Inggris Hadapi Gelombang Kedua COVID-19 yang Berpotensi Lebih Buruk

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

 

Getty Images

 

Inggris bisa mencatat 120.000 kematian akibat virus corona dalam gelombang kedua COVID-19 pada musim dingin mendatang, sebut sejumlah ilmuwan.

Sebuah tim peneliti yang diminta membuat skenario terburuk paling masuk akal di Inggris, menghitung akan ada 24.500 hingga 251.000 orang meninggal dunia terkait virus corona di rumah sakit saja. Rentetan kematian itu diproyeksikan memuncak pada Januari dan Februari 2021.

Proyeksi itu dibuat dengan asumsi tanpa pemberlakuan karantina wilayah alias lockdown, penanganan, atau vaksin.

"Risiko ini...bisa dikurangi jika kita mengambil tindakan secepatnya," kata para ilmuwan tersebut.

Sejauh ini, ada sebanyak 44.830 orang tercatat meninggal dunia akibat COVID-19 di Inggris. Namun, angka kematian pada Juli melambat hingga mencapai 1.100 orang.

Puncak pertama COVID-19 di Inggris terjadi pada awal April, dan pada awal Mei lalu, jumlah kematian melewati angka di Italia.

 

 

Laporan tersebut, yang diminta kepala penasihat sains Inggris, Sir Patrick Vallance, menekankan adanya derajat ketidakpastian yang tinggi mengenai sifat pandemi virus corona pada musim dingin mendatang.

Riset mengindikasikan virus itu bisa hidup lebih lama dalam kondisi yang lebih dingin dan amat mungkin menyebar ketika khalayak berada di dalam ruangan.

Para pakar risau bahwa Layanan Kesehatan Inggris (NHS) akan berada dalam tekanan ekstrem, tak hanya dari kebangkitan kembali virus corona, tapi juga flu musiman, dan beban kasus-kasus penyakit non-virus corona.

Layanan kesehatan itu sudah mengalami gangguan parah pascagelombang pertama, dengan daftar antrean yang mencapai 10 juta orang sampai akhir tahun, menurut laporan tersebut.

 

BBC

 

Prof Stephen Holgate, dokter spesialis pernapasan dari University Hospital Southampton NHS Trust, selaku pemimpin penulisan laporan itu, menegaskan "Ini bukan prediksi tapi ini adalah sebuah kemungkinan".

"Permodelan ini menunjukkan jumlah kematian bisa lebih tinggi dengan gelombang baru COVID-19 musim dingin ini.

"Namun, risiko terjadinya hal ini bisa dikurangi jika kita segera mengambil tindakan".

Dengan jumlah kasus virus corona yang relatif rendah sekarang, "inilah peluang bagi kami menyiapkan apa pun yang terburuk yang dilemparkan ke kami saat musim dingin," tambahnya.

Tim tersebut juga menyiapkan skenario musim dingin yang kurang pesimistis, dengan angka kematian mencapai ribuan orang.

 

BBC

 

 

BBC

 

Laporan ini dengan jelas menyebut bahwa ada derajat ketidakpastian yang tinggi dalam proyeksi angka kematian.

Ini bukan prediksi tentang apa yang akan terjadi, melainkan apa yang bisa terjadi.

Para peneliti bisa membuat model skenario yang mungkin terjadi. Namun, simulasi dilandaskan pada asumsi-asumsi yang tidak selalu terjadi di kehidupan nyata.

Ubah parameternya sedikit, proyeksinya pun akan sangat berbeda.

Bagaimana pun, pesannya jelas: bersiap untuk yang terburuk dan berharap untuk yang terbaik.

Saat ini angka kematian akibat virus corona dan kasus-kasus COVID-19 di Inggris turun, sehingga negara itu bisa punya kesempatan menyusun langkah menghadapi gelombang kedua.

Menjaga angka penularan serendah mungkin pada saat khalayak Inggris keluar dari karantina wilayah akan sangat penting dalam mengendalikan penyakit COVID-19.

Virus corona belum enyah dan kita belum punya vaksin.

Meski demikian, ada beragam hal yang bisa kita lakukan, termasuk mengisolasi diri dan menjalani tes jika mengalami gejala-gejala.

 

BBC

 

Rekan sesama penyusun laporan tersebut, Prof Dame Anne Johnson, dari Akademi Ilmu Kedokteran, mengatakan, "Dihadapkan pada potensi-potensi tangan ini, dan setelah mengalami tahun yang sulit, akan mudah untuk merasa tanpa harapan dan tiada kekuat

"Namun, laporan ini menunjukkan bahwa kita bisa bertindak sekarang untuk mengubah berbagai hal demi kondisi yang lebih baik."

Laporan itu merekomendasikan:

 

  • meningkatkan kapasitas program tes dan pelacakan, menghadapi berbagai gejala yang tumpang tindih, seperti virus corona, flu musiman, dan penyakit musim dingin lainnya.
  • mengajak semakin banyak orang divaksinasi untuk melawan flu.
  • memastikan rumah sakit dan panti jompo punya APD dalam jumlah yang cukup.
  • menciptakan zona bebas virus corona di rumah sakit dan panti jompo, guna menghentikan penyebaran virus.

 

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan pihaknya sedang membuat perencanaan untuk mengatasi lonjakan permintaan NHS pada musim dingin mendatang.

Ditambahkannya, pemerintah sedang membuat pengadaan vaksin flu dalam "program vaksin flu terbesar dalam sejarah" dan sedang menyusun program vaksinasi virus corona sehingga program bisa dijalankan begitu vaksin penyakit itu ditemukan.

"Kami tetap waspada dan pemerintah akan memastikan sumber daya yang diperlukan tersedia untuk menghindari gelombang kedua yang bakal mebuat NHS kewalahan".