Rendahnya Kepercayaan terhadap Imunisasi Wujud Krisis Kesehatan Global

Imunisasi MR.
Sumber :
  • U-Report

Tingkat ketidakpercayaan publik terhadap vaksin menunjukkan telah terjadi kemunduran dalam upaya memerangi penyakit menular mematikan yang sebenarnya bisa dicegah, kata para pakar.

Analisis yang dilakukan Wellcome Trust di antaranya adalah mempelajari jawaban dari lebih 140.000 orang di lebih 140 negara.

Studi ini muncul di tengah pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia WHO bahwa keragu-raguan orang untuk menggunakan vaksin merupakan satu dari 10 ancaman terbesar terkait masalah kesehatan global.

Wellcome Global Monitor melakukan survei di 142 negara. Topik survei termasuk: kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan, ilmuwan dan informasi kesehatan, pemahaman dan ketertarikan pada sains dan kesehatan, serta sikap terhadap vaksin.

Bila Anda tak bisa melihat elemen interaktif Trust, .

Survei global mengungkapkan banyak orang mengatakan kurang yakin atau percaya pada vaksinasi.


- Getty Images

Ketika ditanyakan apakah vaksin aman:

Saat ditanyakan apakah mereka percaya vaksin berguna:

Mengapa penting?

Terdapat bukti ilmiah yang sangat kuat bahwa vaksinasi merupakan pertahanan terbaik kita saat melawan infeksi mematikan atau yang menyebabkan cacat, seperti campak.

Vaksin telah melindungi miliaran orang di dunia.

Mereka sama sekali terhindar dari satu penyakit cacar dan membuat hampir berhasil membasmi yang lainnya, seperti polio.

Tetapi penyakit lain yang sulit diatasi, seperti campak, muncul kembali dan para ahli mengatakan orang-orang menghindar dari vaksin karena dipicu rasa takut dan diskriminasi.

Dr Ann Lindstrand, ahli imunisasi WHO mengatakan keadaan saat ini sangatlah serius.

"Keraguan terhadap vaksin berpotensi, paling tidak di beberapa tempat, untuk benar-benar menghambat terjadinya kemajuan yang berarti di dunia terkait dengan pengendalian penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat vaksin.

"Kemunculan kembali penyakit-penyakit ini adalah langkah mundur yang tidak dapat diterima," katanya.

Campak muncul kembali

Negara-negara yang sebelumnya hampir saja berhasil membasminya, sekarang mengalami kemunculan kembali campak.

Data menunjukkan peningkatan kasus di hampir semua daerah dunia, dengan peningkatan 30% kasus di tahun 2017 dibandingkan 2016.


- BBC

Keputusan untuk tidak melakukan vaksinasi apa pun alasannya berisiko kepada pihak-pihak lain selain juga terhadap orang yang terinfeksi.

Jika cukup orang tervaksinasi, hal ini akan menghentikan penyakit itu menyebar di antara penduduk - para ahli menyebutnya sebagai suatu "kekebalan kelompok".

Imran Khan dari Wellcome Trust mengatakan, "Saat ini kami sangat mengkhawatirkan karena campak, dengan pemaparan kurang dari 95 persen memunculkan penyakit ini dan memang itulah yang kita saksikan."

Di mana tingkat kepercayaan rendah?


- BBC

Sebagian besar orang yang hidup di sejumlah daerah dengan pemasukan lebih tinggi adalah yang paling kurang tidak percaya terhadap keamanan vaksin.

Di Prancis - salah satu negara Eropa yang mengalami munculnya campak, satu dari tiga orang tidak setuju terkait dengan keamanan vaksin.

Ini adalah persentase tertinggi di negara mana pun di dunia.

Penduduk Prancis adalah salah satu yang paling mungkin tidak menyetujui efektivitas vaksin, di tingkat 19%. Mereka juga tidak setuju bahwa vaksin penting bagi anak-anak, pada kisaran 10%.

Pemerintah Prancis sekarang menambahkan delapan vaksinasi wajib dari tiga jenis yang anak-anak di negara itu harus dapatkan.

Di Italia - di mana 76% setuju bahwa vaksin aman - baru-baru ini diloloskan peraturan yang memungkinkan sekolah untuk melarang anak-anak yang tidak divaksinasi untuk masuk sekolah, atau mendenda orang tua mereka setelah terjadi penurunan tingkat imunisasi.

Inggris masih belum bertindak sejauh itu, tetapi Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan dirinya "tidak akan mengesampingkan" ide pengenalan vaksinasi wajib jika diperlukan.

AS juga mengalami kemunculan campak - yang terbesar di negara itu dalam puluhan tahun, di mana lebih dari 980 kasus yang sudah terkonfirmasi di 26 negara bagian di tahun 2019, sampai sejauh ini.

Di Amerika Utara dan Eropa Selatan serta Utara, hanya sekitar 70% orang yang "setuju" bahwa vaksin aman.

Angkanya bahkan sampai serendah 59% di Eropa Barat dan 50% di Eropa Timur.

Di Ukraina, di mana dilaporkan kasus campak tertinggi di Eropa tahun lalu (53.218 kasus) - hanya 50% penduduk yang menyetujui bahwa vaksin efektif.

Angkanya di Belarusia adalah 46%, Moldovia 49 % dan 62% di Rusia.

Cerita keberhasilan

Kebanyakan orang di daerah berpenghasilan lebih rendah sepakat bahwa vaksin aman.

Angka tertinggi terjadi di Asia Selatan dimana 95% orang setuju, kemudian Afrika Bagian Timur, di mana angkanya adalah 92%.

Bangladesh dan Rwanda menyepakati keamanan dan keefektivannya, dan negara-negara itu mencatat tingkat imunisasi sangat tinggi meskipun menghadapi banyak tantangan fisik saat melakukan vaksinasi.

Rwanda adalah negara penghasilan rendah pertama dunia yang menyediakan akses vaksin HPV untuk perempuan muda yang melindungi mereka dari kanker serviks.

Khan mengatakan, "Ini menunjukkan berbagai hal yang dapat diraih lewat usaha bersama dalam menyempurnakan tingkat vaksinasi."

Apa yang membuat orang skeptis?


- Getty Images

Berdasarkan survei diketahui bahwa orang yang lebih mempercayai para ilmuwan, dokter dan perawat cenderung sepakat bahwa vaksin aman.

Sebaliknya, pihak-pihak yang mencari informasi terkait ilmu pengetahuan, obat dan kesehatan akhir-akhir ini sepertinya cenderung tidak setuju.

Laporan Wellcome tidak mengkaji seluruh alasan di balik rendahnya tingkat kepercayaan, tetapi para peneliti mengatakan kemungkinan besar banyak faktor yang mempengaruhi.

Sebagian disebabkan sikap cepat puas. Jika sebuah penyakit kurang umum terjadi maka kebutuhan imunisasi kemungkinan dirasa tidak mendesak, terutama ketika mereka menimbang-nimbang keuntungan dibandingkan risikonya.

Semua obat, termasuk vaksin, dapat memiliki efek samping. Tetapi vaksin telah diuji secara seksama terkait dengan keamanan dan keefektivannya.

Internet membuat keyakinan dan kekhawatiran masyarakat terkait vaksin dapat dengan segera dibagikan, sehingga dapat menyebabkan penyebaran informasi yang belum tentu berdasarkan fakta.

Di Jepang, kekhawatiran terkait vaksin HPV dan laporan kaitannya dengan masalah saraf sangat luas diterbitkan.

Para ahli memandang hal ini telah merusak kepercayaan terhadap imunisasi secara umum.

Hal yang sama terjadi di Prancis, muncul perdebatan terkait vaksin influenza lewatnya adanya tuduhan bahwa pemerintah telah membeli vaksin dalam jumlah besar dan kekhawatiran bahwa vaksin dibuat terlalu cepat dan tidak aman.

Sementara di Inggris terjadi salah informasi terkait suntikan MMR dan autisme.

Dr Lindstrand mengatakan, "Salah satu langkah penting dalam mengatasi keraguan dan kekhawatiran terkait dengan vaksin adalah membuat pekerja kesehatan mendapat pelatihan yang benar-benar baik, mampu dan siap mengusulkan vaksinasi berdasarkan bukti ilmiah, dan dapat merespons dengan tepat terkait dengan sejumlah pertanyaan dan kekhawatiran yang kemungkinan dirasakan para orang tua dan anggota masyarakat."

Laporan in tera ktif diproduksi Becky Dale d an Christine Jeavans; desain oleh Debie Loizou; pengembangan Scott Jarvis d an Katia Artsenkova