Donald Trump Ucap AS Bakal ‘Masuk Neraka’, Apa Kata Vladimir Putin?

Mantan Presiden Donald Trump saat berkampanye untuk calon senator Ohio JD Vance
Sumber :
  • AP Photo/Michael Conroy

VIVA Dunia – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat ditahan oleh pengadilan, sebelum menjalani persidangan atas 34 dugaan kasus kejahatan yang telah ia lakukan.

Trump ditahan terkait kasus suap untuk menutupi sejumlah informasi negatif saat mencalonkan diri sebagai Presiden AS pada 2016. Kabar penahanannya pun membuat heboh masyarakat dunia.

Donald Trump

Photo :
  • vstory

Setelah bebas, ia pun mengumpulkan massa di kediamannya di Florida. Trump bahkan berujar "Amerika bakal masuk neraka" akibat segala bentuk tuduhan yang disematkan kepadanya.

Ada total 34 tuduhan kejahatan oleh kantor Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg, terhadap dirinya. Salah satunya kasus 'uang tutup mulut' senilai US$ 130.000 atau setara dengan Rp 1,9 miliar ke aktris dewasa Stormy Daniels.

Sebagai pimpinan AS, Trump diketahui selalu memberikan arah kebijakan yang positif ke Rusia bahkan setelah dimulainya perang di Ukraina pada 24 Februari 2022. Lalu apa kata Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang penangkapannya?

Rusia sebenarnya menolak mengomentari penangkapan mantan presiden Donald Trump. Namun, beberapa analis percaya ada lebih banyak alasan di balik diamnya Moskow untuk tidak ikut campur dalam urusan negara lain.

"Kami tidak menganggap diri kami berhak mencampuri urusan dalam negeri Amerika Serikat dengan cara apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menurut outlet media pemerintah Rusia TASS yang dikutip Newsweek, Selasa, 11 April 2023.

"Kami percaya bahwa AS juga tidak berhak mencampuri urusan kami. Oleh karena itu, kami tidak ingin mengomentari ini," tuturnya.

Presiden Putin saat melakukan siaran umumkan mobilisasi parsial militer

Photo :
  • Russian Presidential Press Service via AP

Meski demikian, menurut Profesor Mark N. Katz dari Fakultas Kebijakan dan Pemerintahan George Mason University Schar, sikap Rusia itu tak lazim. Ini karena Rusia telah mengomentari urusan dalam negeri negara lain sejak dulu.

"Sejak zaman Soviet, Moskow telah mengklaim bahwa, tidak seperti Washington, ia tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, meskipun sebenarnya Moskow telah melakukannya," kata Katz.

"Dengan tidak mengomentari kesulitan Trump, saya menduga Moskow mungkin berusaha untuk mendapatkan perlakuan timbal balik dari Partai Republik pro-Trump khususnya untuk tidak 'mencampuri' urusan dalam negeri Rusia dengan mengkritik Putin," tambahnya.

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin

Photo :
  • nextgov.com

Vladimir Putin pernah mengomentari dua berita terbesar di AS selama beberapa tahun lalu. Pertama merujuk pada protes Black Lives Matter (BLM) dan kedua, terkait kerusuhan 6 Januari 2021 di US Capitol.

Ketika ditanya oleh seorang reporter tentang tindakan keras Rusia terhadap perbedaan pendapat politik, Putin mengatakan Rusia berusaha menghindari apa yang disebutnya kekacauan, gangguan, dan pelanggaran hukum, yang dialami AS selama protes BLM.

Pemimpin Rusia itu kemudian mempertanyakan perlunya penangkapan para perusuh 6 Januari, mengatakan orang-orang yang dituduh datang ke Capitol AS hanya dengan "tuntutan politik" dan diperlakukan sebagai "teroris domestik."