60 Tahun Revolusi Kuba, Castro Kecam Politik 'Konfrontasi' AS

Mantan Presiden Kuba, Raul Castro (kanan).-Ernesto Mastrascusa/Getty Images
Sumber :
  • bbc

Mantan Presiden Kuba, Raul Castro, menuduh Amerika Serikat (AS) kembali menerapkan kebijakan konfrontasi.

Castro, yang masih memimpin Partai Komunis yang berkuasa di Kuba, berpidato pada peringatan 60 tahun revolusi Kuba yang dipimpin oleh saudaranya, Fidel.

Dia mendesak rakyat Kuba untuk mempersiapkan segala skenario untuk mempertahankan kemerdekaan mereka dan mengatakan revolusi "belum usai".

Castro bersaudara, diawali Fidel dan dilanjutkan Raul, memerintah negara itu antara tahun 1959 dan 2018.

Raul Castro menyerahkan posisi Presiden Kuba kepada Miguel Diaz-Canel awal tahun lalu.

Hubungan antara Kuba dan AS mencair di bawah pemerintahan Obama, tetapi Presiden Donald Trump menempuh kebijakan yang bertolak belakang dengan Obama.

Pada tahun 2017, Trump menerapkan kembali pembatasan perjalanan dan perdagangan tertentu kepada Kuba yang semula dilonggarkan oleh pemerintahan AS sebelumnya.

"Sekali lagi, pemerintah AS tampaknya berada di posisi untuk berkonfrontasi dengan Kuba dan menganggap pendekatan damai dan inklusif yang kita lakoni sebagai ancaman bagi kawasan itu," kata Castro, yang mengenakan seragam militernya.

Hal itu dia utarakan dalam upacara peringatan 60 tahun revolusi Kuba yang digelar di dekat makam Fidel.

"Sekali lagi, mereka ingin menjadikan Kuba bersalah atas semua kejahatan di kawasan ini," ujarnya.

Castro menuduh kelompok "kanan jauh" di Florida - tempat tinggal bagi kebanyakan pelarian politik warga Kuba - "menyita kebijakan AS terhadap Kuba".

"Saya tegaskan kesediaan kami untuk hidup berdampingan dengan cara yang beradab, terlepas dari perbedaan kami, dalam hubungan yang damai, hormat dan saling menguntungkan dengan AS," tandasnya.


Raul Castro duduk berdampingan dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel. - Reuters

Castro kemudian berkata bahwa generasi baru Kuba telah "mengambil misi membangun sosialisme", seraya menambahkan bahwa "revolusi belum usai".

Namun demikian, wartawan BBC di Amerika Tengah, Will Grant, mengatakan bahwa Presiden Kuba yang sekarang, Diaz-Canel, menghadapi pertempuran besar dalam memenuhi tuntutan kaum muda Kuba saat ini.

Referendum tentang rancangan konstitusi baru akan diadakan pada Februari, tetapi banyak yang semakin tidak sabar adanya kebebasan sosial yang lebih besar dan peningkatan peluang ekonomi, kata wartawan BBC.

Pendukung pemerintah bersikeras konstitusi baru akan mencerminkan perubahan Kuba, tetapi kalangan pengkritiknya mengatakan konstitusi hanya akan memusatkan kekuasaan berada di tangan Partai Komunis.