Cerita Kencan Para Pengidap Kanker Usia Muda, Mengoyak-oyak Rasa

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Berkencan saat ini sudah cukup sulit dengan adanya pandemi Covid-19, tapi apa yang akan Anda lakukan bila Anda juga memiliki kanker? Jurnalis BBC Keiligh Baker mengeksplorasi berbagai tantangan saat ia berusaha menemukan cinta.

“Saya didiagnosa dengan myeloid leukemia kronis tiga tahun lalu, saat saya berusia 27 tahun. Saat itu, saya sudah tujuh bulan menjalin hubungan dekat dengan calon kekasih saya, ketika saya kerap sesak napas, kehilangan berat badan, dan mengalami memar yang tidak jelas penyebabnya, dan berakhir dengan penyelamatan ambulans udara yang dramatis dari sebuah pulau di Skotlandia.

Saya bilang kepada kekasih saya, dia boleh meninggalkan saya tapi ia memutuskan tidak, walaupun pada Januari hubungan kami berakhir.

Leukemia yang saya alami adalah kondisi seumur hidup yang dapat ditangani, meskipun pengobatan hariannya berefek samping seperti kelelahan, nyeri tulang, dan berat badan bertambah.”

Dengan lockdown yang mendorong tingkat kebosanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, saya memutuskan untuk kembali berkencan dan mengunduh beberapa aplikasi, tetapi bagian tersulit adalah bagaimana Anda memberi tahu calon pasangan bahwa Anda menderita kanker?

Pencarian cepat Google mengungkapkan banyak nasihat yang berbasis di AS untuk orang tua.

Tidak menemukan saran yang relevan, saya lalu melacak beberapa orang muda lajang pengidap kanker untuk menanyai mereka tentang dilema kencan mereka.

`Kami saling tak jujur satu sama lain`

Emily Frost, 29, berasal dari Surrey-Inggris, didiagnosa kanker payudara pada tahun 2016, dan menyebar ke kelenjar getah bening.

Kondisi ini diketahui lebih awal, tetapi empat tahun kemudian Emily berhadapan dengan efek samping dan konsekuensi mental dan fisik dari perawatannya, termasuk menopause medik, kelelahan dan kecemasan.

Kemoterapi yang ia jalani juga membuatnya kehilangan rambut.

"Ketika Anda merasa terjebak dan merasa sangat menyedihkan, tanpa merasakan normalitas, Anda akan merasa perlu bicara dengan orang baru," kata Emily. "Saya mengunduh beberapa aplikasi kencan dan saya menggunakan foto waktu saya masih memiliki rambut."

Emily lalu bercakap-cakap dengan seorang pria yang mengajaknya pergi kencan. Emily menerimanya, lalu panik dengan kondisi rambutnya. Ketika ia tengah bingung memutuskan apa yang harus ia lakukan, pria itu mengirim pesan singkat.

"Oh ya, Saya baru saja mencukur rambut saya karena rontok."

"Saya juga!" balas Emily.

"Kami telah melakukan catfishing satu sama lain," kata Emily, merujuk pada ketidakjujuran dalam memberikan identitas diri di aplikasi kencan online.

Pasangan ini berkencan selama tiga tahun, hingga akhirnya kondisi kesehatan mental Emily mulai mempengaruhi hubungan mereka.

"Ketika saya berada di masa paling rendah, kencan online dan bertemu dengannya adalah dorongan yang bagus."

Emily mengatakan efek samping dan `kecemasan akan kambuh` mengubah pribadi Anda.

Saran Emily untuk kencan, `lakukanlah tapi jangan lupa Anda sudah memiliki pola pikir yang berbeda karena kanker".

`Sebuah kencan online menyelamatkan saya`

Kelly Cheung, 26, berasal dari Skipton, didiagnosa kanker payudara setelah kencan yang ia temui di aplikasi kencan, Hinge.

Kelly tengah menjalin hubungan dengan Tom, ketika ia menemukan benjolan dan bersikeras agar Kelly ke dokter.

"Jika Tom tidak melakukannya, saya tidak akan pernah merasakan atau tahu ada benjolan," kata Kelly.

Di rumah sakit Kelly diberitahu bahwa benjolan yang ia miliki merupakan kanker stadium tiga, yang berarti pertumbuhannya cukup besar dan dapat menyebar ke jaringan sekitarnya.

"Sudah takdir saya bertemu dengan Tom, karena kalau tidak, saya mungkin tidak akan hidup hari ini, jadi kencan online menyelamatkan hidup saya."

Kelly dan Tom tetap berteman, tetapi Kelly mengatakan kehilangan rambut dan bertambah berat badan akibat perawatan membuatnya merasa "tidak menarik" dan "takut" berpacaran.

"Bagaimana Anda memberi tahu seseorang `omong-omong, saya menderita kanker payudara pada usia 25?`" kata Kelly. "Benar-benar menakutkan. Saya tidak ingin berkencan sekarang. Tapi rasanya sepi."

`Menciptakan percakapan yang lebih dalam`

Neil MacVicar, 28, berasal dari London, bekerja untuk Shine Cancer Support yang menawarkan workshop kencan, pekerjaan yang ditekuninya setelah ia didiagnosa tumor otak pada usia 25 tahun.

Ia bercerita biasanya menjadi "Jack-the-lad" tetapi kanker menjatuhkan rasa percaya dirinya.

"Setelah diagnosa, saya menjalani operasi dan radioterapi, bertambah berat badan karena steroid dan kehilangan rambut saya. Saya hanya merasa buruk akan diri saya sendiri. "

Neil pergi berkencan tetapi kepercayaan dirinya mempengaruhi kesuksesan kencannya. Ia lalu mendaftar ke workshop Shine.

"Saya mendapat banyak tips praktis seperti tidak bepergian keliling London untuk berkencan tapi tetap menjaga kedekatan. Tidak berdandan tapi memperlakukan setiap kencan sebagai latihan."

Neil mengatakan ia belajar memberi tahu seseorang bahwa ia mengidap kanker pada kencan pertama, kemudian mengganti topik pembicaraan dengan pertanyaan. Kencan itu sering kali menjadi terbuka baginya. Ketika mereka bertemu untuk kedua kalinya, Neil baru bercerita lebih banyak.

"Cara ini menciptakan percakapan yang lebih dalam," katanya.

Foto gundul yang menyaring `sampah`

Kirsty Hopgood, 31, berasal dari Oxfordshire didiagnosa terkena osteosarcoma - kanker tulang - pada akhir Agustus lalu dan akan menuntaskan pengobatannya pada Oktober. Dia khawatir tidak ada seorang pun tertarik padanya setelah diagnosa kanker itu.

"Semuanya berubah karena kemoterapi - saya kehilangan rambut pirang panjang saya, dan sebelumnya saya sangat sporty dan berotot, kini saya kehilangan seluruh otot-otot saya. Saya juga mengalami perubahan mental."

Sebelum sakit, Kirsty menyukai kencan, maka ketika lockdown dimulai ia memutuskan untuk bereksperimen.

"Saya membuat profil di aplikasi kencan online dengan foto kepala saya yang botak dan berpikir, `Saya memiliki kulit yang cukup kuat jika saya tidak mendapatkan balasan suka`, tapi ternyata saya mendapatkan jumlah kecocokan yang sama, foto saya hanya menyaring `sampah`. "

Rambut Kirsty sudah mulai tumbuh kembali sehingga dia mungkin akan segera menghilangkan foto-foto tanpa rambut tetapi ia mengatakan ia "tidak nyaman" menjaga kanker sebagai "rahasia total".

Selanjutnya bagaimana...?

Mengidap kanker rasanya seperti kesepian dan dapat berpengaruh pada bagaimana kita memandang diri kita sendiri.

Situasi yang membuat kita dapat merasa seperti tidak punya ruang untuk kencan ataupun menjalin sebuah hubungan, apalagi ketika disibukkan dengan efek samping pengobatan dan janji-janji perawatan rumah sakit.

Namun rasanya dapat menjadi indah. Rasa senang ketika bertemu seseorang yang cocok, seseorang yang menganggapmu menarik atau atraktif. Hal ini membuat kita punya kesempatan untuk masuk dalam normalitas.

Terinspirasi dari Emily, Kirsty, Kelly and Neil, saya memutuskan untuk memberi tahu salah satu teman kencan online saya selama lockdown mengenai kondisi saya dalam percakapan video kami yang pertama kali.

Saya kaget sekaligus senang ketika dia tidak menunjukkan ketakutan. Dia baik, tidak merasa terganggu, dan kami merencanakan kencan kedua..