Kasus COVID-19 India Lampaui 25 Juta, Tren Kematian Terus Naik

Puluhan jenazah COVID-19 India mengantre untuk dikremasi.
Sumber :
  • The Sun.

VIVA – Total kasus virus corona di India sejak pandemi telah melampaui 25 juta pada hari Selasa 18 Mei 2021. India mendaftarkan lebih dari 260.000 kasus baru dan rekor kematian 4.329 dalam 24 jam terakhir.

Data Kementerian Kesehatan India menunjukkan penghitungan total kasus virus korona di India sekarang mencapai 25,23 juta, setelah 263.533 infeksi baru selama 24 jam terakhir. Sementara kasus kematian meningkat dengan rekor 4.329. Total korban tewas resmi adalah 278.719 orang. 

Pemerintah mengatakan sekitar 98 persen dari 1,3 miliar penduduk India tetap rentan terhadap infeksi. Meski India melaporkan tren penurunan kasus COVID-19, angka kematian terus naik. 

Angka infeksi mengalami tren penurunan di bawah 300.000 untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu pada hari Senin. Kasus aktif di negara itu juga menurun lebih dari 165.000 pada Selasa, penurunan terbesar dalam beberapa minggu, seperti dilansir dari Global News, Rabu 19 Mei 2021.

Namun, angka kematian terus meningkat dan rumah sakit masih dibanjiri oleh pasien. India telah mencatat hampir 280.000 kematian akibat virus sejak pandemi dimulai.

Para ahli memperingatkan bahwa baik jumlah kematian maupun total kasus yang dilaporkan kemungkinan besar jumlahnya lebih sedikit dari yang sesungguhnya. Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan angka infeksi virus Corona di India lebih besar dari laporan resmi. 

WHO menyebut angka infeksi Corona di India tidak dapat dijadikan patokan karena kurangnya pengujian di pedesaan, tempat virus juga menyebar dengan cepat dan akses menuju tempat pelacakan sulit dijangkau.

Bahkan dengan penurunan selama beberapa hari terakhir, ahli mengatakan tidak ada kepastian bahwa infeksi telah mencapai puncaknya, dengan kekhawatiran atas varian B1617 baru yang lebih menular.

"Masih banyak bagian negara yang belum mengalami puncak, mereka masih naik," kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, dilaporkan Straits Times mengutip surat kabar The Hindu.