Tindak Perempuan Tak Pakai Hijab, Pemerintah Iran Mulai Pasang CCTV

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Dunia – Iran baru-baru ini dilaporkan mulai memasang kamera di tempat umum untuk mengetahui wanita yang tidak mengenakan hijab. Wanita yang kepergok tidak mengenakan hijab dan atau tidak menutupi rambut mereka akan mendapatkan sebuah pesan peringatan dari polisi

Melansir dari BBC, hal tersebut akan membantu mencegah perlawanan terhadap hukum jilbab. Unjuk rasa yang meluas terjadi akhir tahun lalu menyusul kematian dari Mahsa Amini dalam penahanan polisi. Perempuan Kurdi itu sebelumnya ditangkap karena melanggar aturan hijab. 

Sejak kematian perempuan muda itu, tren perempuan melepaskan hijab langsung muncul di Iran, terutama di kota-kota besar, meski mereka berisiko menghadapi penangkapan. Pernyataan kepolisian itu dipublikasikan oleh kantor berita Republik Islam, milik pemerintah. 

Aksi demonstrasi anti-pemerintah di Iran telah berlangsung sejak September sejak kematian Mahsa Amini.

Photo :
  • NDTV.

Kantor berita itu menyatakan bahwa sistem tersebut memakai apa yang disebut kamera ‘pintar’ dan perangkat lain untuk mengidentifikasi, dan mengirimkan "dokumen serta pesan peringatan kepada pelanggar aturan hijab".

Perempuan Iran sudah diwajibkan untuk memakai hijab sejak Revolusi Islam 1979, yang menerapkan penafsiran sempit atas hukum Islam. Perempuan yang melanggar akan ditangkap atau dikenakan denda. 

Sementara itu, keterangan kepolisian pada Sabtu, 8 April 2023 mengatakan bahwa hijab adalah, "salah satu pondasi peradaban bangsa Iran" dan mendesak pemilik usaha di ruang publik menegakkan aturan melalui "pemeriksaan rutin".

Ribuan pengunjuk rasa di Iran sudah ditangkap dan empat di antara mereka dihukum mati sejak Desember. Kelompok garis keras masih bersikukuh mendorong langkah lebih tegas untuk penegakkan hukum. 

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.

Photo :
  • Istimewa

Dua pekan lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan bahwa perempuan Iran harus menggunakan hijab sebagai kebutuhan agama. Sedangkan Kepala Peradilan Iran, Mohseni-Ejei memperingatkan bahwa tindakan kekerasan meluas karena perempuan tidak menaati aturan hijab. 

"Masalah budaya harus diselesaikan dengan cara budaya... Kalau kita mau menyelesaikan persoalan dengan penangkapan dan pemenjaraan, harga yang harus dibayar itu makin tinggi, dan kita tidak akan melihat efektivitas yang diinginkan," ungkapnya.