Virus Corona: Singapura Karantina 20.000 Pekerja Migran

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
Reuters
Dua pekerja migran di pusat bisnis Singapura pada Februari silam

Singapura telah memberitahu 20.000 pekerja migran yang bekerja di sektor konstruksi di negara itu untuk tinggal di asrama selama 14 hari ke depan, seiring lonjakan kasus virus corona di negara itu.

Dua asrama telah diisolasi: satu di antaranya ditinggali oleh 13.000 pekerja dan 63 kasus virus corona dilaporkan di asrama itu.

Sementara yang lain, ditinggali oleh 6.800 pekerja dengan 28 kasus Covid-19 terkonfirmasi di asrama itu.

Asrama tersebut adalah tempat tinggal pekerja migran dari Asia Selatan yang bekerja di bidang konstruksi.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura memastikan tidak ada pekerja asal Indonesia yang terdampak kebijakan ini. Pasalnya, kebanyakan tenaga kerja Indonesia di Singapura bekerja di sektor domestik.

"Pekerja migran Indonesia kebanyakan berada di sektor domestik yang biasa disebut pekerja migran Indonesia. Mereka tidak tinggal di asrama tapi tinggal di rumah majikan, atau WNI yang profesional tinggal dalam pengaturan sendiri/kantor," ujar Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari kepada BBC News Indonesia, Senin (06/04).

"Pekerja migran yang tinggal dalam asrama adalah pekerja konstruksi yang kebanyakan dari Asia Selatan seperti Bangladesh, India dan Asia Selatan lainnya," tambahnya.

Selama masa karantina, para pekerja akan tetap dibayar dan diberi makan tiga kali sehari - tetapi beberapa dari mereka mengeluhkan kondisi yang terlalu padat dan kotor.

Meskipun Singapura dipuji karena respons proaktif terhadap virus corona, jumlah kasus yang ditransmisikan secara lokal meningkat - dan "karantina wilayah" dimulai pada hari Selasa.

Apa yang diumumkan oleh pemerintah?

Dua asrama yang diisolasi adalah Asrama S11 di Punggol dan Asrama Westlite Toh Guan.

Pemerintah mengatakan kasus Covid-19 di asrama terus mengalami peningkatan, dan isolasi akan "menjaga para pekerja agar tetap aman [dan] melindungi komunitas yang lebih luas lagi dari transmisi yang kian luas".

Para pekerja dilarang meninggalkan blok mereka dan diberitahu agar tidak bergabung dengan orang-orang yang tidak tinggal di kamar atau lantai yang sama.

Jumlah pekerja yang tinggal di satu kamar asrama bervariasi, namun pada 2015 ketika BBC mengunjungi salah satu kompleks asrama baru, jumlahnya terdiri dari 12 orang per kamar.

Bagaimana kondisinya di sana?

Para pekerja akan tetap mendapatkan upah dan para bos mereka diwajibkan untuk memberi S$100 atau sekitar Rp1,1 juta per hari untuk memenuhi upah mereka.

Mereka akan mendapatkan makanan tiga kali sehari, ditambah masker, cairan pembersih tangan, dan termometer.

Suhu badan mereka harus dicatat dua kali tiap hari dan akan ada "dukungan medis di tempat".

Akan tetapi, enam pekerja di asrama Punggol berbicara kepada Straits Times bahwa di asrama mereka ada kecoa, toilet mampet dan antrian makanan.

Asrama bagi pekerja migran dikelola oleh swasta namun harus memiliki lisensi jika dihuni oleh lebih dari 1.000 orang.

Setidaknya, ada 40 asrama serupa di Singapura.

Bagaimana kondisi penyebaran virus corona di Singapura?

Singapura melaporkan ada lebih dari 1.300 kasus dan enam kematian akibat Covid-19.

Meski kebanyakan kasus itu berasal dari luar negeri, transmisi lokal terus mengalami peningkatan dan pada Minggu (5/4), 120 kasus baru terkonfirmasi - peningkatan harian tertinggi sejauh ini.

Sejauh ini, sudah ada enam pasien yang meninggal dunia dengan dua di antaranya merupakan warga negara Indonesia.

Pada Jumat (3/4), pemerintah mengumumkan kebijakan "pemutus sirkuit", mirip dengan karantina wilayah yang diterapkan negara-negara lain.

Sekolah dan bisnis yang tidak penting akan ditutup minggu ini, dan orang-orang didorong untuk tinggal di rumah.

Berapa banyak pekerja migran di Singapura?

Sekitar 5,7 juta orang tinggal di negara kota kecil itu, termasuk 1,4 juta pekerja migran (per Juni 2019).

Dari keseluruhan pekerja migran, 284.000 ada di bawah "izin kerja konstruksi".

Pengusaha dapat mengajukan izin konstruksi untuk pekerja dari 12 negara, termasuk India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Thailand.