Waspada, COVID-19 Makin Banyak Menginfeksi Anak-anak

Ilustrasi hasil tes darah positif Virus Corona COVID-19
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sebuah laporan yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics and Children's Hospital Association menemukan bahwa COVID-19 kini lebih banyak menginfeksi anak-anak sejak awal pandemi Corona terjadi.

Jumlah bayi, anak-anak, dan remaja di Amerika Serikat yang didiagnosis dengan COVID-19 telah melampaui lebih dari 1 juta kasus atau terhitung sebesar 11,5 persen dari semua kasus di negara bagian yang melaporkan kasus berdasarkan usia.

Total kasus COVID-19 pada anak bahkan mencapai hampir 1,04 juta kasus pada 12 November, termasuk hampir 112 ribu kasus baru pekan lalu. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dari pekan sebelumnya selama pandemi.

"Pandemi ini berdampak besar pada anak-anak, keluarga dan komunitas, serta pada dokter dan tim medis garis depan lainnya. Kami butuh strategi nasional baru dan harus mencakup penerapan langkah kesehatan masyarakat," kata Presiden AAP, Dr. Sally Goza, seperti dikutip USA Today.

Laporan itu menunjukkan bahwa anak-anak masih lebih mungkin mengalami gejala ringan dibandingkan orang dewasa. Meski angka kematian rendah, para ahli khawatir peningkatan kasus pada anak dapat mengakibatkan peningkatan kasus Sindrom Inflamasi Multisistem pada anak (MIS-C) di kemudian hari.

"Meski anak-anak relatif terlindungi dari kondisi akut karena COVID-19, namun kami ingin memberi tahu para orangtua bahwa anak yang masih sangat kecil pun dapat menderita akibat yang mengerikan dari infeksi ini," ujar dokter senior penyakit menular di Rumah Sakit Anak Boston, Dr. Rick Malley.

Sementara itu, awal bulan ini, otoritas kesehatan di Malaysia, melaporkan kematian bayi berusia satu tahun akibat infeksi COVID-19. Bayi laki-laki dengan penyakit jantung bawaan, down syndrome dan hipotiroidisme itu meninggal karena COVID-19 di Rumah Sakit Duchess of Kent Sandakan.

Selain itu, pada 6 Oktober 2020, Kementerian Kesehatan Malaysia juga melaporkan kasus kematian bayi perempuan berusia satu tahun, tanpa kondisi mendasar, yang meninggal di Rumah Sakit Semporna di Sabah.

Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang mengidap tuberkulosis di Sabah, juga meninggal dunia karena COVID-19 pada 3 November lalu. (art)