Intelijen Australia Tak akan Lagi Gunakan Istilah Ekstremis Islam

ASIO tidak akan lagi menyebut seseorang sebagai pelaku atau memiliki pandangan ekstrimis Islam.
Sumber :
  • abc

Dinas intelijen dalam negeri Australia (ASIO) mulai sekarang tidak akan lagi menggunakan istilah "ekstremis Islam" atau "ekstremis sayap kanan" dan menggantinya antara lain dengan istilah tindakan ekstrem yang dimotivasi oleh agama.

Tindak Teror Bukan Karena Agama

ASIO tidak akan lagi merujuk pada istilah ekstremis "Islam" "ekstremis kanan atau "ekstremia kiri".  Direktur Jenderal ASIO mengatakan para ekstremis ini adalah pria dengan rata-rata usia 25 tahun. Dua pria di Melbourne ditahan karena dituduh merencanakan serangan teror.

Direktur Jenderal ASIO Mike Burgess dalam laporan tahunan hari Rabu (17/03) mengatakan ASIO akan mengikuti mitra intelijen yang berada dalam kelompok Five Eyes dengan mengubah istilah yang digunakan mengenai ancaman kekerasan yang ada sekarang ini.

Five Eyes adalah lima negara yaitu Australia, Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru dan Kanada yang bekerja sama dalam masalah intelijen.

"Kami tidak menyelidiki warga karena pandangan keagamaan mereka, yang relevan adalah tindak kekerasan yang mereka lakukan, dan ketika istilah "ekstremisme Islam" digunakan, hal tersebut tidak cukup menjelaskan," katanya.

"Karenanya beberapa kelompok Islam dan juga kelompok lainnya melihat istilah tersebut merusak dan bukan mewakili Islam, dan melihat itu sebagai hal yang menimbulkan stigma dan menimbulkan perpecahan."

"Bahasa yang kami gunakan harus berubah sesuai dengan perubahan ancaman yang ada."

Mike Burgess juga menggambarkan hal seperti "ekstrem kanan atau kiri" tidak lagi relevan dalam situasi sekarang ini.

"Kita sekarang melihat peningkatan jumlah individu dan grup yang tidak sesuai lagi dengan kriteria kiri dan kanan tersebut," katanya.

"Yang terjadi misalnya mereka termotivasi karena kekhawatiran hilangnya kelompok tertentu, sementara yang lain termotivasi oleh masalah sosial atau ekonomi."

Oleh karena itu Direktur Jenderal ASIO mengatakan mereka harus mengubah bahasa dalam menggambarkan kelompok teroris seperti yang sebelumnya kerap dilakukan.

ASIO mengatakan penyelidikan mengenai kelompok dengan ideologi ekstrim meningkat 30-40 persen selama beberapa tahun terakhir.

AAP: James Ross

Mike Burgess juga mengakui bahwa rasa percaya terhadap sistem demokrasi menurun di seluruh dunia, dan sekarang ini penyelidikan ASIO mengenai kelompok yang memiliki ideologi ekstrem meningkat sebanyak 30-40 persen dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini menggambarkan kecenderungan internasional yang terus tumbuh," katanya.

"Orang sering berpikir bahwa yang kami maksudkan adalah kelompok seperti skinhead dengan tato swastika namun sebenarnya banyak yang tidak seperti itu."

"Ideologi ekstrem sekarang ini lebih termotivasi oleh masalah sosial atau ekonomi dan bukanlah masalah antarbangsa."

Mike Burgess mengatakan rata-rata usia mereka yang diteliti adalah 25 tahun dan sebagian besar di antara mereka adalah pria.

Dua pria ditahan karena merencanakan teror di Melbourne

Sementara itu dua pria yang ditahan di Melbourne hari Rabu (17/3/2021) dalam operasi kontra terorisme akan diajukan ke pengadilan hari ini.

Seorang pria berusia 19 tahun yang tinggal di wilayah Epping dikenai beberapa pasal tindak terorisme termasuk menjadi anggota ISIS dan berusaha melakukan tindak terorisme.

Pria kedua yang berusia 20 tahun juga dari Epping, sekitar 36 km dari pusat kota Melbourne, juga dikenai tuduhan akan melakukan teror.

Orang ketiga, remaja berusia 16 tahun asal Pascoe Vale sempat diperiksa polisi kemarin namun dilepaskan tanpa dikenai tuduhan.

Operasi kontra terorisme ini dimulai setelah adanya dua peristiwa, yang pertama kebakaran belukar yang terjadi di kawasan Epping tanggal 18 Februari dan tindak kekerasan di kota Melbourne tanggal 10 Maret.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari berita dalam bahasa Inggris di sini