Bursa Wall Street Terpeleset Sentimen The Fed

Bursa saham di Wall Street, New York.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Bursa saham AS mengalami kemerosotan pada penutupan perdagangan Kamis dini hari, 29 Januari 2015. Ini akibat dari sektor energi yang melanjutkan pelemahan setelah harga minyak mentah AS berada di level terendah sejak Maret 2009.

Selain itu, Bank Sentral AS (The Fed) menyatakan tetap bersabar dalam menaikkan suku bunga, dan meningkatkan outlook ekonomi serta pasar tenaga kerja AS. Meski mengantisipasi berlanjutnya penurunan inflasi dalam jangka pendek, namun The Fed masih membuka peluang kenaikan suku bunga lebih cepat jika data-data ekonomi AS, khususnya pasar tenaga kerja dan inflasi menunjukkan peningkatan di atas estimasi bank sentral AS tersebut.

Seperti diberitakan kantor berita Reuters, meski sempat menguat 97 poin dan melemah 198 poin, namun indeks Dow Jones akhirnya ditutup turun sebesar 195,84 poin atau 1,1 persen menjadi 17.191,37. Kemudian, indeks S&P 500 melemah 27,39 poin atau 1,4 persen menjadi 2.002,16 dan Nasdaq merosot 43,50 poin atau 0,9 persen menjadi 4.637,99.

Sementara untuk minyak melemah setelah EIA (Energy Information Administration) melaporkan bahwa persediaan minyak naik 8,87 juta barel menjadi 406,7 juta barel. Itu merupakan level tertinggi sejak EIA mulai mengumpulkan data pada bulan Agustus 1982.

Sektor energi yang terdiri dari berbagai perusahaan mencatat penurunan 3,9 persen. Apple Inc dan Boeing Co masing-masing menguat 5,7 persen dan 5,4 persen setelah melaporkan laba lebih baik dari estimasi. (one)

Baca juga: