Bappenas Buat 6 Strategi Penataan Ulang Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI

VIVA – Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada perekonomian Indonesia, sehingga Kementerian PPN/Bappenas akan melakukan redesain kebijakan atau penataan ulang. Karena hal itu diikuti dengan perubahan global yang sangat dinamis.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dengan ketidakpastian yang tinggi dan dampak dari pandemi, telah menyebabkan pergeseran permasalahan struktural.

“Bahkan eksposur dari permasalahan struktural Indonesia ini semakin terlihat dan menyadari kita semua yang namanya transformasi ekonomi Indonesia ini harus kita redesain kembali,” jelas Amalia dalam telekonferensi, Jumat 3 Mei 2022.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 3 Juni 2022: Global dan Antam Berkilau

Melalui hal itu, Bappenas akan mendorong perekonomian Indonesia untuk bergeser dari yang sebelumnya kegiatan ekonomi mengandalkan sektor ekstraktif atau melalui sumber daya alam, menjadi kepada kegiatan ekonomi yang mampu menciptakan nilai tambah dan berbasis pada ilmu dan pengetahuan.

“Hal ini tentunya selaras dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020 dan 2024 yang mengamanatkan bahwa Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi,” ujarnya.

Amalia menjelaskan, Bappenas telah menyusun langkah-langkah strategis dalam rangka melakukan redesain dari transformasi ekonomi Indonesia pasca COVID-19. Di mana terdapat enam strategi yang diharapkan mampu mendobrak untuk Indonesia menuju maju.

Adapun keenam strategi itu diantaranya, memastikan sumber daya manusia mampu berdaya saing, kedua meningkatkan produktivitas sektor ekonomi melalui industrialisasi, peningkatan produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan modernisasi pertanian.

Kemudian ketiga, merealisasikan ekonomi hijau melalui ekonomi rendah karbon dan ekonomi sirkular, keempat melakukan transformasi digital melalui pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan digital. 

Kelima, integrasi ekonomi domestik melalui pembangunan infrastruktur konektivitas dan menciptakan domestik value change yang lebih kuat.

Sedangkan keenam, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia baru. Dan juga dalam rangka mendorong keseimbangan ekonomi antar wilayah di Indonesia.

“Untuk menjalankan keenam strategi besar tersebut tentunya perlu ada enabler yang memberikan kekuatan kepada keenam strategi tadi untuk terus menjadi basis transformasi ekonomi Indonesia,” terangnya.

Amalia menjelaskan, untuk enabler yang dimaksudkan adalah penguatan kapasitas fiskal, perbaikan institusi, serta reformasi birokrasi. Hal itu karena ketiga hal itu merupakan pondasi yang harus menjadi landasan bagi jalannya setiap strategi dari transformasi ekonomi Indonesia.