Panasonic Dikalahkan Produk China KW4

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id - Melemahnya perekonomian mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Hal tersebut disinyalir juga menimpa produk elektronik Panasonic yang dikabarkan menutup dua pabriknya yang berada di kawasan Bekasi dan Pasuruan, Jawa Timur.

Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel, Rachmat Gobel mengatakan, akibat dari turunnya daya beli yang mempengaruhi produksi, pihaknya terpaksa menggabungkan (merger) dua unit bisnis produk lampu untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memperkuat daya saing. 

Gobel mengatakan, disamping imbas dari gejolak perekonomian global yang mempengaruhi bisnis perusahaan, saat ini banyak perusahaan yang kesulitan dalam menjalankan bisnisnya lantaran membanjirnya produk impor asal Tiongkok yang memiliki kualitas kurang baik namun dibandrol dengan harga murah.

"Bagaimana kita mau bersaing jika banyaknya produk KW 4 asal China yang masuk ke sini," ujarnya di sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu, 6 Februari 2016.

Mantan Menteri Perdagangan ini meminta, pemerintah memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri dengan sebuah kebijakan yang sifatnya protected. Gobel pun mengakui produk perusahaannya sangat sulit untuk bisa bersaing dengar produk-produk impor asal Tiongkok tersebut.

"Makanya pentingnya standar nasional bagi industri kita ini yang nantinya bakal melindungi industri kita dari barang-barang impor yang murah namun tak berkualitas," ujarnya menambahkan.

Gobel, sebelumnya mengungkapkan pihaknya merestrukturisasi tiga pabrik lampu di Pasuruan (Jawa Timur), Cikarang dan Cileungsi (Jawa Barat), dengan menutup pabrik di Cikarang. Alasannya, produksi lampu hemat energi (CFL) yang diproduksi di salah satu pabrik, terkendala permintaan pasar dunia yang mulai turun. Produksi pun akan difokuskan untuk menghasilkan lampu Light Emitting Diode (LED) yang lebih diminati.

(mus)