Soal Beban Utang, Sri Mulyani Minta IMF dan Bank Dunia Lakukan Ini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan adanya ketidakseimbangan pemulihan ekonomi di beberapa negara. Disebabkan distribusi vaksin COVID-19 yang tidak merata.

Padahal, Sri menekankan, dengan adanya peluncuran vaksin dan dukungan kebijakan, prospek pemulihan ekonomi semakin membaik secara global.

Untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi yang tak merata ini, Sri meminta supaya World Bank (WB) dan International Monetary Fund (IMF) meningkatkan upaya dukungannya.

"Untuk secara efektif mengelola beban utang mereka, meningkatkan akses mereka ke vaksin dan menerapkan strategi pemulihan pertumbuhan mereka,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 12 April 2021.

Baca juga: Menaker Ida Tegaskan THR 2021 Harus Dibayar Penuh dan Tepat Waktu

Pandemi COVID-19 ditegaskannya telah memberikan tekanan yang tidak semestinya pada keuangan sektor publik. Sehingga, utang pemerintah juga akan meningkat.

Untuk itu, dia meminta supaya WB, IMF, G20 dan kreditor swasta harus bekerja sama untuk memastikan skema pembagian beban yang adil untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah.

“Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk mengatasi masalah utang yang terus meningkat dan mengurangi tekanan yang meningkat,” papar dia.

Mengenai pemulihan perekonomian, Sri menyambut baik usulan pembangunan yang tangguh dan inklusif sebagai kerangka komprehensif untuk mengintegrasikan pertimbangan pembangunan dan penanggulangan perubahan iklim.

Namun, dia menekankan, lembaga keuangan internasional seperti IMF dan WB juga dapat memperkuat perannya sebagai mitra dari negara-negara anggota.

"Saya ingin menggarisbawahi harapan saya agar Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dapat melanjutkan dan memperkuat peran pentingnya sebagai mitra yang dapat diandalkan dan mitra pembangunan yang efektif bagi negara-negara anggotanya di saat dibutuhkan,” tegas Sri.