Kadin Gandeng PMI Penuhi Kebutuhan Alat Plasma Konvalesen

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggaet Palang Merah Indonesia mengatasi pandemi COVID-19. Kadin dan PMI akan saling membantu menyediakan kebutuhan dana, pendonor dan pendistribusian terkait plasma konvalesen. 

Upaya bergerak bersama dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia ini dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman oleh Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, pada Rabu 4 Agustus 2021.  
 
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan melalui kolaborasi ini, dunia usaha, juga stakeholder terkait seperti PMI bisa membantu pemerintah menangani pandemi COVID-19 di Tanah Air. 

Baca Juga: Ini Orang Terkaya Baru di Indonesia yang Muncul di Tengah Pandemi

"Melalui ikhtiar ini, Kadin Indonesia bersama dunia usaha membantu mempercepat pemulihan kesehatan dan membangkitkan ekonomi. Kerja-kerja kemanusiaan ini, terkait dengan kebutuhan konvalesen bagi penderita COVID-19 yang terus meningkat. Tingginya kebutuhan itu harus didukung sarana dan prasarana, agar penyaluran lebih cepat dan tepat sasaran," ujar Arsjad dalam keterangannya, Kamis 5 Agustus 2021. 

Saat ini, kata Arsjad, dia melihat operasional donor plasma konvalesen masih dilakukan secara manual, terutama di daerah-daerah, yang memang sarana prasarananya masih terbatas. 

Padahal, sambung Arsjad, untuk melakukan proses plasma konvalesen itu, dibutuhkan alat Aferesis yang merupakan alat untuk menyaring semua komponen yang ada di darah.  

"Melalui penandatanganan nota kesepahaman ini, Kadin Indonesia berharap dapat berpartisipasi aktif membantu PMI, misalnya dengan pengadaan alat Aferesis yang berfungsi memisahkan sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan konvalesen. Alat ini sangat dibutuhkan, terutama di daerah-daerah," jelas Arsjad. 

Sementara itu, Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla mengatakan sangat berterima kasih dan mengapresiasi langkah Kadin Indonesia yang menggandeng PMI untuk membantu pemerintah melawan pandemi. 

"Melihat pengalaman 1,5 tahun, ada tiga peran atau stakeholder yang bisa dilakukan, yakni oleh masyarakat, pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Kadin dan PMI," ujar JK. 

Menurut JK, peran pertama dari masyarakat yakni menjalankan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjauhi kerumunan). Lalu peran kedua dari pemerintah melalui intervensinya, mulai dari kebijakan 3T (Test, Tracing, Treatment), bantuan sosial, vaksinasi, logistik dan lainnya. 

Terakhir, tambah JK, peran organisasi masyarakat seperti Kadin dan PMI yang membantu pemerintah dan masyarakat melalui donasi, imbauan agar masyarakat disiplin menjalankan 3M termasuk juga vaksinasi dan donor konvalesen. 

Soal vaksinasi, JK juga mengapresiasi langkah Kadin yang mendorong gerakan Vaksinasi Gotong Royong. Ia melihat, vaksinasi sangat penting untuk menciptakan herd immunity di masyarakat agar semua aktivitas bisa berjalan normal. 

Menurutnya, saat ini dibutuhkan 400 juta suntikan, sementara baru mencapai 70 juta atau 17 persen dengan estimasi sekitar 250 sampai 300 ribu suntikan per hari. 

"Ïni jika tidak dibantu dengan Vaksinasi Gotong Royong Kadin Indonesia sangat sulit dan berat," tambahnya. 

Seperti diketahui, data dari PMI, saat ini ada 31 Unit Donor Darah (UDD) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kebutuhan plasma konvalesen untuk terapi penderita COVID-19 cukup tinggi. 

PMI mencatat, stok plasma konvalesen di jaringan PMI seluruh Indonesia hanya berkisar 100 hingga 150 kantong plasma sementara kebutuhan terhadap plasma konvalesen cukup tinggi. 

Berdasarkan kalkulasi, PMI membutuhkan 1.000 donor plasma konvalesen per hari untuk memenuhi kebutuhan para penderita COVID-19. Saat ini rata-rata donor plasma konvalesen baru mencapai 600-an per hari dengan 81 alat Aferesis yang dimiliki. 

Untuk memaksimalkan ketersediaan plasma konvalesen, PMI telah melayangkan surat kepada berbagai lembaga untuk menggerakkan donor plasma di lingkungan masing-masing. 

"Älhamdulillah direspons oleh Kadin Indonesia. Target kita, dengan kerja sama ini bisa lebih dari 100 alat dan donor konvalesennya bisa tembus 1.000 per hari," ujar JK. 

Arsjad menambahkan, kerja kemanusiaan ini merupakan bagian dari program besar Kadin Indonesia yang membuat gerakan perang melawan pandemi. Selain kerja sama dengan PMI, Kadin melakukan aksi-aksi lain melawan pandemi seperti membangun rumah oksigen, rumah sakit darurat dan vaksinasi. 

"Intinya, Kadin Indonesia sebagai rumah dari pengusaha ingin menang perang lawan pandemi. Saat ini kami melangkah dengan landasan segitiga prinsip, yakni kesehatan, ekonomi dan sosial. Segitiga prinsip ini yang kami bawa ke pemerintah, kesehatan dipulihkan, ekonomi dibangkitkan dan aksi-aksi sosial digaungkan. Pandemi berakhir, Indonesia pasti akan maju dan masyarakat sejahtera," ujar Arsjad.