Berapa Biaya Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un

Kim Jong Un dan Donald Trump berjabat tangan selama beberapa detik untuk memulai pertemuan yang dianggap bersejarah itu. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Pertemuan bilateral yang paling dinantikan abad ini, antara Amerika Serikat dan Korea Utara, sudah bergulir. Singapura menjadi tuan rumah.

Sebagian besar media massa dunia mengirim jurnalis untuk meliput hajatan ini, hotel-hotel penuh, keamanan dalam status waspada, dan pimpinan kedua negara membawa delegasi besar.

Lantas, apa dampak pertemuan tersebut? Dan berapa biayanya?

Matahari, pasir, dan laut--alasan utama turis mengunjungi kawasan penuh resor di Pulau Sentosa.

Wilayah kecil yang dipisahkan lautan dari pulau utama itu, sesuai namanya, dikenal sebagai pulau kedamaian dan ketentraman.

Namun, Selasa (12/06), Sentosa menjadi lokasi ajang yang kerap digadang-gadang sebagai pertunjukan terakbar di dunia, melibatkan dua pemimpin negara yang kerap dianggap paling temperamental di dunia, Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin besar Korut, Kim Jong Un.

Meski mereka belum tentu menandai pertemuan itu dengan kesepakatan yang berarti, yang jelas ajang itu bakal menelan biaya tak sedikit.

Apakah kerugian Singapura? Merujuk keterangan pemerintah Negara Singa itu, mereka harus mengeluarkan uang sebesar US$20 juta atau sekitar Rp278 miliar. Anggaran itu mencakup ongkos keamanan dan membiayai seluruh keperluan delegasi Korut.

Pemerintah Singapura mengatakan kepada BBC, mereka akan menanggung seluruh biaya akomodasi delegasi Korut, termasuk penginapan Kim Jong Un di Hotel St Regis.

Penginapan

Mari kita mulai dengan melihat sejumlah penginapan yang disewa untuk para peserta pertemuan Trump dan Kim.

Resor Capella yang berbintang lima adalah lokasi ajang bilateral itu. Di sna terdapat lebih dari 100 kamar. Seluruh hotel disewa untuk pertemuan akbar itu.

Dan tentu saja, biaya sewa itu tidak murah. Kamar paling murah di resor itu mengharuskan anda menguras kocek setidaknya S$700 (Rp6,5 juta.)

Itu hanya lokasi pertemuan. Ratusan kamar di hotel-hotel lain juga telah disewa untuk ajang ini.


Pertemuan Trump dan Kim Jong-Un digelar di Hotel Capella. - Getty Images

Hotel Shangri La yang ikonik merupakan tempat menginap Trump dan delegasi AS. Tak jauh dari situ, hotel St Regis yang tak kalah mewah menjadi penginapan Kim Jong Un dan rombongannya.

Harga sewa satu malam di St Regis setidaknya S$500 (Rp4,9 juta). Bayangkan berapa total biaya penginapan mereka.

Jika delegasi China dan Korea Selatan juga datang ke pertemuan itu, mereka dikabarkan akan menginap di Hotel Fullerton. Tentu mereka akan membawa kontingen besar, yang artinya banyak kamar akan disewa.

Kegilaan media

Setidaknya 2.500 wartawan dari seluruh dunia datang ke pulau kecil Singapura itu untuk meliput pertemuan Trump-Kim. Singapura membangun pusat media di lokasi yang biasanya menjadi ajang tahunan balap mobil Formula 1.


Penyiar televisi melaporkan pertemuan Trump dan Kim dari luar Hotel Capella. - Getty Images

Singapura mendirikan panggung, memasang 2.000 meja kerja, dan menghadirkan sejumlah truk satelit serta jaringan kabel untuk hajatan ini.

Jaringan televisi asing juga berdatangan ke Singapura, termasuk yang berbasis di AS. Mereka menerbangkan wartawan, pemandu berita, teknisi, dan peralatan dalam jumlah besar.

"Kami akan melaporkan ajang ini untuk seluruh platform kami. Kami akan sangat sibuk," ujar Susan Harmon, produser senior jaringan CBS.

Keamanan

Sebagian besar ongkos pertemuan Trump-Kim dihabiskan untuk membiayai ongkos keamanan area wisata--tantangan logistik yang tidak main-main.

"Pemerintah mengeluarkan anggaran untuk keamanan dan yang dijalankan adalah keamanan tingkat tinggi," kata Song Seng Wun, pakar ekonomi dari CIMB Private Banking.

"Kita berbicara tentang pesawat-pesawat yang terbang di langit, orang-orang di jalanan, di laut, dan di daerah manapun, jadi penerapan keamanan ini 24 jam selama 7 hari."


Pemerintah Singapura memperketat keamanan di sejumlah tempat wisata jelang dan saat Trump-Kim bertemu di Sentosa. - Getty Images

Harga untuk perdamaian

Bagi komunitas Korea Selatan di Singapura, seluruh anggaran yang keluar itu tidak akan sia-sia.

Daniel Kim telah menetap di Singapura selama satu dekade terakhir. Saya bertemu dengannya suatu petang ketika dia dan rekan-rekannya memasang poster dan spanduk untuk pertemuan tingkat tinggi itu.

"Wow, saya sangat gembira. Kami berharap semuanya berjalan lancar," ujarnya kepada saya.

"Tapi tak ada satu orang pun yang tahu apa yang akan terjadi pekan depan. Kami mengharapkan yang terbaik, tapi kami tak tahu."

Ada kegelisahan yang tampak dalam pertemuan Trump dan Kim--perasaan tentang pertemuan yang barangkali tidak akan berjalan sesuai rencana.

Inilah alasan bagi banyak orang di Singapura, ongkos menjamu pertemuan akbar itu mungkin akan pantas dikeluarkan.