Ini 5 Perbedaan Kultur Muslim di Indonesia dan Malaysia
- ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng
VIVA – Perbedaan Muslim Indonesia dan Malaysia. Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Keduanya memiliki hubungan hubungan yang sangat dinamis, meskipun keduanya diterapkan serumpun. Banyak kesepakatan yang terjadi di antara kedua negara, banyak pula terjadi konflik kepentingan yang terjadi antara keduanya, ini yang disebut juga sebagai hubungan kadang diwarnai asam manis.
Permasalahan-permasalahan dengan intensitas yang relatif sering antara Indonesia dengan Malaysia, Semua ha tersebut terkait dengan konflik kepentingan; yang meliputi masalah perbatasan, pembalakan pohon, tenaga kerja, dan sosial budaya. Masalah yang sering terjadi antara Indonesia dengan Malaysia tersebut menimbulkan berbagai reaksi bergejolak bagi masyarakat Indonesia dan Malaysia.
Indonesia dan Malaysia juga merupakan negara yang mayoritas nya berpenduduk muslim. Namun, ada perbedaan muslim di Indonesia dan muslim di Malaysia dari berbagai hal. Viva telah merangkum dengan mempertimbangkan berbagai sumber yang berkaitan mengenai perbedaan muslim Indonesia dan muslim Malaysia. Berikut 5 rangkuman nya;
Toleransi Muslim
Lembaga Survei Indonesia menyebutkan bahwa toleransi antar umat beragama di Indonesia lebih tinggi dari negara tetangga, yaitu Malaysia.
Hasil survei yang dikutip pada (26/4/2022) di laman media Indonesia, dituliskan bahwa 46,2% umat muslim di Indonesia memiliki pandangan positif terhadap umat non-muslim. Sementara pandangan umat muslim di Malaysia yang berpandangan positif terhadap non-muslim mencapai 45,3%.
Survei yang mengukur toleransi ditingkatkan regional itu membuktikan bahwa muslim di Indonesia menunjukkan sikap yang lebih toleran terhadap sesama muslim maupun non-muslim masyarakat di Malaysia.
Tipe Golongan Muslim
Menurut undang-undang dasar Malaysia, etnis Melayu harus beragama Islam. Tanpa kecuali. Tak peduli latar belakangnya apa. Ini tertulis di Pasal 160 yang mengatakan:
“Melayu” berarti orang yang memeluk agama Islam, biasa berbicara bahasa Melayu, menyesuaikan diri dengan adat istiadat Melayu dan
a) sebelum Hari Kemerdekaan lahir di Federasi atau di Singapura atau lahir dari orang tua yang salah satunya lahir di Federasi atau di Singapura, atau pada hari itu berdomisili di Federasi atau di Singapura; atau
(b) adalah masalah orang tersebut;
Jadi ya, etnis Melayu harus beragama Islam. Jika tidak, tidak bisa dipanggil atau mengklaim diri sendiri Melayu. Orang Melayu yang murtad juga tidak bisa dianggap orang Melayu.
Berbeda dengan di Indonesia, orang Melayu Indonesia tidak harus memeluk Islam dan menjadi muslim
Pendidikan Islam
Dalam bukun Islamic Eduction in Indonesia and Malaysia, karya Azmil Tayeb memaparkan perbedaan yang signifikan dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia dan Malaysia.
Secara umum, perbedaan tersebut terlihat dalam tiga hal. Pertama, lembaga pendidikan Islam di Indonesia lebih banyak daripada di Malaysia, bahkan jika dirasiokan dengan jumlah populasi muslim di masing-masing negara. Di Indonesia terdapat 47.221 sekolah Islam, baik negeri maupun swasta, yang secara kasar berarti tersedia satu sekolah untuk 4.387 muslim. Sedangkan di Malaysia ada 1.804 sekolah Islam yang berada dalam ruang lingkup sistem pendidikan nasional, atau sekitar satu sekolah untuk 9.616 muslim.
Kedua, sebagian besar sekolah Islam di Indonesia yang dikelola dan dikelola oleh swasta yang biasanya berada di bawah yayasan-yayasan bentukan masyarakat atau individu, sedangkan di Malaysia mayoritas sekolah Islam berada langsung di bawah Kementerian Pendidikan atau Majlis Agama Islam Negeri.
Ketiga, terdapat tingkat perpaduan yang tinggi antar institusi yang menangani pendidikan Islam di Malaysia. Sebaliknya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama tidak sejalan dengan nilai dan tujuan umum masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
Muslim dan Ramadhan
Di Indonesia umat muslim saat Ramadan dapat menikmati berbagai musik religi yang selalu dikeluarkan oleh musisi-musisi Indonesia di momen ini. Tetapi berbeda di Malaysia Muslim di sana merasa sepi karena tidak aka nada lagu-lagu religi yang dikeluarkan oleh musisi sana, karena tidak ada musisi yang menghadirkan lagu-lagu religi.
Lagu religi di bulan Ramadan biasanya ada kaitan dengan hari Idul fitri, namun pemerintah malaysia melarang pemutaran lagu Idul Fitri di awal Ramadan. Hal ini dikarenakan agar masyarakat tetap fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah Ramadan terlebih dahulu tanpa adanya bayang-bayang tentang hari raya Idul Fitri.
Muslim dan Lebaran
Lebaran di Malaysia lebih panjang dari di Indonesia dan hal ini sering dikatakan muslim Malaysia jika momen lebaran tak pernah usai di Malaysia.
Ini sebagaimana di Indonesia biasanya dilakukan tiga hari, tapi kalau Malaysia waktu dan suasana lebaran berjalan selama dua minggu atau Cuma minimal sepuluh hari. Ini juga berdampak kegiatan halal bihalal bagi muslim Malaysia akan lebih panjang daripada kegiatan halal bihalal bagi muslim di Indonesia.