian nasional," tambahnya.

Lebih lanjut menurutnya, sebelum pandemi COVID-19, Shipper.id mempekerjakan 1.500 orang karyawan. Namun, lonjakan transaksi e-Commerce membuat Shipper.id mampu menambah lowongan sebanyak 400 lapangan kerja.

Karena itu dia tegaskan, Penciptaan lapangan kerja itu merupakan salah satunya kontribusi bisnis logistik guna mendorong pemulihan ekonomi.

Peluang untuk semakin kinclong nya bisnis logistik juga terlihat dari makin banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang melek digital. Berbagai produk mereka pun dipasarkan secara online dan akhirnya menjadi pasar sendiri bagi layanan pengiriman logistik.

“Peluang inilah yang kami tangkap untuk tidak hanya menyediakan jasa, tetapi juga menjadi agregator. Melalui platform Shipper, pelaku UMKM bebas memilih untuk menggunakan jasa logistik yang sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha mereka," tambahnya.