Jadi Penumpang Gelap Pesawat: Mengapa Sering Berakhir dengan Kematian?

Pesawat Kenya Airways saat akan terbang ke London.-(GETTY/IMAGES)
Sumber :

Pada Minggu sore (02/07) seorang lelaki terjatuh di halaman belakang rumah milik warga di London. Tubuhnya utuh, padahal ia jatuh dari sebuah pesawat yang melintas.

Sesudah diteliti, tak heran tubuhnya utuh, "Ia berbentuk (seperti) es balok," kata seorang saksi.

Polisi menyimpulkan orang itu adalah penumpang gelap yang jatuh dari Kenya Airways yang terbang dari Nairobi ke Bandara Heathrow, London.

Bepergian ke Eropa dengan cara menjadi penumpang gelap di ruang bagasi pesawat termasuk jarang terjadi.

Seorang jurnalis penerbangan, David Learmount, paham kenapa begitu, "Hampir pasti kami akan mati kalau bepergian dengan cara itu."

Berikut penjelasan Learmount mengapa hal itu terjadi.

Kondisi saat terbang


Wartawan BBC Rob Walker di dalam ruang roda pesawat - dalam keadaan terbang, ruang ini penuh terisi oleh seluruh perangkat roda pendarat. - BBC

Tantangan pertama ketika bersembunyi di bagian roda pesawat adalah menjaga diri agar tidak terhimpit dan hancur oleh roda yang melipat ke bagian sayap sesudah pesawat lepas landas.

Selanjutnya, risiko terpanggang. Saat hari panas, Anda akan berada dekat rem pesawat yang suhunya sangat tinggi.

Kalau masih bisa selamat, Anda akan berhadapan dengan hipotermia dan kekurangan oksigen saat pesawat di angkasa, karena kondisi di ruang bagasi tidak diaklimatisasi seperti di dalam kabin.

Dalam penerbangan jarak jauh, pesawat akan terbang tinggi.

Risiko lanjutan bagi penumpang gelap ini adalah suhu minus 50 hingga minus 60 derajat Celcius.

Selain suhu yang sangat dingin, melaju di ketinggian menyebabkan oksigen tipis dan tekanan udara rendah - yang bikin tak bisa bernapas karena oksigen nyaris tak ada.

Penumpang gelap yang selamat - hampir tidak ada - tetap perlu waspada saat pesawat mendarat.

Saat mendekat bandara, pintu bawah akan terbuka. Si penumpang gelap harus dalam keadaan sadar dan kuat agar tetap bisa berada di tempatnya.

Kebanyakan penumpang gelap jatuh karena ia berada dalam posisi yang sulit. Biasanya kebanyakan sudah mati atau tak sadar, jadi tak bisa berpegangan.

Kemungkinan selamat


Penumpang gelap di ketinggian bisa terpapar suhu minus 50 hingga minus 60 derajat Celcius, serupa dengan suhu tertinggi di kawasan Antartika. - Getty Images

Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) mencatat dari tahun 1947 hingga 2 Juli 2019 terdapat 126 kasus penumpang gelap yang melibatkan 112 penerbangan.

Sebanyak 98 meninggal dalam perjalanan, dan 28 selamat tapi ditangkap saat mendarat. Kematian disebabkan terjatuh saat pesawat lepas landas, mendarat, atau saat transit.

Terkadang karena terhimpit oleh roda pendarat yang dilipat masuk ke dalam tubuh pesawat. Menurut FAA, penumpang gelap yang diketahui berasal dari 40 negara.

Kuba menempati yang terbanyak dengan sembilan orang, disusul China (tujuh orang), Republik Dominika (delapan orang), Afrika Selatan (enam orang) dan Nigeria (enam orang).

Ketika tubuh jatuh dari langit

Penumpang gelap terjatuh dalam perjalanan ke Heathrow bukan pertama kalinya terjadi. Juni 2015, seorang laki-laki ditemukan meninggal di atap blok perkantoran di London.

Dari data penerbangan diketahui ia jatuh dari ketinggian 427 meter, sementara rekannya dalam kondisi kritis. Mereka menumpang pesawat British Airways yang terbang dari Johannesburg, Afrika Selatan.

September 2012, tubuh Jose Matada, warga Mozambik, ditemukan di jalan yang sepi di London. Ia jatuh dari ruang bagasi pesawat yang menuju Heathrow dari Angola.

Di tahun yang sama di Heathrow, tubuh seorang lelaki juga ditemukan di ruang bagasi pesawat dari Cape Town, Afrika Selatan.

Bisakah selamat dari perjalanan seperti ini?


Hampir seluruh tubuh yang jatuh dari pesawat di Inggris berasal dari penerbangan menuju Bandara Heathrow di London. - Getty Images

Ada beberapa kasus, tapi kebayakan mereka cedera parah: hipotermia ekstrem atau amputasi anggota badan akibat radang dingin atau frostbite. Kemungkinan selamat sedikit lebih besar pada penerbangan jarak pendek atau pada pesawat yang terbang rendah.

Tahun 2010 seorang pria Rumania berumur 20 tahun berhasil tiba di Heathrow dari Wina bersembunyi di bagasi jet pribadi . Seorang pria juga selamat dari perjalanan 10 jam pesawat British Airways dari Johannesburg ke Heathrow tahun 2015.

Ia ditemukan tak sadar di ruang bagasi pesawat, bertahan dari suhu beku dalam perjalanan sejauh 12.875 kilometer.

Kasus selamat lainnya

1969 - Armando Socarras Ramirez, 22, penerbangan dari Havana, Kuba ke Madrid, Spanyol. Terkena radang dingin, tapi tak ada cedera serius

1996 - Pardeep Saini, 23, penerbangan sepuluh jam dari Delhi ke London, tetapi saudaraya Vijay mati akibat terjatuh saat pesawat mendekat Heathrow

2000 - Fidel Maruhi, perjalanan 4.000 mil dalam Boeing 747 dari Tahiti ke Los Angeles

2002 - Victor Alvarez Molina, 22, empat jam penerbangan DC-10 dari Kuba ke Montreal, Kanada

2014 - Yahya Abdi, 15, Boeing 767 dari San Jose, Kalifornia, ke Maui, Hawaii

Siapa yang melakukan perjalanan macam ini?


Kebanyakan penumpang gelap bersembunyi di kolong pesawat. - Getty Images

"Selalu ada inspeksi dengan cara melihat bagian bawah pesawat sebelum lepas landas," kata Learmount, "kadang dilakukan oleh teknisi darat atau awak pesawat atau gabungan keduanya."

"Maka jika ada yang bisa masuk, biasanya benar-benar saat-saat terakhir" kata Learmount.

Menurut Learmount kemungkinan orang yang punya akses ke pesawat atau seseorang yang dekat dengan orang yang bisa memberi akses.

Namun menurut Learmount, calon penumpang gelap pasti tahu risiko dari perbuatannya bahwa besar kemungkinan mereka tak akan selamat.