Kantor Polisi Pertama yang Seluruhnya Dikelola Kaum Aborijin

Petugas Kepolisian Warakurna, Wendy Kelly dan Revis Ryder, berharap bisa menginspirasi generasi muda aborijin.
Sumber :
  • abc

Inilah kantor polisi pertama yang sepenuhnya dijalankan penduduk asli di Australia. Ikatan budaya menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari komunitas aborijin.

Kantor Polisi Warakurna, terletak di pedalaman Australia Barat, tak jauh dari perbatasan Northern Territory. Ada dua petugas kepolisian yang ditugaskan di sana.

Sejak mulai bertugas pada akhir 2017, Revis Ryder dan Wendy Kelly, tampaknya berhasil mendapatkan rasa hormat dari warga setempat.

Tokoh masyarakat Daisy Ward mengakui warga di sana belum terbiasa dengan polisi berlatar-belakang yang sama. Tadinya, warga bahkan takut dengan kehadiran mereka.

"Ketika polisi pribumi pertama datang, anak-anak belum tahun. Saya sampaikan mereka ini sama seperti kita," kata Ward kepada ABC.

Wendy Kelly dan Revis Ryder saat mengunjungi murid-murid sekolah.

ABC Goldfields: Tom Joyner

"Masyarakat sangat senang karena mereka tahu bagaimana dua polisi pribumi bekerja. Dan bagaimana mereka menjalin hubungan yang baik," lanjutnya.

"Mereka ramah. Masyarakat tahu mereka pribumi. Mereka tahu mereka tidak perlu takut untuk berbicara," kata Ward.

Revis Ryder berharap bisa menjadi teladan bagi generasi muda aborijin.

Menurut dia, tingkat kriminalitas di kalangan anak muda pun menururn secara dramatis sejak tahun lalu.

Saat datang ke sekolah setempat, kedua polisi ini berharap agar murid-murid di situ juga bercita-cita menjadi polisi.

Wendy Kelly dan Revis Ryder bersama seorang warga setempat Daisy Ward.

ABC Goldfields: Tom Joyner

"Saya harap anak-anak di Warakurna ingin menjadi polisi," katanya.

Dengan petugas polisi dari kalangan aborijin, katanya, tingkagt kejahatan pun semakin menurun.

"Sangat berarti karen sejak saya bertugas di sini, kejahatan turun secara dramatis," katanya.

Tidak lagi takut polisi

Kematian dalam tahanan polisi, perlakuan buruk polisi karena faktor rasial, serta tingginya jumlah warga aborijin yang ditahan, semuanya berkontribusi pada ketidakpercayaan penduduk asli kepada penegak hukum di Australia.

Namun di Warakurna, warga justru melambaikan tangan saat polisi lewat. Anak-anak menyapa kedua polisi ini dengan senyum ketika mereka mampir ke sekolah.

Meskipun banyak polisi aborijin di seluruh Australia - termasuk yang berperan sebagai petugas penghubung - Kepolisian Warakurna merupakan yang pertama dimana semua petugasnya adalah aborijin.

Menurut Ward, warga setempat sudah mulai melihat petugas polisi secara berbeda.

"Sebelumnya, mereka takut pada polisi. Sekarang mereka melihat polisi hadir untuk membantu. Mereka tidak lagi takut bicara," kata Ward.

"Masyarakat merasa bangga ada polisi pribumi yang sama seperti kami," tambahnya.

Sersan Revis Ryder, yang sebelumnya bermain bola khas Australia footy kini juga menjadi pelatih lokal.

Pada Sabtu sore, dia selalu sibuk melatih anak muda setempat bermain footy.

"Bagus bila Revis ada di sana. Kami mendengarkannya karena dia pribumi," kata pemain footy lokal, Isiah Cooke (17 tahun).

"Dia bisa memahami kami ketika berbicara dengannya. Dia juga pelatih yang baik," ujarnya.

Unta-unta liar di sekitar kantor polisi Warakurna.

ABC Goldfields: Tom Joyner

Warakurna, yang namanya menjadi judul lagu terkenal dari band Midnight Oil, terletak di kaki kawasan Rawlinson yang luas.

Sersan Ryder dan Sersan Kelly bekerja di gedung kantor multifungsi yang juga menjadi kantor polisi Northern Territory serta kantor pemerintah Australia Barat.

Di salah satu sudutnya ada bekas gedung pengadilan yang kini berubah menjadi pusat kebugaran.

Sersan Kelly berharap lebih banyak lagi kantor polisi mengikuti model yang digunakan di Warakurna.

"Saya bekerja dengan pemuda yang berasal dari komunitasnya sendiri ketika masuk polisi dan terbukti berhasil," katanya.

"Kita membutuhkan lebih banyak lagi. Banyak hal negatif tentang polisi. Jadi bagi saya, perlu turun ke masyarakat mempromosikan peran positif petugas polisi," ujarnya.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.