Catat Kematian Terendah, Inggris Masih Terancam Gelombang Baru Corona

bendera Inggris Raya
Sumber :
  • Pinterest

VIVA – Inggris kembali mengumumkan angka kematian akibat virus Corona COVID-19. Setelah sempat mengumumkan angka kematian tertinggi dibandingkan negara Eropa, Inggris kini mengumumkan jumlah kematian terendah dengan 55 kematian di negara itu.

Bahkan London yang sedang mengalami kerusuhan tidak mencatatkan kematian baru di rumah sakit. Itu merupakan pertama kalinya sejak Maret. Jumlah ini merupakan setengah dari 111 kematian yang tercatat pada Senin kemarin.

Biasanya angka yang dirilis pada hari Minggu dan Senin selalu lebih rendah karena keterlambatan dalam mencatat kematian pada akhir pekan. Statistik Departemen Kesehatan menunjukkan jumlah resmi korban COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium sekarang mencapai 40.597 di semua pengaturan. 

Namun catatan NSH justru berbeda, mereka mencatat 59 kematian di rumah sakit saja dan untuk pertama kalinya tidak ada penambahan di London untuk pertama kali sejak pertengahan Maret. 

NSH juga menunjukkan tidak ada kematian yang tercatat di Skotlandia atau Irlandia Utara. Namun para pejabat kesehatan di kedua negara belum menyampaikan jumlah kematian dalam 48 jam terakhir. 

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan, virus Corona yang menyebabkan COVID-19 itu sudah mulai teratasi di seluruh negeri dan ia juga mengatakan langkah-langkah tegas untuk mengendalikan wabah itu berhasil. 

Tapi Matt Hancock cukup khawatir dengan datangnya gelombang kedua setelah ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di seluruh Inggris pada akhir pekan lalu. 

"Angka hari ini mencatat 55 kematian, jumlah terendah sejak Maret sebelum kuncian dimulai. Mereka juga menunjukkan bahwa tidak ada kematian baru yang dicatat di rumah sakit London, yang merupakan tonggak nyata bagi ibu kota dalam menghadapi puncak terbesar pada tahap awal pandemi, kata Matt Hancock dikutip dari Daily Mail

“Kemarin kami tidak melihat kematian yang tercatat di Skotlandia yang merupakan berita yang sangat positif bagi kita semua. Sedihnya kita berharap lebih banyak kematian di masa depan. Ada 55 kematian masih terlalu banyak dan ratusan orang masih berjuang untuk hidup mereka," sambungnya. 

Baca juga: Dokter Reisa Broto Asmoro Jadi Jubir COVID-19, Apa Saja Kiprahnya