Menteri ESDM Cari Mitra Swasta Garap Proyek PLTS di Waduk

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dewi Fajriani

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, penggunaan energi solar atau matahari sebagai sumber energi dominan di sektor energi baru dan terbarukan akan digenjot. Karena itu Pemerintah mencari mitra badan usaha atau swasta untuk melakukan pengembangan energi tersebut.

Untuk energi baru dan terbarukan ini dikatakannya Indonesia memiliki potensi 400 gigawatt. Dari potensi itu, Arifin mengungkapkan, 50 persennya bisa disediakan oleh energi matahari di wilayah Indonesia Timur-Selatan.

"Kita petakan di mana yang paling besar tingkat radiasi mataharinya, ternyata ada juga bayu terutama di daerah-daerah Timur-Selatan Indonesia, contohnya di Nusa Tenggara Timur," katanya secara virtual, Senin, 8 Maret 2021.

Baca juga: China Bebas Energi Fosil 2060, Indonesia Kapan?

Akan tetapi, dia melanjutkan, meski potensinya besar, biaya untuk mengembangkan model energi baru dan terbarukan tersebut sangatlah besar. Sebab, lokasi-lokasi potensialnya berada di daerah-daerah jauh.

"Kalau kita optimalkan sumber daerah tersebut itu akan membutuhkan investasi yang besar karena transmisinya. Selain itu tantangannya adalah bahwa untuk bisa mendukung keandalan ini tingkat pemakaiannya hanya 5-6 jam," tutur dia.

Untuk itu, demi menekan, biaya investasi dan biaya produksi energi baru dan terbarukan model ini harus bisa di inovasikan. Apalagi, untuk memperpanjang masa penggunaan membutuhkan teknologi baterai.

Demi menghadapi tantangan itu, Arifin mengaku telah memetakan potensi alternatif. Salah satunya dengan mengkombinasikan antara pembangkit listrik tenaga air di waduk dengan pembangkit listrik tenaga surya.

"Kita sekarang sudah mulai coba tenderkan PLTS di atas waduk. Jadi kami kombinasi, kita punya resources waduk-waduk yang punya PLTA bisa dikombinasikan dengan PLTS. Sehingga baterai surya, malamnya pakai air," ucap dia.

Dengan mengkombinasikan dua pembangkit ini, Arifin menyatakan potensi energi yang bisa dihasilkan mencapai 2.000 megawatt. Untuk itu dia berharap banyak perusahaan yang bisa kembangkan energi ini.

"Tapi lokasinya ini kan jauh jadi ini tantangan bagaimana itu bisa dimanfaatkan. Yang penting harus ada respons demand-nya supaya kita bisa hasilkan skala-skala ekonomis. Ini langkah-langkah yang sedang kita petakan," ungkapnya.

Dia memastikan, skema energi baru dan terbarukan ini tidak akan mengganggu biota yang ada di sekitarnya. Sebab, setiap waduk yang beroperasi memang memiliki porsi 5 persen untuk kebutuhan energi meski bukan diperuntukan bagi PLTA.

"Banyak waduk lagi yang permukaanya bisa dipakai 5 persen untuk kebutuhan energi selain tidak memberikan dampak kepada biota yang ada di sana kalau kita hitung semua kita masih punya potensi hampir 20 ribu megawatt," papar Arifin.