Kondisi Muslim Rohingya di Pusat Penahanan Jeddah yang Mengenaskan

Kamar-kamar para pengungsi Rohingya di tempat penahanan di Shumaisi, Saudi
Sumber :
  • Aljazeera/ Twitter @nslwin

VIVA – Para pengungsi Rohingya yang ditahan di pusat tahanan Shumaisi di Jeddah, Arab Saudi untuk ketiga kalinya melakukan aksi dalam beberapa bulan terakhir. Mereka yang ikut aksi menolak makan dan memilih lapar agar bisa keluar dari pusat tahanan itu. Buntutnya, hingga tujuh orang Rohingya akhirnya dirawat di rumah sakit setelah melakukan aksi mogok makan sebagaimana dilansir laman Aljazeera.

Diketahui sekitar 650 orang warga Rohingya kini diisolasi di Shumaisi. Mereka hidup dalam tahanan lantaran mengungsi ke Arab Saudi setelah mengalami tekanan dan kekerasan di Myanmar. Arus pengungsi masuk secara bertahap dan mereka ditahan di Jeddah sejak tahun 2012.

Mereka ditahan karena tidak memiliki dokumen lengkap. Padahal dalam status pengungsi akibat ancaman nyawa di negaranya, pengungsi seharusnya diperlakukan sebagai pencari suaka atau pengungsi yang diterima dan diproses secara manusiawi. 

Aktivis HAM Ro Nay San Lwin kemudian mendapat kiriman secara rahasia video para warga Rohingya di pusat penahanan Shumaisi.  Video itu dikirimkan via WhatsAapp dan diunggah Ro Nay San Lwin yang  menyatakan kondisi pengungsi Rohingya di Saudi kian mengenaskan.  

"Mereka tak melakukan kejahatan. Satu-satunya kejahatan mereka karena dianggap tak punya dokumen lengkap dan lalu mereka ditahan," kata Ro Nay San Lwin.

"Polisi imigrasi bahkan kasar kepada mereka dan mengancam jika aksi mogok makan berlanjut maka mereka bahkan tak akan diberikan air minum," kata Lwin saat diwawancarai dari Frankfurt, Jerman.

Disebutkan sejak melakukan aksi mogok makan, pengungsi bahkan tak lagi mendapatkan kasur, selimut, bantal dan baju pemberian. Hal itu disampaikan Ketua LSM Dewan Rohingya Eropa (ERC) Ambia Perveen yang juga menerima kiriman video kondisi warga Rohingya di Jeddah.