Bahaya, Jet Tempur AS Dilaporkan Nyaris Dekati Pesawat Penumpang Iran

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
AFP
Pada 2011, AS memberlakukan sanksi terhadap Mahan Air, karena dituduh memberikan dukungan keuangan, materi, dan teknologi kepada Pengawal Revolusi Islam Iran.

Media massa Iran mengatakan, setidaknya satu pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) "nyaris mendekati" pesawat penumpang Iran di wilayah udara Suriah - klaim yang dibantah oleh AS.

Kantor berita Iran Irib mengatakan pilot pesawat maskapai Mahan Air harus secara cepat mengubah ketinggian pesawat, yang mengakibatkan sejumlah penumpang mengalami cedera.

Video yang diunggah kantor berita Irib memperlihatkan satu pesawat jet yang terlihat dari jendela pesawat dan seorang penumpang yang berdarah pada wajahnya.

Namun demikian otoritas militer AS belakangan mengatakan keberadaan pesawat jet tempur F-15 berada pada jarak yang aman.

"Pesawat F-15 sedang melakukan misi udara rutin di sekitar markas militer al-Tanf (milik AS) di Suriah, dengan melakukan inspeksi standar atas pesawat penumpang Mahan Air pada jarak aman sekitar 1.000 meter," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Sentral AS, dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.

Dia mengatakan inspeksi itu dilakukan untuk memastikan keselamatan personelnya di pangkalan militer AS di al-Tanf, di dekat perbatasan Irak dan Yordania.

"Begitu pilot F-15 mengidentifikasi pesawat itu sebagai pesawat penumpang Mahan Air, maka F-15 menjaga jarak aman dari pesawat," tambah juru bicara itu.

Pesawat penumpang Mahan Air dalam perjalanan dari Teheran ke Beirut, mendarat dengan selamat di ibu kota Lebanon, Beirut.

Belum diketahui berapa jumlah penumpang dan awak pesawatnya.

Setelah mengisi bahan bakar, pesawat tersebut terbang kembali ke ibu kota Iran, Jumat.

Dalam laporan sebelumnya, Kantor berita Irib mengatakan bahwa dua pesawat jet tempur tersebut bisa jadi milik Israel.


Mahan Air adalah maskapai penerbangan swasta Iran yang didirikan pada 1991.

Pada 2011, AS memberlakukan sanksi terhadap Mahan Air, karena dituduh memberikan dukungan keuangan, materi, dan teknologi kepada Pengawal Revolusi Islam Iran.

Pada 2019, sejumlah negara Eropa melarang perusahaan maskapai penerbangan itu beroperasi di bandara mereka.