Singapura Jadi Tempat Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un

Pertemuan dengan Kim Jong-un (kiri) akan berlangsung di Singapura, kata Donald Trump (kanan). - AFP
Sumber :
  • bbc

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, di Singapura pada 12 Juni mendatang.

"Kami berdua akan berupaya untuk membuatnya menjadi momen khusus bagi Perdamaian Dunia," tuturnya lewat pesan Twitter.

Bulan Maret, Presiden Trump mengejutkan dunia dengan menerima undangan untuk bertemu dengan Kim.

Sebelumnya kedua pemimpin itu terlibat dalam serangan kata-kata namun terobosan dalam hubungan keduanya dicapai setelah pertemuan puncak pemimpin Korea Utara dan Selatan.

Pengumuman tentang tempat dan tanggal pertemuan dengan Kim itu disampaikan Trump setelah pembebasan tiga tahanan warga Amerika Serikat oleh Korea Utara.

Juga bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Pyongyang untuk membahas rincian pertemuan antara Trump dan Kim.


Kim Jong-un (kiri) -yang merupakan pemimpin Korut pertama yang menginjakkan kaki di Korsel sejak tahun 1953- disambut Presiden Korsel, Moon Jae-in. - AFP

Hingga saat ini belum pernah ada presiden Amerika Serikat yang pernah bertemu dengan pemimpin Korea Utara.

Gedung Putih mengatakan, pembebasan tahanan warga AS oleh Korut itu sebagai `isyarat bagus` dari niat baik menjelang pertemuan puncak kedua pemimpin, yang menurut Trump akan menjadi `keberhasilan besar`.

"Saya kira kami memiliki peluang yang amat baik untuk melakukan sesuatu yang amat berarti," tutur Trump sebelum pengumuman terbaru ini.

Pertanyaan utama dalam pertemuan Kim dan Trump

Isu utama yang diharapkan menjadi pembahasan dalam pertemuan puncak AS-Korut adalah progam nuklir Korut, yang sempat membuat Trump dan Kim melontarkan perang kata-kata tahun lalu.

Rezim Pyongyang sudah melakukan uji coba nuklir sebanyak enam kali sejak tahun 2006 dengan alasan membutuhkan persenjataan untuk keamanannya walau dikecam oleh dunia internasional


Korea Utara melakukan serangkaian uji coba rudal sebelum pertemuan puncak Korea. - KCNA/Reuters

Washington ingin Pyongyang menghentikan program senjatanya secara utuh dan tidak bisa dikembangkan lagi.

Menjelang pertemuan dengan Trump, sudah ada janji dari Kim untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal balistik maupun penutupan situs uji coba nuklirnya.

Namun para pengamat berpendapat tidak akan mudah bagi Kim Jong-un untuk mengabaikan program senjata nuklirnya yang sudah diupayakan dengan berat dan `denuklirisasi` merupakan sesuatu yang baru bagi kedua belah pihak.

Masih belum ada komentar dari Pyongyang tentang yang akan mereka tawarkan dalam pertemuan puncak AS-Korut namun tampaknya bagi mereka isu utama adalah 30.000 personel tentara AS di Korea Selatan dan pencabutan sanksi yang selama ini mencekik perekonomian.

Dalam pertemuan puncak Korea, April lalu, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, bertekad untuk membersihkan Semenanjung Korea dari senjata nuklir walau tanpa rincian tentang bagaimana mencapainya sementara tekad sebelumnya yang tidak terwujudkan.

Bagaimanapun kedatangan pemimpin Korea Utara ke wilayah Korea Selatan yang pertama kalinya sejak Perang Korea berakhir tahun 1953, tetap menjadi terobosan bersejarah bagi kedua negara.

Kenapa Singapura ?

Singapura, negara pulau kecil yang sejahtera, sudah beberapa kali digunakan menjadi tempat pertemuan diplomatik penting.

Tahun 2015, para pemimpin Cina dan Taiwan -yang tetap dianggap Cina sebagai provinsinya yang membangkang- menggelar pertemuan bersejarah di negara kota ini untuk pertama kalinya dalam waktu 60 tahun lebih.


Singapura memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara walau membekukan hubungan perdagangan sejalan dengan peningkatan sanksi internasional atas Korut. 

Para pejabat Amerika Serikat melihat Singapura sebagai pilihan yang netral dan bagus bagi pertemuan Trump-Kim.

Selain itu Amerika Serikat juga menjalin hubungan baik dengan Singapura, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara walau membekukan hubungan perdagangan dengan negara itu pada November lalu sejalan dengan peningkatan sanksi internasional atas Pyongyang.

Beberapa lokasi yang sebelumnya sempat dipertimbangkan sebagai tempat pertemuan Trump dan Kim antara lain Mongolia dan zona demiliterisasi di perbatasan Korea Selatan dan Utara.