Kekerasan ke Warga Muslim Merebak di India Usai Umat Hindu Diserang

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Ketegangan terjadi di Negara Bagian Tripura di timur laut India menyusul serangkaian serangan terhadap sejumlah masjid dan bangunan milik warga Muslim.

Aparat memperketat keamanan dan melarang massa berkumpul di beberapa wilayah terdampak.

Aksi kekerasan ini terjadi setelah bentrokan antara kelompok Hindu dan aparat kepolisian.

PINAKI DAS
Bangunan warga Muslim menjadi target kerusuhan di Tripura, India.

Massa menggelar protes terhadap polisi karena dilarang menggelar demonstrasi menentang serangkaian serangan kepada umat Hindu di Bangladesh baru-baru ini.

Dalam rangkaian serangan di Bangladesh, sebanyak tujuh orang tewas, beberapa kuil dirusak, ratusan rumah serta usaha milik warga minoritas Hindu dibakar awal bulan ini setelah muncul desas-desus terkait penistaan Al-Qur`an di sebuah paviliun khusus yang didirikan untuk festival Hindu tahunan, Durga Puja.

Tripura merupakan negara bagian India yang dikelilingi wilayah Bangladesh dan terhubung melalui koridor sempit dengan Negara Bagian Assam.

Pemerintahan Negara Bagian Tripura dikuasai oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India sejak 2018, setelah 25 tahun di bawah kekuasaan Komunis.

Dalam empat hari terakhir, lebih dari 10 insiden kekerasan agama dilaporkan terjadi di Distrik Tripura Utara.

Polisi melarang pertemuan besar setelah terjadi kerusuhan pada Selasa (26/10) malam di kota perbatasan Panisagar. Saat itu, sebuah masjid dan beberapa toko milik warga Muslim dirusak.

Kerusuhan itu terjadi setelah organisasi Hindu garis keras, Vishva Hindu Parishad (VHP) - sekutu dekat BJP - menggelar pawai.

Soubhik Dey, seorang polisi senior di Panisagar, mengatakan sekitar 3.500 orang berpartisipasi dalam pawai tersebut.

"Beberapa aktivis VHP yang berpartisipasi dalam aksi tersebut mendobrak sebuah masjid di daerah Chamtilla. Kemudian, tiga rumah dan tiga toko dirangsek, serta dua toko dibakar di daerah Rowa Bazar, sekitar 800 meter dari lokasi insiden pertama," kata Dey.

Polisi mengatakan toko-toko dan rumah-rumah yang dirangsek itu milik umat Muslim dan salah satu dari mereka melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Narayan Das, seorang pemimpin lokal kelompok Hindu garis keras Bajrang Dal, mengeklaim bahwa beberapa anak muda di depan masjid mencaci mereka dan mengacungkan pedang. Namun, tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Kepolisian Tripura mengunggah keterangan di akun Twitternya, mengatakan "beberapa orang sedang menyebarkan rumor dan pesan-pesan provokatif di media sosial" dan mengimbau warga untuk menjaga perdamaian.

https://twitter.com/Tripura_Police/status/1453410398422462465

Pekan lalu, Jamiat Ulama-e-Hind, sebuah organisasi Muslim, menuduh massa menyerang masjid dan lingkungan yang didominasi oleh warga Muslim.

Polisi Tripura mengatakan telah mengamankan lebih dari 150 masjid di negara bagian tersebut. Umat Muslim di Tripura berjumlah 4,2 juta atau kurang dari 9% total penduduk Tripura.

"Meskipun mayoritas penduduk Tripura adalah pengungsi Hindu dari tempat yang sekarang disebut Bangladesh, sebelumnya tidak pernah ada serangan terhadap Muslim di sini. Serangan baru terjadi setelah ada kerusuhan terkait agama di negara tetangga," kata Bikach Choudhury, seorang penulis yang berbasis di Tripura.

Partai-partai oposisi menyalahkan "elemen radikal bermotif politik" yang dekat dengan BJP atas serangan terhadap umat Muslim.

Sushmita Dev, seorang anggota parlemen dari partai Kongres Trinamul regional, mengatakan kepada BBC bahwa baru-baru ini BJP mencoba menggunakan kekerasan di Bangladesh untuk "mempolarisasi" para pemilih jelang pemilihan di negara bagian itu pada November.

Pinaki das
Sebagian besar kekerasan terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Bangladesh

BBC sudah menghubungi Menteri Urusan Minoritas Tripura Ratanlal Nath, tapi dia belum menjawab panggilan telepon kami.

Namun, seorang pemimpin BJP, yang enggan identitasnya disebutkan karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan kepada BBC bahwa oposisi seharusnya "tidak mencoba mengaitkan beberapa insiden sporadis dengan politik sebagai reaksi atas serangan besar-besaran terhadap umat Hindu di Bangladesh".

Dia mengeklaim "pemerintah negara bagian telah melakukan apa yang diperlukan untuk mengendalikan situasi".