WNI di Australia Khawatir Pulang ke Indonesia di Tengah Pandemi

Farchan dan Putri yang akan segera pulang ke Indonesia sedikit khawatir dan waswas.
Sumber :
  • abc

Persiapan Farchan Noor Rachman untuk pulang ke Indonesia sudah hampir selesai dengan barang-barangnya yang sudah dikemas dan akan segera dikirim ke Jakarta.

Saat ini Farchan berada di kota Melbourne untuk menemani istrinya, Putri Nur Ayyini, yang baru saja menyelesaikan studinya di University of Melbourne.

Di saat Melbourne sudah tidak mencatat penularan virus corona selama hampir sebulan, mereka berdua akan pulang ke Indonesia yang masih menunjukkan peningkatan kasus COVID-19.

Farchan bercerita untuk masuk ke Indonesia, ia dan istrinya harus menunjukkan surat bebas COVID-19 yang ditandatangani dokter dari Melbourne.

"Menunjukkan SMS hasil tes dianggap enggak valid, padahal SMS kan resmi kalau di sini. Katanya harus ada [surat keterangan] yang ada legalitas capnya."

"Padahal di sini angka kasusnya sendiri nol. Kalau [ada orang yang datang] dari Melbourne dan nggak percaya kalau [orang itu] negatif, ya lucu aja," kata Farchan setengah tergelak.

Farchan berharap kepulangannya nanti berjalan lancar dan surat keterangan hasil tesnya diterima, sehingga ia dan istrinya bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

"Soalnya kalau lihat kondisinya di wisma atlet kayaknya ngeri. Mendingan di rumah sendiri saja."

Ingin tunda kepulangan jika ada pilihan

Sudah setengah juta orang di Indonesia yang tertular virus corona, dengan rata-rata penularan harian yang mencapai ribuan, telah membuat kekhawatiran bagi sejumlah warga Indonesia yang baru saja lulus kuliah di Australia, atau yang kontrak kerjanya habis, sehingga harus pulang ke Indonesia.

"Ya lumayan takut dan khawatir [mau pulang ke Indonesia], tapi kan ya harus pulang. Jadi ya sudah, jalani saja," ujar Farchan kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

Jika memungkinkan, Andika Wardana dan YP Wardhani sebenarnya ingin menunda kepulangan karena pandemi. (Koleksi Pribadi).

Kekhawatiran yang sama juga dirasakan Andika Wardana dan istrinya YP Wardhani yang akan pulang ke Indonesia tepat di hari Natal nanti.

"Kalau dengan pertimbangan COVID-19 ini, saya pribadi ingin menahan kepulangan paling tidak sampai 2 atau 3 tahun ke depan."

"Tetapi kami tidak punya kemampuan untuk melakukan hal itu, sehingga mau tidak mau bulan Desember ini kami harus pulang, karena saya dan istri harus kembali bekerja di kantor masing-masing."

Saat ini Andika akan menyelesaikan urusan administratif seperti dokumen kepulangan dari KJRI Melbourne dan surat dari sekolah anaknya sebagai bekal untuk mengurus sekolah di Indonesia.

Untuk tes PCR yang disyaratkan untuk masuk ke Indonesia, Andika mengaku akan melakukannya paling cepat tujuh hari sebelum tanggal kepulangan.

"Kami akan minta referral letter [surat rujukan] dari dokter umum untuk tes swab. Setelah keluar, hasilnya dibawa lagi ke dokter umum tadi untuk diterbitkan sertifikat [yang diperlukan] itu."

Meski mengaku tidak keberatan untuk melengkapi syarat tes yang diminta, Andika punya pendapat sendiri soal syarat surat keterangan sehat atau bebas COVID-19 yang sempat jadi polemik.

"Kadang-kadang saya juga mikir, di Indonesia kondisi yang katanya new normal saja begitu, orang-orang enggak aware [peduli] sama masker dan tesnya cuma rapid, sementara orang yang datang dari zona hijau yang zero case kok diperlakukan seperti itu," ujar Andika.

Membawa pulang pelajaran dari "lockdown" Melbourne 

Andika Wardana akan membawa pulang dan mengaplikasikan apa yang ia lakukan selama lockdown di Melbourne. (Koleksi Pribadi)

Mengaku sebagai orang yang selalu bersiap untuk hal yang paling buruk, Andika sudah bersiap untuk menghadapi situasi COVID-19 di Indonesia yang belum membaik.

Menurutnya, ia dan keluarga akan berusaha membawa pulang dan menerapkan kebiasaan yang dilakukan selama "lockdown" di Melbourne.

"Saya akan tetap menggunakan masker ke mana-mana dan menjaga jarak aman," katanya.

Selain itu, Andika juga akan memilih tidak meninggalkan rumah jika tidak ada keperluan yang esensial.

"Karena anak saya harus daftar sekolah, pasti saya akan keluar rumah untuk urusan ini. Juga ke dokter gigi, karena di sini mahal sekali. Itu saja," kata pria dua orang anak ini.

Andika dan istrinya juga mengubah rencana kepulangan mereka untuk mengantisipasi pandemi.

"Kami tadinya mau ke Yogya dulu, tempat orangtua, baru ke Jakarta. Tapi karena situasi begini, kami langsung ke Jakarta saja, belum tahu kapan ke Yogya."

Sepulangnya nanti Farchan berencana akan mengubah kebiasaan lamanya sebagai langkah menghadapi pandemi. (Koleksi Pribadi).

Begitu pula dengan Farchan yang mengatakan akan mengubah beberapa kebiasaan jika ia sedang berada di Indonesia.

"Kami dulu tiap weekend pasti nongkrong sama teman-teman. Saya pikir saya enggak bisa hidup tanpa nongkrong, tapi pengalaman lockdown di Melbourne sudah membuktikan, ternyata saya bisa kok hidup enggak pakai nongkrong-nongkrong," tuturnya.

"Saya juga sudah bilang istri saya, nanti sampai di Indonesia nggak usah ke mana-mana. Di rumah saja, nggak usah nongkrong, nggak usah ke bioskop, nonton Netflix saja."

Farchan dan Putri berharap, teman-teman mereka di Jakarta bisa mengerti dan maklum jika nantinya mereka memilih untuk membatasi interaksi secara langsung.