Trump Batalkan Kandidat Dubes AS untuk Australia

Malcolm Turnbull dan Laksamana Harry Harris
Sumber :
  • abc

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membatalkan pencalonan Laksamana Harry Harris sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Australia yang baru, sebaliknya Donald Trump malah menempatkannya sebagai Duta Besar AS untuk Korea Selatan.

Langkah mengejutkan ini datang ketika Presiden Donald Trump berusaha memperkuat timnya di semenanjung Korea, menjelang pertemuan bersejarah yang diusulkannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akhir tahun ini.

Sejumlah media AS melaporkan keputusan ini dipicu oleh masuknya Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Pemungutan suara bagi Mike Pompeo sebagai diplomat top Amerika bisa terjadi awal pekan ini.
Laksamana Harry Harris dijadwalkan akan hadir pada sidang pengesahan penempatannya di Canberra Rabu (25/4/2018) pagi di hadapan senat AS, tetapi seorang juru bicara Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS mengatakan, sidang tersebut ditunda hingga Mei mendatang "atas permintaan pemerintah".

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan, pejabat Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan mengatakan kepadanya Selasa (24/4/2018) kemarin bahwa Laksamana Harris ditugaskan ke pos diplomatik lainnya.

"Sementara kami akan menyambut Laksamana Harris di sini sebagai duta besar untuk Australia, kami memahami bahwa ada tantangan signifikan bagi Amerika Serikat di Semenanjung Korea," kata Julie Bishop.

Dia mengatakan pembatalan mendadak posisi duta besar suatu negara seperti ini memang tidak biasa dan itu sudah pernah terjadi sebelumnya, tetapi ia mengatakan Pemerintah Australia berharap posisi duta besar AS baru dapat dinominasikan sesegera mungkin.

"Kami tentu saja memiliki hubungan yang sangat kuat dan mendalam dengan Amerika Serikat dan saya yakin mereka akan memilih duta yang sangat tepat untuk menggantikan tempatnya pada waktunya."

Dia mengatakan, Menlu AS telah meyakinkannya bahwa mengumumkan duta besar baru untuk Australia akan menjadi prioritas.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan hubungan negara itu dengan Australia "kukuh" dan hubungan komunikasi itu "juga tetap baik sebagaimana mestinya.”

Pejabat itu memberikan jaminan bahwa misi diplomatik AS di Australia tetap berjalan baik meski penunjukan posisi duta besar baru tertunda.

Photo: Admiral Harris (kiri) memiliki pengalaman dan minat yang luas dalam hubungan AS-Australia.
(AAP: Disediakan)

Posisi kosong lebih dari satu tahun

Posisi duta besar AS di telah secara resmi kosong selama lebih dari 18 bulan.

Mantan duta besar Australia untuk AS Kim Beazley menggambarkannya sebagai kondisi yang "tidak ideal" ketika 12 bulan pertama berlalu tanpa seorang duta besar AS di Canberra.

Pada saat itu, Kim Beazley mengatakan secara teknis memang tidak ada masalah ketika posisi seorang duta besar masih kosong lantaran ada staf kedutaan yang bertugas.

Namun dia mencatat bahwa kondisi itu bermakna Australia tidak memiliki kehadiran Amerika yang penting yang akan dibawa oleh seorang duta besar.

Menanggapi berita hari ini, Kim Beazley mengatakan Australia tidak punya pilihan selain untuk "menerimanya" mengingat situasi yang muncul di Semenanjung Korea.

"AS ingin seorang duta alternatif segera tiba disana, tetapi akan sulit untuk mencari pengganti Laksamana," katanya

Namun ia mengesampingkan pendapat yang mengatakan bahwa langkah itu adalah penghinaan terhadap Australia, sebaliknya ia malah menyalahkan Pemerintahan Donald Trump yang "tidak kompeten" dan "bodoh" dalam menangani kandidat awal untuk posisi duta besar AS untuk Korea Selatan, Victor Cha.

"Dia jenius - tidak ada orang di luar Korea yang tahu lebih banyak tentang Korea daripada dia," kata Kim Beazley.

"Sekarang, dia pasti akan berguna."

Juru bicara pertahanan Partai Buruh Australia, Richard Marles mengatakan semakin cepat Pemerintahan Donald Trump menunjuk seorang duta besar, semakin baik.

Namun dia enggan mengatakan bahwa Australia sedang dilecehkan oleh Amerika Serikat, dan menunjuk pejabat saat ini melakukan "pekerjaan luar biasa" dengan masih tetap bertahan.

Australia korban keputusan "berantakan" Trump

"Tentu, belum ada duta besar resmi - tapi saya ragu untuk mengatakan kalau posisi itu kosong," kata Richard Marles kepada Sky News.

"Kami teman dekat, saya kira tidak ada pihak yang tersinggung.”

Andrew Shearer, mantan penasehat keamanan nasional untuk John Howard dan Tony Abbott, mengatakan kepada ABC bahwa "sulit untuk menepis sedikit kesan kalau Australia dalam kasus ini diperlakukan sebagai sekutu kelas dua".

"Saya pikir itu patut disesalkan," katanya.

"Jika boleh dikatakan, Australia benar-benar macam korban tidak dikehendaki dari praktik penugasan staf yang berantakan dari Pemerintahan Donald Trump."

Andrew Shearer, yang sekarang menjadi penasihat senior Keamanan Asia Pasifik di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, yakin tidak akan ada konsekuensi dari keputusan itu.

"Saya kira tidak ada hal yang buruk dalam hal ini. Saya pikir itu lebih khas dari pengambilan keputusan sesaat dari pemerintahan Trump," katanya.

"Saya pikir kenyataannya adalah aliansi antara Australia dan AS ini sangat dalam dan luas, banyak dari pebisnis atau kerjasama intel atau hubungan pertahanan atau perdagangan dan investasi terus berjalan tanpa gangguan."

Photo: Sumber di internal Gedung Putih mengatakan keputusan ini lebih disebabkan oleh masa mnnalah seorang dalam mengatakan langkah itu mengatakan lebih banyak tentang Gedung Putih Donald Trump daripada hubungan AS-Australia.
(Facebook: Malcolm Turnbull)

Mantan wakil perdana menteri Tim Fischer lebih garang menanggapi langkah Pemerintah AS ini.

"Satu tahun adalah kecelakaan untuk tidak memiliki duta besar AS, ini mencerminkan prioritas yang rendah atas persekutuan antara aliansi Australia-AS. Hampir dua tahun akan benar-benar sebuah penghinaan, dan dengan dampak," kata Fischer.

"Sampai ketemu di Canberra, Harry!"

Dikenal karena pandangannya yang mendukung penggunaan kekuatan militer terhadap China, Laksamana Harry Harris telah menjadi komandan Komando Pasifik yang berbasis di Hawaii selama tiga tahun terakhir.

Dia akan pensiun akhir tahun ini sebelum menerima misi untuk menjadi duta besar AS untuk Australia.

Laksanama Harry Harris memiliki pengalaman dan minat yang luas dalam hubungan AS-Australia.

Pemerintahan Donald Trump secara resmi menominasikan Laksamana Harris untuk menjadi duta besar Australia pada bulan Februari.

"Kami tidak sabat untuk mengirim duta besar kami yang baru yang telah dinominasikan, Laksamana Harry Harris, ke [Australia] dalam waktu dekat," kata Donald Trump dalam konferensi pers dengan Malcolm Turnbull awal tahun ini.

"Dia pria yang luar biasa. Anda akan tahu sendiri bahwa dia adalah pria hebat."

Saat pengumuman ini pertama kali dibuat, Malcolm Turnbull dengan antusias men-tweet: "Sampai ketemu di Canberra, Harry!"

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.