Donald Trump Dituding Tak Bayar Pajak 10-15 Tahun Terakhir

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Getty Images
Donald Trump mengatakan laporan The New York Times sebagai `berita palsu`


The New York Times mengatakan Donald Trump hanya membayar $750 (Rp 11,2 juta) pajak penghasilan federal pada tahun 2016, tahun ketika dia mencalonkan diri sebagai presiden AS, dan pada tahun pertamanya di Gedung Putih.

Surat kabar - yang mengaku memperoleh catatan pajak Trump dan perusahaannya selama dua dekade - juga menuduh Trump tidak membayar pajak penghasilan sama sekali dalam 10 dari 15 tahun terakhir.

Catatan tersebut mengungkapkan "kerugian kronis dan tahun-tahun penghindaran pajak", katanya.

Hakim halangi penerbitan buku keponakan Donald Trump yang ungkap `penipuan dan penggelapan pajak` Trump
Gagal mengganti Obamacare, Trump akan reformasi pajak
Berburu domba, Trump junior `habiskan duit rakyat Rp1 miliar`


Trump menyebut laporan itu "berita palsu".

"Sebenarnya saya membayar pajak. Dan Anda akan melihat laporan pajak saya- yang sedang diaudit, sudah lama diperiksa," katanya kepada wartawan setelah berita itu diterbitkan pada Minggu.

"[Otoritas pajak Amerika Serikat (IRS)] tidak memperlakukan saya dengan baik, mereka memperlakukan saya dengan sangat buruk. Ada orang-orang di IRS - mereka memperlakukan saya dengan sangat buruk," katanya.

Trump menghadapi urusan hukum karena menolak membuka dokumen tentang kekayaan dan bisnisnya.

Dia adalah presiden pertama sejak tahun 1970-an yang tidak mengumumkan pembayaran pajaknya kepada publik, meskipun hal ini tidak diwajibkan oleh undang-undang.

The Times mengatakan informasi dalam laporannya "diberikan oleh sumber yang memiliki akses hukum ke laporan pajak itu".

Laporan itu muncul hanya beberapa hari sebelum debat presiden pertama antara Trump dengan saingan dari Demokrat Joe Biden dan beberapa minggu sebelum pemilihan presiden 3 November.

Apa klaim utamanya?


The Times mengatakan pihaknya meninjau laporan pembayaran pajak yang berkaitan dengan Presiden Trump dan perusahaan yang dimiliki oleh Trump Organization sejak tahun 1990-an, serta laporan pajak pribadinya untuk tahun 2016 dan 2017.

Dikatakan bahwa presiden hanya membayar pajak penghasilan sebesar sekitar Rp 11,2 juta pada tahun 2016 dan 2017, sementara dia tidak membayar pajak penghasilan sama sekali dalam 10 dari 15 tahun terakhir, "sebagian besar karena dia melaporkan kerugian lebih besar dari keuntungan yang dia hasilkan".

Sebelum menjadi presiden, Trump dikenal sebagai pengusaha selebriti dan maestro properti.

Namun surat kabar tersebut mengatakan bahwa laporannya kepada IRS "menggambarkan seorang pengusaha yang menghasilkan ratusan juta dolar setahun namun secara agresif menggunakan dalih kerugian kronis untuk menghindari pembayaran pajak".

Dalam laporan yang bisa dilihat publik (public filing), Presiden Trump mengindikasikan bahwa ia memperoleh setidaknya $ 434,9 juta pada tahun 2018.

Namun, surat kabar The New York Times membantah hal ini, menuduh bahwa pengembalian pajaknya menunjukkan bahwa presiden mengalami kerugian sebesar $ 47,4 juta.

Organisasi Trump ikut menyangkal tuduhan dalam laporan itu.

Kepala bagian hukum perusahaan, Alan Garten, mengatakan kepada Times bahwa "sebagian besar, jika tidak semua, fakta yang diberitakan tampaknya tidak akurat".


Getty Images
The Trump Organization mengatakan berita The New York Times "tampak tidak akurat"


"Selama dekade terakhir, Presiden Trump telah membayar puluhan juta dolar pajak pribadi kepada pemerintah federal, termasuk membayar pajak pribadi sebesar jutaan dolar sejak mengumumkan pencalonannya pada 2015," katanya.

Apa lagi yang dikatakan laporan itu?


Surat kabar itu juga mengklaim bahwa "sebagian besar" bisnis terbesar Trump - seperti lapangan golf dan hotelnya - "melaporkan kerugian jutaan dolar, jika tidak puluhan juta dolar, tahun demi tahun".

"Persamaan itu adalah elemen kunci dari alkimia keuangan Trump: ia menggunakan pendapatan sebagai selebriti untuk membeli dan menopang bisnis yang berisiko, kemudian menggunakan kerugian itu untuk menghindari pajak," katanya.

Laporan itu menambahkan presiden secara pribadi bertanggung jawab atas lebih dari $ 300 juta pinjaman, yang akan dilunasi dalam empat tahun ke depan.

Surat kabar itu juga menuduh bahwa beberapa bisnis Presiden Trump telah menerima uang dari "pelobi, pejabat asing, dan pihak lainnya yang mencari waktu untuk melakukan tatap muka, akses atau bantuan" dari presiden.


Getty Images
President Trump berfoto disamping spanduk The Celebrity Apprentice


The Times mengatakan pihaknya menggunakan catatan pajak untuk mencari tahu berapa banyak pendapatan yang didapat presiden dari perusahaannya di luar negeri, menuduh bahwa dia menghasilkan $ 73 juta dari pendapatan luar negeri dalam dua tahun pertamanya di Gedung Putih.

Sebagian besar berasal dari lapangan golfnya di Irlandia dan Skotlandia, tetapi Times mengatakan Trump Organization juga menerima uang "dari kesepakatan lisensi di negara-negara dengan pemimpin yang cenderung otoriter atau geopolitik yang sulit".

The Times menuduh bahwa kesepakatan lisensi itu menghasilkan $ 3 juta dari Filipina, $ 2,3 juta dari India dan $ 1 juta dari Turki.

Surat kabar tersebut mengklaim bahwa Presiden Trump menghasilkan $ 427,4 juta pada tahun 2018 dari pendapatan tayangan The Apprentice AS, serta dari kesepakatan untuk menggunakan namanya sebagai merek.

Dia juga menghasilkan $ 176,5 juta dengan berinvestasi di dua gedung perkantoran tahun itu, katanya.

Namun, Times menuduh bahwa presiden hampir tidak membayar pajak atas pendapatan tersebut, karena dia melaporkan bahwa bisnisnya mengalami kerugian yang signifikan.


Getty Images
The New York Times menduga lapangan golf yang dimiliki Trump mengalami kerugian


Ia juga mengklaim bahwa Presiden Trump telah menggunakan kode pajak yang memungkinkan pemilik bisnis untuk "melanjutkan kerugian yang tersisa untuk mengurangi pajak di tahun-tahun mendatang".

Misalnya, surat kabar mengatakan bahwa pada 2018, resor golf terbesar Presiden Trump, Trump National Doral, dekat Miami, merugi $ 162,3 juta.

Dua lapangan golfnya di Skotlandia dan satu di Irlandia juga melaporkan kerugian gabungan $ 63,3 juta.