Setelah Kru WNI Positif Corona, ABK Kapal Diamond Princess akan Dites

Kapal Pesiar Diamond Princess bersandar di Pelabuhan Yokohama, di dekat Tokyo, 7 Februari 2020.
Sumber :
  • abc

Setelah Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tiga warga Indonesia yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess positif terpapar virus Corona, tes kesehatan untuk pekerja lainnya akan dilakukan.

Sasa, salah satu kru kapal asal Indonesia mengatakan kepada ABC Indonesia semua kru akan diperiksa kesehatannya mulai hari ini (19/02).

"[Saya] nggak tahu apakah diambil darahnya atau bagaimana, pokoknya kita siap dicek kesehatannya," kata Sasa.

Ia juga menjelaskan ada beberapa skenario yang bisa terjadi setelah hari ini, meski belum tahu apa.

Tapi semua kru, menurut Sasa, sudah diminta berkemas, apalagi kru dari Korea sudah dijemput oleh pemerintahnya.

"Kita sebagai Warga Indonesia, kita nunggu jemputan dari KBRI, soalnya KBRI masih rapat dan masih belum fix bisa jemput kita apa enggak," ujar Sasa kepada Hellena Souisa dari ABC News.

"Kalaupun enggak bisa, mau gimana lagi? Kita harus diperpanjang lagi di sini sampai 14 hari," tambahnya.

"Kita ada rencana extend 14 hari untuk dikarantina, dan kami semua para kru, mau dipindahkan ke kamar penumpang setelah mereka pulang."

"Tapi sebelum kita pindah ke kamar penumpang, katanya Pemerintah Jepang mau membersihkan kamar-kamar itu terlebih dahulu," tuturnya.

Ucapan "Thank You" dari penumpang Makanan yang dihidangkan untuk penumpang di kapal pesiar Diamond Princess.

Supplied: Karen and Jason Honey

Sasa mengatakan sejak status kapal pesiar dinyatakan dikarantina, 4 Februari lalu, ia masih bekerja, lebih dari 10 jam sehari.

Ia menceritakan layanan "Food and Beverages" yang membawahinya terdiri dari mereka yang bekerja di dapur dan yang menyiapkan serta mengantarkan makanan.

"[Kami] lebih sibuk daripada biasanya, karena jadi enggak tentu jam kerjanya, tapi tetap ada istirahatnya," kata Sasa.

Aktivitas yang sama juga dijalani oleh departemen yang lain, seperti bagian "front desk", "engine", dan "deck".

"Kami kerja seperti biasa, cuma bedanya tamu enggak ada yang keluar dari kamar mereka dan kami yang mengantarkan makanan ke kamar mereka," tambahnya.

Meski lelah dan khawatir, Sasa mengaku terhibur karena kerap mendapati ucapan terima kasih dari para tamu yang dilayaninya.

"Mereka menempel [ucapan terima kasih] itu di pintu kamar mereka, jadi kita bisa melihatnya saat mengantarkan makanan," tuturnya.

Sejumlah penumpang Diamond Princess menempel ucapan terima kasih di depan kamar mereka untuk para pekerja.

Twitter, Jepoy Mendoza

Beberapa pilihan "masih dipertimbangkan"

Sejak pertama kali dihubungi ABC Indonesia pekan lalu (13/02), Sasa sudah menyatakan kekhawatirannya.

"Perasaan cemas ada [karena] kami harus bekerja di lingkungan orang-orang yang [kemungkinan] positif terinfeksi Corona," katanya.

Saat itu, Sasa juga mengaku kesehatannya dan kru warga negara Indonesia yang lain belum diperiksa.

Kementerian Kesehatan RI mengaku 78 kru kapal asal Indonesia sudah menyelesaikan masa observasi dan sehat serta hasilnya negatif, sehingga harusnya tak ada lagi perlakuan khusus untuk mereka, Rabu pekan lalu (12/02)

Padahal, pernyataan tersebut disampaikan belum genap 14 hari masa inkubasi yang menjadi acuan waktu karantina virus corona.

Beberapa penumpang terlihat sedang beraktivitas di kabin Diamond Princess. Salah satu opsi bagi WNI awak kapal adalah dipindahkan ke kabin penumpang untuk dikarantina.

Reuters: Kim Kyung-Hoon

Pihak KBRI Tokyo yang dihubungi ABC News juga menyampaikan beberapa pilihan yang masih dipertimbangkan.

"Opsi-opsi sedang dipertimbangkan, namun kami belum dengar apa yang diputuskan," kata Eko Santoso Junor, Pejabat Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo di Jepang.

"Karena evakuasi menyangkut Indonesia, maka silakan tanya ke pusat. Kami bertugas monitor di Jepang," sambungnya.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah menyatakan pilihan yang terbuka bagi pekerja Indonesia di kapal Diamond Princess.

"Opsi evakuasi sejak awal dibuka dan kita terus-menerus koordinasi dengan otoritas di Jepang dengan perusahaan kapal tersebut," ujar Retno di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin (18/2).

Ikuti perkembangan dari keadaan kru kapal pesiar Diamond Princess asal Indonesia di ABC Indonesia.