Teror Christchurch, Selandia Baru Larang Senjata Api Semi-otomatis

Perdana Menteri Jacinda Ardern memeluk seorang jemaah masjid di Masjid Kilbirnie (17/3) di Wellington, Selandia Baru. - Hagen Hopkins/Getty Images
Sumber :
  • bbc

Parlemen Selandia Baru telah meloloskan sebuah draft undang-undang yang melarang semua jenis senjata api semi-otomatis dan senapan serbu menyusul penyerangan terhadap dua masjid di Christchurch.

Dari 120 anggota parlemen, hanya satu orang yang menolak draf UU reformasi senjata api itu.

Draf tersebut diperkirakan bakal resmi menjadi undang-undang dalam beberapa hari mendatang setelah mendapat persetujuan dari gubernur jenderal.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan rencana perubahan undang-undang menyusul serangan terhadap dua masjid di Christchurch yang menewaskan 50 orang.

Warga Australia, Brenton Tarrant, yang menyatakan dirinya pejunjung supremasi kulit putih, menghadapi 50 dakwaan pembunuhan dan 39 dakwaan percobaan pembunuhan.

Apa yang berubah dan kapan perubahan terjadi?

"Enam hari setelah serangan ini, kami mengumumkan larangan terhadap semua senjata semi-otomatis bergaya militer (MSSA) dan senapan serbu di Selandia Baru," kata Ardern dalam jumpa pers, bulan lalu.

"Bagian-bagian terkait yang digunakan untuk mengubah senjata-senjata ini menjadi MSSA juga dilarang, begitu pula dengan magazin berkapasitas tinggi."

Amnesti diterapkan sehingga para pemilik senjata jenis itu dapat menyerahkan senjata mereka kepada pemerintah.

Pemerintah, menurut Ardern, akan membeli senjata-senjata yang sudah beredar. Skema itu diperkirakan akan menghabiskan NZ$200 juta atau Rp1,9 triliun. “Namun itulah harga yang harus kami bayar untuk menjamin keamanan komunitas kami".

Ardern menyebut penyerang dua masjid Christchurch sebagai seorang teroris dan dia tidak akan menyebut namanya.

Terdakwa pelaku penyerangan menyandang beberapa senapan semi-otomatis, termasuk AR-15. Dia diyakini telah memodifikasi senjatanya dengan magazin berkapasitas tinggi sehingga dapat menampung peluru lebih banyak.

Apa yang dimaksud dengan senjata semi-otomatis dan senapan serbu?

Senjata semi-otomatis melontarkan satu peluru setiap kali jari penembak menekan pelatuk tanpa perlu mengisi peluru (kecuali ketika peluru di dalam magazin habis).

Senjata jenis ini berbeda dengan senjata otomatis yang melontarkan peluru secara terus-menerus ketika jari penembak menahan pelatuk.

Senapan serbu dapat berpindah mode, antara semi-otomatis atau otomatis.

Senjata semi-otomatis biasanya berwujud pistol, senapan, dan senapan sembur, termasuk senapan AR-15.

Senapan AR-15 dapat melontarkan 45 hingga 60 peluru per menit.

Sumber: Violence Policy Center dan assaultweapon.info