Kerugian Jokowi Tidak Hadiri Sidang Umum Ke-77 PBB

Presiden Jokowi Pidato di Sidang Umum PBB Secara Virtual
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI

VIVA Dunia – Presiden RI Joko Widodo kembali absen dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada sidang ke-77 yang berlangsung di New York, Amerika Serikat (AS), ketidakhadiran Jokowi ternyata membawa beberapa kerugian. 

Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah mengatakan bahwa ada beberapa kerugian yang tercatat saat Jokowi mengonfirmasi bahwa dirinya absen lagi dalam sidang umum PBB

"Kerugiannya adalah Indonesia hanya dikenal sebatas pendukung moral dari perdamaian, bukan sebagai penggerak perdamaian. Walaupun, Indonesia memiliki stok yang luar biasa untuk itu (penggerak perdamaian)," kata Teuku saat dihubungi VIVA, Jumat, 23 September 2022. 

Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah.

Photo :
  • ANTARA FOTO.

Dia juga menambahkan bahwa jika Presiden RI hadir dalam sidang umum PPB, maka Jokowi dapat mengatakan apa saja pencapaian yang sudah dia lakukan, dan kontribusi yang akan dia berikan bagi dunia. Momentum diplomatik dalam suatu negara, puncak diplomatik dari suatu negara, menurut Teuku ada dalam sidang umun PBB tersebut. 

"Itu adalah pencapaian tertinggi. Beda dari KTT Regional, KTT internasional, kalau itu kan hanya mengikat, hanya ditujukan beberapa negara-negara tertentu," ujarnya.

Jokowi diharapkan hadiri Sidang Umum PBB Tahun Depan

Gedung PBB di New York, Amerika Serikat.

Photo :
  • tvOne/ Yanri Subekti (Amerika Serikat)

Jika berbicara di forum PBB, dalam waktu yang terbatas, yang kemungkinan hanya diberikan waktu selama 10 menit, dan Jokowi mampu menjabarkan pencapaian, ide, dan harapan global, maka hal itu dapat menjadi catatan emas bagi Indonesia dalam forum global.

Meski demikian, Teuku mengatakan bahwa dia berharap pada tahun depan Presiden Jokowi dapat hadir dalam sidang umum PBB selanjutnya. 

"Tahun depan jika beliau datang, harapannya dapat membawa catatan keberhasilan G20, keberhasilan ASEAN, apalagi itu menjelang akhir dari kepemimpinannnya. Saya berharap jika tahun ini tidak datang, tahun depan bisa datang dengan amunisi yang berlebih.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beberapa bulan lalu bahwa dia akan menghadiri Sidang Umum PBB untuk pertama kalinya tetapi dia berubah pikiran karena ingin fokus pada urusan dalam negeri.

Kehadiran Jokowi menjadi penting terutama jika ia dapat membuat terobosan untuk mengurangi dampak buruk perang di Ukraina, tidak hanya pada jutaan orang di Ukraina, tetapi juga pada banyak orang yang menghadapi kelaparan yang akan segera terjadi, karena perang telah mempersulit akses makanan.