Menteri Trenggono Kasih Contoh Cuan Bisnis Tambak Udang

Menteri KKP sakti Trenggono kunjungi peternak Udang di Situbondo.
Sumber :
  • Dokumentasi KKP.

VIVA – Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan program tambak udang milenial. Sebagai contoh yang sudah jadi, tambak udang dengan melibatkan kaum muda dan milenial di Situbondo, Jawa Timur,  dijadikan contoh oleh sang Menteri, Sakti Wahyu Trenggono

Saat melakukan tinjauan langsung, Trenggono mengatakan tambak udang yang nama beken nya disebut Millenial Shrimp Farming (MSP) itu, sangat punya potensi besar.

Baca juga: Pastikan Bahan Baku Terpenuhi, Sisa Produksi Ajinomoto Dibikin Pupuk

Kenapa tambak udang dipilih? Berdasarkan data yang dilansir, KKP punya alasan lantaran volume ekspor udang pada periode 2020 mencapai 239.227 ton dengan nilai US$2,04 miliar.

"Melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP), MSF Situbondo ini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat di Desa Gundil, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur," kata Trenggono lewat unggahan akun Instagram miliknya yang dikutip VIVA, Rabu 17 Maret 2021.

Trenggono mengatakan, program tambak udang jenis vaname menggunakan konsep akuakultur yang ini, sangat tepat bagi kaum muda. Dari foto yang diunggah dari akun @swtrenggono, terlihat hampir 60 unit kolam besar berjejer rapih mengisi lahan di dekat pesisir pantai atau laut.

Masih di Situbondo, kata Trenggono, dia juga melihat langsung potensi budidaya kerapu hybrid yaitu kerapu hasil persilangan dari dua jenis induk yang berbeda.

"Dari dua lokasi ini saya melihat kita ini punya potensi besar. Sehingga perlu kita libatkan kaum milenial untuk mengenal dan terjun langsung dalam dunia akuakultur," lanjut Trenggono.

"Seperti kita ketahui, perikanan budidaya mendapat perhatian Presiden Joko Widodo. KKP mendapat mandat untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidata, sebanding dengan potensi yang dimiliki," tambahnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama, Kepala BPBAP Situbondo, Nono Hartanto, punya target produksi dari tambak ini sebanyak 1,5 ton per kolam atau 30 ton per hektare dalam satu kali siklus. 

Lebih lanjut, kata Nono, KKP juga mendorong dan memberi pendampingan bagi wirausaha muda yang ingin terjun ke budidaya seperti ini dengan membentuk kelembagaan usaha profesional atau corporate farming

Begitu sudah 'naik kelas', diharapkan maka rakyat lah yang menjadi pembudidaya dan kemudian bisa bergabung dengan koperasi atau bisa saja BUMDES, atau juga bisa menjajaki kerja sama dengan kalangan swasta.

"Inovasi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi berbasis industri 4.0, terdapat automatic feeder, water quality monitoring, nanobuble, oksigen murni yang dilengkapi aplikasi budidaya berbasis data (smart farming), " tutur Nono lewat keterangannya dari laman kkp.go.id.

Sekadar diketahui, MSF Situbondo menerapkan inovasi teknologi budidaya kolam bundar dengan diameter 20 meter yang dapat dibongkar pasang. Adapun kolam dibangun memiliki kapasitas 250 ekor per meter persegi.