5 Fakta Covid Varian Arcturus, Meledak di India dan Sudah Ada di Negara Tetangga
- times of india
VIVA Dunia – Pandemi belum bisa dinyatakan usai karena varian virus kerap ditemukan dan memicu kasus-kasus baru seperti di India.
Sejak Senin lalu, data Kementerian Kesehatan India melaporkan peningkatan kasus dengan mencatat 115 pasien baru COVID-19 atau tingkat positif 7,45 persen di Delhi.
Pakar mengungkapkan kondisi ini terjadi lantaran ditemukan varian baru bernama Arcturus atau COVID XBB.1.16. Nah, berikut deretan fakta Covid varian arcturus yang VIVA lansir dari berbagai sumber:
1. Seberapa Bahaya Varian Arcturus
Vipin M Vashishtha berbagi, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris, XBB.1.16 adalah garis keturunan dengan 3 macam virus tambahan yakni E180V, K478R, dan S486P. Menurutnya, varian ini mendadak mendominasi dibanding varian sebelumnya yang muncul.
"Semua mata harus tertuju pada India! Jika XBB.1.16 alias #Arcturus berhasil mengarungi kekebalan populasi 'kokoh' orang India yang berhasil menahan gempuran varian seperti BA.2.75, BA.5, BQs, XBB.1.5, maka seluruh dunia pasti sangat khawatir!!," tambahnya di utas Twitter.
2. Gejala Varian Arcturus
konsultan dokter anak di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Mangla, Bijnor, Vipin M Vashishtha dalam cuitannya berpendapat bahwa pasien COVID dengan varuan Arcturus menunjukkan gejala yang sama seperti pada gelombang ketiga pandemi di India antara Januari dan Maret tahun lalu.
Gejala umum dari varian baru ini antara lain demam, sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, nyeri badan, dan kelelahan.
Virus itu juga bisa berdampak pada sistem pencernaan Anda. Bahkan dengan peningkatan jumlah kasus, rumah sakit di seluruh negeri tidak mendapatkan pasien COVID yang terburu-buru dan rawat inap secara keseluruhan tetap rendah. Ada sedikit bukti keparahan yang terkait dengan varian baru yang sangat menular, menurut penelitian.
3. Meningkat dalam 10 Hari Terakhir di India
Dikutip laman Times of India, sesuai data kasus COVID aktif di Uttar Pradesh telah meningkat tiga kali lipat dalam 10 hari terakhir. Data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa jumlah distrik dengan tingkat tes positif (TPR) mingguan 10 persen atau lebih meningkat menjadi 32 di 14 negara bagian dan UT, kenaikan 3,5 kali lipat dalam dua minggu.
Menurut para ahli, varian baru COVID XBB.1.16 menjadi penyebab kekhawatiran atas lonjakan jumlah kasus yang tiba-tiba. Hal itu diungkap mantan ketua Indian Academy of Pediatrics dan konsultan dokter anak di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Mangla, Bijnor, Vipin M Vashishtha dalam akun Twitternya.
4. Sudah Ada di 12 Negara, Termasuk Singapura
Selain India, varian baru ini juga sudah ditemukan di 12 negara lainnya, termasuk di Singapura.
"Ada varian baru yang menggantikan yang lama tetapi sejauh ini, tidak banyak peningkatan dalam kasus yang parah," kata Dr Anurag Agrawal, mantan direktur CSIR Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB), kepada News18.com.
5. Belum Ditemukan di Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan varian COVID-19 Arcturus atau XBB 1.16 belum ditemukan di Jakarta.
"Belum ditemukan XBB 1.16 atau varian Arcturus di DKI Jakarta. Varian tersebut menyebabkan peningkatan kasus di India. Dari hasil pemeriksaan genome sequencing yang rutin dilakukan, belum ditemukan XBB 1.16," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama kepada wartawan , Kamis, 30 Maret 2023.
Lantaran itu, Ngabila mengimbau masyarakat untuk tidak panik terhadap COVID-19 varian Arcturus itu. Sebab, kondisi COVID-19 di Jakarta khususnya cukup terkendali dengan baik.
"Apapun variannya, masyarakat tidak perlu panik. Kondisi di Jakarta sangat terkendali walaupun ada kenaikan kasus, tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan di rumah sakit. Ini tanda COVID-19 terkendali," ujarnya.