Bos OJK Ungkap RI Sudah Genjot Ekonomi Hijau Sejak Sebelum Pandemi

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • M Yudha Prastya/VIVA.co.id

VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJKWimboh Santoso memastikan, penerapan ekonomi hijau dan berkelanjutan di Tanah Air, khususnya di sektor keuangan, sudah masuk dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan tahap II (2021-2025).

Bahkan dalam implementasinya, Wimboh mengatakan, ekonomi hijau dan berkelanjutan telah mulai diterapkan RI sejak 2018 lalu. Salah satunya dengan penerbitan Sovereign Global Green Sukuk.

"Nominal yang berhasil dihimpun itu mencapai US$2,75 miliar," kata Wimboh dalam Webinar SAFE 2021 bertajuk 'Collaboration for the Future Economy', Kamis, 26 Agustus 2021.

Wimboh menjelaskan, capaian himpunan dana itu akhirnya dialokasikan untuk pembiayaan-pembiayaan di sektor transportasi, dan sejumlah upaya transfer energi menjadi energi baru terbarukan (EBT). 

"Dan juga kebutuhan-kebutuhan lain," ujarnya.

Selain itu, Wimboh mengatakan bahwa Indonesia juga telah menerbitkan green sukuk ritel pertama di dunia pada tahun 2019 lalu, dengan total mencapai US$100 juta.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, 1,5 Miliar Pekerja Terancam Perubahan Iklim

Hal itu seiring dilaksanakannya proyek-proyek lain, di antaranya seperti upaya pengurangan emisi sekitar 8,9 juta equivalent CO2.

"Serta berbagai pendanaan proyek hijau padat karya, seperti proyek Aspirasima Grup yang mencakup 50 ribu hektare dan mampu mempekerjakan 25 ribu orang," kata Wimboh.

Selain itu, lanjut Wimboh, ke depannya Pemerintah Indonesia juga mendorong keterlibatan pihak swasta dalam implementasi green economy. Antara lain melalui platform yang kita sebut Blended Finance dengan SDGs One.

"Ini pertama kali ada 31 proyek yang kita launching di Bali pada saat Indonesia hosting IMF-WB Annual Meeting. Ini hal luar biasa yang akan kita terus dorong supaya proyek-proyek yang ada kita bungkus menjadi satu skema blended finance yang ramah lingkungan," ujarnya.