Rupiah Diproyeksi Makin Melemah, Tertekan Sentimen Ini

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Selasa pagi 27 September 2022. Terpantau pukul 09.19 WIB rupiah melemah sebesar 6 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp 15.135 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.129 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp15.119 per dolar AS.

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen cukup mengejutkan bagi pelaku pasar. Kenaikan itu juga diikuti, kenaikan suku bunga deposit facility sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 3,50 persen, dan kenaikan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5,0 persen.

"Keputusan itu cukup mengejutkan, karena mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4 persen. Pun demikian, dengan besaran kenaikan deposit facility dan lending facility yang masing-masing sebesar 25 bps," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa 27 September 2022.

Ibrahim menuturkan, dengan keputusan BI kali ini menegaskan bahwa stance atau view bank sentral ke depan yang lebih ketat (hawkish). Hal itu dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran inflasi yang 2 persen-4 persen pascakenaikan harga BBM. 

"Secara umum latar belakang dan dasar pertimbangan kenaikan BI Rate sebesar 50 bps, yang boleh dikatakan di luar kebiasaan. Karena biasanya kenaikan hanya 25 bps, dapat diterima dan logis, salah satu tujuan utamanya adalah jelas untuk mengendalikan laju inflasi," jelasnya.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain itu juga dari keputusan kenaikan ini menegaskan bahwa BI sejatinya sudah mengambil langkah setapak di depan (forward looking oriented). Untuk melandaikan laju inflasi ke sasaran pada pertengahan 2023 nanti sesuai targetnya.

Maka, kenaikan BI rate sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan asesmen yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik (internal) dan internasional (eksternal).

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.110 - Rp 15.150," ujarnya.