Tarik-ulur Larangan TikTok di Amerika Serikat

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Hakim di Amerika Serikat mengeluarkan perintah sementara yang mencegah larangan mengunduh aplikasi TikTok di masa mendatang.

Aplikasi ini telah menghadapi pemblokiran melalui toko aplikasi berbasis Apple dan Android Google Play mulai tengah malam waktu di Washington DC.

Warga AS yang sudah terlanjur mengunduh masih bisa menggunakan aplikasi ini.

Tapi mereka tidak akan bisa untuk kembali mengunduh aplikasi ini, ketika sudah menghapusnya dari ponsel, begitu juga ketika memperoleh pembaruan dari perangkat lunak TikTok.

Hakim Carl Nicholos dari Pengadilan Distrik AS, untuk Distrik Columbia mengeluarkan keputusan sementara pada Minggu malam (27/08), atas permintaan dari TikTok.

Perintah dalam bentuk opini tersebut tersegel, artinya tak ada alasan keputusan itu disiarkan.

Pihak TikTok beralasan, keputusan melarang aplikasi ini berada di Toko Aplikasi sistem iOS dan Android telah melanggar konstitusi AS pada amandemen pertama dan kelima.

Dalam keterangannya, TikTok menyatakan, mencegah seseorang untuk mengunakan aplikasi ini melanggar hukum hak kebebasan untuk berbicara, dan hak perusahaan dalam proses ini telah dilanggar karena tidak diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.

"Bagaimana ini bisa diterima untuk memaksa aplikasi ini dihentikan peredarannya melalui toko aplikasi malam ini, ketika ada negosiasi yang bisa mendorong keputusan ini tidak diperlukan?" kata anggota tim legal TikTok.

Kuasa hukum dari pemerintah AS pada gilirannya, menggambarkan induk dari aplikasi ini sebagai "corong" untuk Partai Komunis China (CCP).

Keputusan ini datang satu pekan setelah aplikasi asal China yang lain - WeChat- yang juga menghadapi larangan, telah diberikan penangguhan hukuman oleh Hakim AS di menit-menit terakhir.

Keamanan Nasional

Nasib TikTok di Amerika Serikat masih belum jelas.

Saat ini, pemiliknya adalah perusahaan China, Bytedance, tapi beroperasi sebagai entitas terpisah dari Douyin - sebuah versi pararel yang digunakan konsumen China.

Pemerintahan Trump mengklaim keberadaan Bytedance menjadi ancaman keamanan nasional yang tak bisa diterima karena harus mematuhi perintah Partai Komunis China dalam "koleksi berbahaya pengumpulan data pribadi warga Amerika ".

Bytedance membantah hal ini, dan mengatakan data pengguna TikTok disimpan di Amerika Serikat dan Singapura dan tak perlu mengikuti hukum China..

Kendati demikian, setelah diancam dengan larangan, satu minggu lalu TikTok mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk membiarkan database perusahaan Oracle dan raksasa ritel Walmart mengambil alih saham hingga 20%, dalam sebuah entitas putaran baru yang disebut TikTok Global.

Tapi Presiden Trump sesudah itu mengatakan, dia tidak akan menerima aturan apa pun yang tidak melibatkan pengendalian penyerahan Bytedance kepada dua perusahaan AS.

BBC
TikTok`s audience skews younger than that of Facebook, YouTube and Twitter

Pernyataan TikTok pada Senin (28/09) menunjukkan perundingan masih berlangsung.

"Kami juga akan tetap melakukan dialog dengan pemerintah terkait proposal kami - yang telah mendapatkan kesepakatan awal Presiden (Trump) sampai akhir pekan - sampai proposal ini disepakati," kata TikTok.

Masalahnya makin rumit, karena Beijing belum mengumumkan apakah ini akan menjamin Bytedance dengan sebuah lisensi termasuk algoritma TikTok dalam kesepakatan apa pun.

Algoritma merupakan mesin aplikasi ini dalam memberikan rekomendasi kepada pengguna, misalnya dalam memutuskan video mana yang akan ditunjukkan ke satu sama lain, berdasarkan cara pengguna berintegrasi dengan produk video.

Algoritma ini sangat responsif terhadap minat masing-masing orang, secara cepat menangkap perubahan perilaku. Kondisi ini membuat aplikasi TikTok sangat populer.

Jika China menolak mencantumkan algoritma dalam kesepakatan, perjanjian apapun bisa batal.

Pertumbuhan yang mengalami kritis

TikTok mengatakan memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif di Amerika Serikat, dan 700 juta di seluruh dunia.

Pihak perusahaan mengklaim, larangan sementara ini akan mengancam bisnisnya.

"[Sebuah] larangan akan membuat basis pengguna kami mandek, dan kemudian menurun drastis," tulis pimpinan perusahaan sementara TikTok, Vanessa Pappas dalam surat yang diajukan ke pengadilan.

"Agar TikTok tetap kompetitif, pertumbuhan berkelanjutan pada tahap perkembangan kami ini sangat penting."

Pemerintah AS mengeluarkan dua perintah eksekutif yang menyasar TikTok.

Pertama merancang untuk mencegah TikTok didistribusikan melalui Apple dan Google, kedua adalah melebarkan larangan ini lebih luas.

Rencananya TikTok mulai dilarang pada 12 November, yang dirancang untuk menutup aplikasi langsung di AS, jika isu kemanan nasional yang disebut presiden tidak terpecahkan.


Linimasa TikTok

EPA

March 2012: Bytedance didirikan di China dan meluncurkan Neihan Duanzi - aplikasi yang membantu pengguna dari China membagikan memes mereka.

September 2016: Bytedance meluncurkan aplikasi video berdurasi pendek, Douyin di China.

August 2017: Aplikasi Douyin versi internasional diluncurkan dengan nama TikTok di sebagian dunia, tapi tidak di Amerika Serikat pada saat itu.

November 2017: Bytedance membeli aplikasi musik lip-synch, Musical.ly

May 2018: TikTok mengklaim sebagai aplikasi non-game yang paling banyak diunduh di dunia dalam tiga bulan di tahun yang sama, oleh perusahaan peneliti pasar, Sensor Tower.

August 2018: Bytedance mengumumkan menutup Musical.ly dan mengalihkan penggunanya ke TikTok.

February 2019: TikTok dikenakan denda di AS atas penanganan data pengguna Musical.ly bagi mereka yang berusia di bawah 13 tahun.

October 2019: Bos Facebook, Mark Zuckerberg secara terbuka mengkritik TikTok, dan menuduh menyensor aksi-aksi protes.

November 2019: Komite Penanaman Modal Asing di AS membuka investigasi keamanan nasional kepada TikTok.

May 2020: TikTok mempekerjakan eksekutif Disney Kevin Meyer menjadi kepala eksekutif dan kepala operasi divisi Bytedance.

June 2020: India melarang TikTok di antara puluhan aplikasi lain dari China yang telah dimatikan di India.

July 2020: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan Presiden Trump mengatakan kemungkinan TikTok akan dilarang.

August 2020: Microsoft dan Oracle membuat pendekatan pesaing untuk mengakuisisi atau mengoperasikan TikTok di AS dan tiga pasar lainnya. Mr Meyer mengumumkan keluar dari perusahaan karena "lingkungan politik telah berubah tajam"

September 2020: TikTok menolak tawaran Microsoft, tapi melipir ke Oracle dan Walmart untuk membereskan sebuah kesepakatan. Departemen Perdagangan AS memberikan tambahan waktu satu minggu menjelang tenggat waktu larangan TikTok, tapi masih ada kebingunan mengenai prasyarat pengaturan saat batas waktu ini semakin dekat. (ren)