Tabungan Nasabah Bank Naik, Simpanan di Atas Rp5 M Meroket

Karyawan membersihkan logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Audy Alwi

VIVA – Simpanan di perbankan mengalami kenaikan pesat di tengah tertekannya perekonomian akibat Pandemi COVID-19. Lonjakan simpanan terjadi baik untuk saldo di atas Rp2 miliar hingga di atas Rp5 miliar.

Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, selama April 2021, total simpanan bank umum mengalami kenaikan sebesar Rp669,79 triliun atau naik 10,79 persen secara tahunan (YoY).

Kenaikan simpanan tersebut didorong oleh kenaikan pada seluruh saldo simpanan. Tiering simpanan dengan saldo di atas Rp5 miliar naik paling besar sebesar Rp432,96 triliun atau 14,68 persen YoY. 

Sementara itu, total simpanan kurang atau sama dengan Rp2 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp212,58 triliun, setara dengan 7,89 persen YoY. Sedangkan total simpanan dengan saldo lebih dari Rp2 miliar juga naik Rp457,21 triliun atau 13,02 persen YoY.

Baca juga: Harapan Sri Mulyani Ekonomi RI Kuartal II Masih Bisa 8 Persen

"Total simapanan bank umum naik sebesar Rp669,79 triliun atau naik 10,79 persen YoY. Ini didorong oleh kenaikan pada seluruh saldo simpanan," kata dia di ruang rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021.

Selain itu, dia melanjutkan, dari sisi indikator indeks keyakinan konsumen (IKK), terjadi pemulihan yang tidak merata. Mengutip IKK Bank Indonesia dia mengatakan angkanya sudah mencapai level di atas 100 yakni 104 sedangkan data IKK Danareksa masih di bawah 100 yakni hanya 80,2.

"Jadi ini kita musti waspadai masyarakat belum secara merata merasakan perbaikan ekonomi kita dan ini harus kita waspadai terus ke depan. Jadi sisi demand memang harus terus didorong sesuai dengan apa yang dilakukan KSSK selama ini," paparnya.

Meski demikian, Purbaya juga menjelaskan, berdasarkan jenis simpanan tiap sektor industri korporasi swasta non-keuangan per April 2021, dibandingkan dengan posisi simpanan sebelum pandemi Desember 2019. Beberapa sektor korporasi sudah mulai menggeser simpanannya dari deposito ke giro.

Misalnya, untuk sektor industri otomotif pada Desember 2019 komposisi simpanannya adalah 30,48 persen deposito, 58,8 persen giro dan 10,68 persen tabungan. Sedangkan, pada April 2021 komposisinya menjadi 25,12 persen deposito, 65,19 persen giro dan 9,69 persen tabungan. 

"Misal seperti industri otomotif, perkayuan, jasa konstruksi, tekstil, properti dan telekomunikasi. Adanya pergersean komposisi simpanan dalam bentuk giro ini menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi, yang artinya sektor tersebut sudah siap melakukan ekspansi," paparnya.