BI: Neraca Pembayaran Surplus Rp225 Triliun

Hartadi Sarwono
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Farida Ahniar

VIVAnews - Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian Indonesia hingga akhir tahun akan terus membaik terlihat dari neraca pembayaran yang terus mengalami surplus. BI memprediksi neraca pembayaran sampai akhir tahun 2011 akan mengalami surplus sebesar US$25 miliar atau Rp225 triliun (kurs Rp9.000 per dollar AS).

BI memprediksi perolehan dari surplus neraca pembayaran sampai akhir tahun 2011 akan meningkat tajam dibandingkan total surplus neraca pembayaran di akhir semester satu 2011 yang sebesar US$7,7 miliar.

"Surplus neraca pembayaran tersebut karena ditopang oleh surplus neraca transaksi berjalan sebesar US$1,3 miliar dan neraca modal finansial sebesar US$24,5 miliar," kata Deputi Gubernur BI, Hartadi A. Sarwono, dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR di Gedung DPR RI, Senin 4 Juli 2011.

Hartadi menjelaskan kenaikan surplus transaksi berjalan didukung oleh peningkatan ekspor yang sejalan dengan meningkatnya ekonomi global. Kinerja ekspor pada tahun 2011 diperkirakan masih akan lebih besar daripada impor. Walaupun diakui kenaikan impor terus terjadi seiring dengan permintaan pasar domestik.

Sementara pada transaksi neraca modal, BI menilai surplus terjadi karena masih besarnya aliran modal asing baik dari dalam bentuk investasi portfolio maupun investasi asing langsung.

Berkaca pada hal tersebut, BI memprediksi surplus neraca pembayaran ini akan mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah di tahun 2011. "Dengan prospek neraca pembayaran tersebut di tahun 2011 ini, kami memperkirakan nilai tukar akan bergerak stabil, dengan kecenderungan menguat dibandingkan dengan tahun 2010," terangnya.

Sampai dengan akhir Juni, lanjutnya, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level Rp8.740 atau menguat sekitar 3,8 persen dibandingkan rata-rata pada tahun lalu.

Dengan pertimbangan ini, bank sentral berpandangan rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2011, akan berada disekitar Rp8.650 atau menguat lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN 2011 sebesar Rp9.250. (ren)