Florida, Episentrum Baru COVID-19 di AS dengan 10.000 Kasus per Hari

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
Getty Images
Pantai di Florida pada tanggal 4 Juli lalu.

Florida dengan cepat menjadi pusat penyebaran COVID-19 di Amerika Serikat dengan peningkatan disebutkan antara lain terkait dengan gaya hidup anak-anak muda.

Kasus di negara bagian ini begitu cepat meningkat. Apa yang menjadi penyebab tingginya kasus di negara bagian ini?

Pekan lalu, angka rata-rata peningkatan per hari mencapai sekitar 10.000 kasus.

Dan pada tanggal 12 Juli, negara bagian ini menembus rekor angka nasional dengan melaporkan kasus 15.300 dalam 24 jam.

Analisis Reuters pada 12 Juli menyebutkan bila Florida adalah negara, angka kasus ini akan menjadi keempat di dunia berdasarkan perhitungan kasus baru dalam periode satu hari.

Pada 13 Juli, 4.200 orang di Florida meninggal karena COVID-19 dan dalam seminggu rata-rata kematian naik menjadi 73 orang setiap hari.

Kenaikan paling tinggi kasus yang masuk rumah sakit terjadi pada 9 Juli dengan lebihi dari 400 pasien perlu dirawat.

Pada hari yang sama, negara bagian itu mencatat jumlah pasien meninggal tertinggi untuk jumlah harian dengan 120 orang, termasuk seorang anak perempuan berusia 11 tahun.

Para kritikus mengatakan jumlah kematian kemungkinan lebih tinggi. Florida belum melaporkan jumlah angka pasien yang masuk rumah sakit, walaupun pemerintah setempat telah menjanjikan.

Seperti halnya Texas dan Arizona, negara bagian yang dijuluki matahari bersinar ini menjadi wilayah dengan tingkat kenaikan kasus tertinggi di Amerika Serikat.

Tingkat kasus positif - yang menunjukkan bagaimana virus menyebar walaupun jumlah tes juga meningkat - mendekati 20%, angka tertinggi sejak awal Maret saat pandemi mulai menghantam Amerika Serikat.

Angka ini juga empat kali lebih tinggi dari angka yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia dari angka standar yang diperlukan untuk membuka kembali satu wilayah.

Kasus di Florida mencapai 100.000 pada tanggal 22 Juni, menurut data dari Johns Hopkins University. Dan 13 hari kemudian, jumlah itu meningkat dua kali lipat.

Sampai Selasa (14/07), kasus positif di Florida mencapai lebih dari 282.000 dengan kematian lebih dari 4.200 pasien.

Sementara di seluruh AS, jumlah kasus positif lebih dari 3,3 juta dengan pasien meninggal lebih dari 135.000, menurut data dari Johns Hopkins University.

Getty Images
Disney World dibuka dengan kapasitas terbatas pada 11 Juli.

Dr Aileen Marty, pakar penyakit menular dari Florida Intenational Unversity yang bekerja sama dengan pemerintah negara bagian setempat mengatakan salah informasi juga memegang peranan.

"Banyak salah informasi di internet terkait parahnya pandemi ini," kata Marty mengacu pada penyebab tingginya kasus.

"Tak ada pesan yang konsisten di negara bagian kami ini, dan juga di negara ini, jadi semakin banyak orang bingung," tambahnya.

Pada bulan Mei dan Juni lalu, Gubernur Ron DeSantis mengatakan pembukaan wilayah dimungkinkan karena kasus telah menurun.

Namun ketika kasus naik lagi, DeSantis membatalkan putusan untuk mengizinkan bar dibuka. Namun ia menolak menetapkan syarat memakai masker, walaupun kota besar seperti Miami telah melakukannya.

Gubernur dari Partai Republik ini justru satu suara dengan Presiden Donald Trump dalam menekankan kembali membuka wilayah dengan alasan ekonomi.

Dr Mary yang juga menjadi penasehat WHO, mengatakan sistem melacak kontak saat negara bagian menerapkan lockdown juga tidak pernah dilaksanakan.

Selain itu, protes antirasisme selama berminggu-minggu dan juga unjuk rasa antara demonstran anti-lockdown juga memperparah situasi.

Gaya hidup anak-anak muda

Anak-anak muda juga disebut sebagai penyebab naiknya kasus COVID-19 di seluruh Amerika Serikat, khususnya di Florida.

Sebagian besar kasus baru terjadi pada anak di bawah usia 30 tahun, di tengah cuaca yang sudah menghangat dan sejumlah liburan nasonal.

Umur rata-rata mereka yang terkena infeksi di Miami-Dade, kawasan yang paling padat adalah 40 tahun. Di Tallahassee, umur rata-rata 25 tahun.

Walaupun anak-anak muda disebutkan kurang berisiko meninggal dibandingkan mereka yang berusia lanjut, para pakar kesehatan tetap memperingatkan dampak jangka panjang bagi mereka yang terinfeksi.

Studi baru-baru ini menunjukkan penyelia yang tak mengalami gejala, kehilangan indera perasa. Sejumlah individu yang juga merasa baik-baik saja, ternyata mengalami gangguan paru-paru.

"Ada risiko bagi (anak muda), yang sekarang mungkin terasa ringan dan kecil namun risiko masa depan belum kita tahu," kata Dr Marty.

Di rumah sakit, Dr Marty mengatakan pasien COVID-19 mengalami gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke. Sejumlah lain mengalami radang jantung.

Getty Images
Anak-anak muda di Miami.

Kekurangan tenaga medis

Pada 13 Juli, di Florida terdapat sekitar 13.700 tempat tidur di berbagai rumah sakit, sekitar 22% masih tersedia, berdasarkan data dari badan kesehatan setempat.

Sekitar setengah dari unit perawatan intensif di seluruh rumah sakit, penuh dan terisi sekitar 90%.

Lebih dari 40 rumah sakit sudah pada ambang kapasitas.

"Tenaga profesional yang terlatih terbatas," kata Dr Marty.

"Yang saya maksud di sini adalah dokter, perawat dan semua petugas medis lapangan, yang mengetahui cara menjalankan alat yang diperlukan."

Getty Images
Antrean panjang di lokasi tes Covid-19.

Florida akan mendatangkan lebih dari 100 perawat dalam beberapa hari mendatang dan sepertinya mereka juga perlu mendatangkan dokter.

Jumlah alat pelindung diri juga menipis.

Dr Marty mengatakan dirinya prihatin dengan situasi ini. "Banyak perawat yang bilang mereka perlu masker N95, tapi kami tak memiliki jenis masker tersebut."

Secara keseluruhan, tes COVID-19 masih menjadi masalah di Amerika Serikat. Tanpa terus meningkatkan tes, menangani virus corona akan sangat sulit dilakukan.