Dunia Krisis, Pengusaha Yakin RI Tumbuh

Ilustrasi industri logistik
Sumber :
  • eolaspecialtyfoods.com

VIVAnews - Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), Bobby Gafur Umar, optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai lebih dari tujuh persen atau lebih tinggi di atas target pertumbuhan pemerintah yang hanya 6,5 persen pada 2012.

"Tahun depan di atas tujuh persen, karena jika melihat akhir tahun ini, tingkat investasi Eropa ke Indonesia bagus sekali," kata Bobby ketika ditemui di sela CEO Forum di Hotel JW Marriott, kawasan Megakuningan, Jakarta, Selasa, 6 Desember 2011.

Bobby menjelaskan, saat ini perekonomian negara-negara di Eropa memang tengah didera badai krisis. Namun, kalangan pengusaha meyakini krisis Eropa itu tidak berpengaruh banyak ke Indonesia. "Ekspor kita turun, tapi kecil dan jangka pendek saja, karena ketergantungan kita juga kecil," ungkapnya.

Ekspor Indonesia, Bobby melanjutkan, sebagian besar adalah sumber daya alam seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dengan tujuan pasar terbesarnya adalah China. Pasar ekspor komoditas Indonesia lainnya adalah sejumlah negara yang memiliki tingkat ketergantungan kecil terhadap Eropa dan Amerika Serikat.

Faktor pendukung lain dari pertumbuhan ekonomi 2012 adalah pembangunan infrastruktur yang dinilai sudah mulai berjalan. Sejumlah perkembangan setidaknya terlihat oleh kalangan pengusaha seperti pembahasan mengenai undang-undang pembebasan lahan.

"Undang-undang pembebasan lahan yang sekarang sedang dibahas di DPR bisa selesai dan segera bisa mendorong proyek-proyek infrastruktur," kata dia.

Kunci berikutnya, ungkap Bobby, adalah upaya pemerintah pusat dan daerah dalam menaikkan belanja modal pada 2012. Langkah itu diharapkan bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.

"Dengan PDB (produk domestik bruto) lebih dari US$3.000, tahun depan diharapkan bisa mencapai US$3.200," tuturnya.

Dirinya optimistis, jumlah penduduk dan kelas menengah yang terus meningkat, juga bisa menjadi faktor yang dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi. Hal itu tak terlepas dari konsumsi domestik yang telah menjadi semakin kuat.

"Ekonomi tahun depan bisa bagus, kurs Rp9.000 akan stabil, suku bunga masih rendah, inflasi lima persen," kata dia. (art)