Kisah Koran Hong Kong yang Dijerat UU Keamanan Nasional China

Jimmy Lai di kantor Apple Daily pada tahun 1995.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Apple Daily berawal sebagai tabloid di Hong Kong, dikenal dengan tajuk utama yang kadang sensasional serta foto-foto jepretan paparazzi.

Namun setelah 25 tahun berkiprah dalam dunia media cetak, Apple Daily menjadi media yang `langka`- koran yang tidak takut menyampaikan kritik terbuka terhadap pemerintah China dan menjadi rujukan untuk gerakan pro-demokrasi di Hong Kong.

Getty Images
"Apple Daily", surat kabar simbol protes di Hong Kong

Dan kini, sekitar sebulan setelah China menerapkan UU Keamanan Nasional yang baru di Hong Kong, Apple Daily menjadi target.

Polisi menggerebek kantor surat kabar itu pada Senin (10/08) serta menangkap pemiliknya, Jimmy Lai, dan sembilan orang awak redaksi lainnya atas tuduhan terlibat kekuatan asing.

Penggerebekan surat kabar ini menimbulkan kecemasan akan nasib kebebasan pers di Hong Kong- dan masa depan salah satu dari sedikit surat kabar yang berani menekan batasan.

Buah terlarang

Getty Images
Jimmy Lai dan sembilan orang awak redaksi Apple Daily ditangkap dengan tuduhan terlibat dengan kekuatan asing

Apple Daily didirikan pada 1995 oleh Jimmy Lai, yang merujuk buah terlarang yang tercantum dalam Alkitab.

"Bila Hawa tidak memakan buah terlarang, maka tidak akan ada dosa, tidak ada benar atau salah, dan tentu saja - tidak ada berita," kata Jimmy Lai dalam wawancara terdahulu dengan media digital Lianhe Evening News.

Surat kabar ini awalnya muncul sebagai tabloid dan menjadi terkenal karena artikel sensasional dan tajuk utama yang menarik, dengan fokus pada berita kriminal dan hiburan.

Beritanya kadang-kadang menyimpang ke wilayah yang tidak etis. Pada 1998, Apple Daily menerbitkan laporan tentang seorang pria Hong Kong yang difoto sedang mencari PSK di China daratan tak lama setelah istrinya bunuh diri.

Belakangan terungkap bahwa reporter Apple Daily telah membayar pria tersebut untuk berpose dalam foto yang mereka terbitkan.

Berubah jadi media politik

Namun setelah beberapa tahun, Apple Daily berevolusi dan mulai meliput lebih banyak berita-berita politik.

Hong Kong mulai mengalami serangkaian gerakan sosial pada awal tahun 2000-an terkait penolakan warga atas integrasi dengan China daratan.

Resistensi ini membuka pasar berita politik bagi Apple Daily, menurut Joyce Nip, dosen senior studi media China di University of Sydney.

Situasi itu juga memberi keuntungan unik bagi Apple Daily, ketika media arus utama lainnya mulai "mengikuti garis dari [satu negara, dua sistem]".

"Apple Daily umumnya tidak menyetujui sistem politik Beijing, China daratan, juga pemerintahan yang ditunjuknya di Hong Kong. Ini terlihat baik dalam agenda berita Apple Daily maupun dalam [pembingkaian] berita," kata Joyce Nip.

Dan sementara surat kabar tersebut terus meliput berita ringan dan hiburan, Apple Daily semakin banyak menurunkan berita politik dan memperkuat posisinya sebagai surat kabar pro-demokrasi.

Getty Images
Demonstrasi menuntut mundurnya Kepala Eksekutif Hong Kong Tung Chee-hwa

Pada 1 Juli 2003, dalam peringatan dikembalikannya Hong Kong ke China oleh Inggris, sebuah demonstrasi besar digalang melawan pemerintahan Kepala Eksekutif saat itu, Tung Chee-hwa.

Apple Daily sangat vokal dalam mendukung gerakan tersebut, mencetak kata-kata "Tidak untuk Tung Chee-hwa" pada judul utamanya.

Reporter surat kabar itu biasanya dilarang meliput berita di China daratan dan tidak ada yang diizinkan meliput Olimpiade Beijing 2008.

Pada 2011, ketika artis pembangkang China, Ai Weiwei, ditangkap oleh otoritas Beijing, tajuk utama Apple Daily menyatakan: "Politik Beijing memperkosa Ai Weiwei."

Pada 2019, Apple Daily memenangkan Penghargaan Pers Hak Asasi Manusia Hong Kong atas laporannya tentang Liu Xia, istri dari aktivis hak asasi manusia China terkemuka Liu Xiaobo, yang meninggal saat menjalani hukuman 11 tahun karena "subversi".

Kritik surat kabar itu terhadap pemerintah China dan tokoh-tokoh pro-kemapanan di Hong Kong dilaporkan mengakibatkan sering terjadinya boikot iklan.

`Membunuh ayam untuk menakuti monyet`

Dan kemudian, pekan ini, Apple Daily menyaksikan penangkapan pendirinya sendiri, Jimmy Lai, dan beberapa tokoh media dan aktivis lainnya, di bawah Undang-Undang Keamanan yang baru disahkan oleh China pada bulan Juni.

"Pemandangan lebih dari seratus petugas polisi menyerbu ruang redaksi benar-benar mengejutkan," kata Profesor Keith Richburg, direktur Pusat Studi Jurnalisme dan Media di Universitas Hong Kong.

"Saya pikir itu sepenuhnya dimaksudkan untuk menakut-nakuti [media lain]. Dalam bahasa China ada pepatah, `bunuh ayam untuk menakuti monyet`. Apple Daily dalam hal ini adalah ayam dan kami adalah monyet. Itu sangat dramatis. unjuk kekuatan, "katanya.

Namun sampai sekarang, Apple Daily pantang mundur.

Dalam edisi Selasa (11/08), koran itu menggencarkan kritiknya, dengan menuduh polisi "secara terang-terangan melanggar hukum dan menyalahgunakan kekuasaan mereka" selama penggerebekan kantornya.

Getty Images
Sekitar 200 orang polisi menggerebek kantor surat kabar Apple Daily

Tidak jelas, bagaimana masa depan Apple Daily.

Penangkapan Lai, bersama dengan editor senior surat kabar itu, "menghilangkan kepemimpinan surat kabar, yang akan menyulitkan operasinya", kata dosen senior studi media Chin, Joyce Nip. Tapi Nip menambahkan ia pikir koran itu akan terus beroperasi.

Sangat jelas Apple Daily belum akan mundur.

"Kebebasan pers Hong Kong sekarang di ujung tanduk, tetapi staf kami akan tetap berkomitmen penuh pada tugas kami untuk mempertahankan kebebasan pers," kata surat kabar itu dalam sebuah pernyataan.

"Apple Daily akan terus berjuang."