Ubah Mindset, Lulusan Pendidikan Vokasi Jangan Hanya Jadi Pekerja

Seorang yang mengikuti pendidikan vokasi (Foto ilustrasi).
Sumber :

VIVA – Di era serba dinamis saat ini, pendidikan tinggi vokasi juga harus mampu melahirkan lulusan yang adaptif dan mampu melihat peluang usaha. Agar mereka nantinya dapat menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi lingkungannya.

Hal itu menjadi tugas Pendidikan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV). Selain, memastikan lulusan dapat terserap di dunia kerja dan memiliki kompetensi yang relevan.

Untuk mencetak lulusan pendidikan vokasi menjadi pelaku usaha, menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa selama menempuh studi tentunya membutuhkan komitmen dari setiap PTPPV. Upaya itu tidak bisa diwujudkan dengan hanya menjadikan kewirusahaan jadi salah satu mata kuliah.

Kerena itu, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan bagi seluruh PTPPV di Tanah Air.

Anggota Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Kemendikbudristek, Heddy R Agah menyebut, faktor internal dan eksternal di kampus mempengaruhi terbangunnya ekosistem kewirausahaan yang ideal. Faktor internal yang belum mendukung antara lain adalah proses pelatihan dan pematangan minat, serta potensi mahasiswa mengarahkan kemampuan sebagai wirausaha.

Sedangkan faktor eksternal lanjutnya, berkaitan erat dengan dukungan dari jaringan memadai yang mampu menjembatani dan memberi akses kepada dunia usaha dunia dan industri (DUDI), termasuk lembaga permodalan.

“Sehingga belum terbangunnya dan diterapkannya ekosistem kewirausahaan pada pendidikan tinggi vokasi, baik sebagai basis pengetahuan maupun keterampilan dalam bentuk hard skill maupun soft skill. Kondisi tersebut pada kondisi tertentu dapat berdampak kepada kemauan dan kemampuan mahasiswa atau lulusan untuk berwirausaha,” tutur Heddy dalam webinar yang digelar Kemendikbudristek di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Kamis, 15 Juli 2021.

Dia menegaskan, pendidikan vokasi memiliki pola pembelajaran yang khas, yakni terletak pada pemberian kemampuan dan keterampilan dengan konsep hands-on experience kepada peserta didik. Karenanya, penguatan kewirausahaan juga harus disesuaikan dengan prinsip tersebut.

“Untuk mengantarkan mahasiswanya kelak menjadi wirausahawan, pendekatan keterampilan dengan memberikan praktik bisnis menjadi filosofi dasarnya. Kesamaan suasana pendidikan vokasi pada proses pembelajaran dan pendidikan kewirausahaan dikembangkan secara kondusif dan saling komplementer,” terang Heddy.

Dalam Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan, PTPPV akan diberikan pembiayaan untuk merancang program dan aktivitas kewirausahaan yang komprehensif, terstruktur, dan terintegrasi dengan pembelajaran. Sehingga dapat menumbuhkan minat dan keinginan dari mahasiswa vokasi menjadi seorang wirausahawan.

Sementara itu, Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan PTVP Mitras DUDI, Agus Susilohadi menambahkan, saat ini, mahasiswa vokasi perlu menanamkan mindset bahwa selain terserap di DUDI, berwirausaha juga dapat menjadi pilihan karier setelah lulus studi.

Sebab, jalan untuk menempuh karier dan mengimplementasikan ilmu yang didapat agar bisa memberi, manfaat sangatlah banyak. Salah satunya adalah menjadi seorang wirausahawan.

"Sebagai insan vokasi yang kreatif dan adaptif, tantangan di masa pandemi yang kira hadapi saat ini justru merupakan peluang yang bisa dijadikan titik tolak bagi lulusan vokasi untuk melakukan perubahan di jalur kewirausahaan,” ungkapnya.

Agus menegaskan, PTPPV diimbau memamfaatkan peluang untuk berpartisipasi pada program tersebut. Pendaftaran program dan pengajuan proposal sendiri saat ini masih dibuka sampai 18 Juli 2021.

Hal ini harus jadi perhatian PTPPV. Sebab, Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan sendiri akan disalurkan kepada institusi, bukan untuk perorangan.