The Economist Ralat Hasil Survei Elektabilitas Prabowo 50 Persen, Ini Alasannya

The Economist meralat data hasil survei yang mengunggulkan Prabowo 50 persen
Sumber :
  • Ist

Jakarta – Media asal Inggris, The Economist, belum lama ini meralat hasil survei mereka terkait Pemilu Presiden 2024 di Indonesia. 

Dalam laporan sebelumnya, The Economist, dalam survei bertajuk 'Siapa yang Akan Menjadi Presiden Indonesia Selanjutnya?' itu merilis Prabowo unggul dengan 50 persen, sementara Ganjar menyusul di posisi kedua dengan 23 persen, dan Anies di urutan terakhir dengan 21 persen.

Teranyar, redaksi The Economist pada Kamis, 25 Januari 2024 meralat laporan mereka dengan persentase keunggulan capres 02 Prabowo Subianto menjadi 47 persen. Sementara Ganjar dan Anies bersaing dengan sama-sama memperoleh elektabilitas 24 persen.

"Catatan Redaksi 25 Januari 2024: Penghitungan ini telah diperbarui untuk mengecualikan jajak pendapat yang kami anggap tidak dapat diandalkan," tulis The Economist seperti dikutip Senin, 29 Januari 2024.

Debat capres perdana di kantor KPU, 12 Desember 2023.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

The Economist tidak menjelaskan metode jajak pendapat yang mereka lakukan, termasuk berapa responden yang dihitung dalam riset. Mereka hanya menyampaikan bahwa survei tersebut merupakan hasil pemantauan yang dilakukan pada Januari 2024.

"Jika tidak ada yang menang lebih dari 50 persen pada putaran pertama,  pemilihan ini akan dilanjutkan pada bulan Juni (putaran kedua)," tulis The Economist

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mempertanyakan data survei yang dirilis The Economist yang sebelumnya menulis Prabowo mencapai 50 persen dan kini diralat menjadi 47 persen. 

"Makanya ini misteri Tuhan yang belum dijelaskan The Economist secara lebih detil, bagaimana mereka sampai pada estimasi 50 persen. Apakah mereka punya data sendiri? Apakah mereka gabungkan data average lembaga yang rilis? Kalau iya, mana lembaga itu?" kata Burhanuddin Muhtadi

Menurut Burhanuddin, berdasarkan rata-rata hasil survei di Indonesia untuk elektabilitas Prabowo belum sampai 50 persen. Namun demikian, diakuinya bahwa tren Prabowo naik. 

Burhanuddin mencatat tren kenaikan elektabilitas Prabowo ini tercatat pasca debat capres pada 7 Januari 2024 lalu. Meskipun performa Prabowo dalam debat tersebut dinilai kalah jauh dibanding Anies dan Ganjar.

"Data saya misalnya, 60 persen menganggap debat sebaiknya tidak saling serang, dan tingkat kesukaan mas Anies dan Ganjar justru turun cukup tajam sebelum dan setelah debat 7 Januari. Angkanya 60-63 persen sebelum debat 7 Januari menjadi hanya 54 persen sampai 56 persen setelah debat," ujarnya 

Penurunan elektabilitas terhadap Anies dan Ganjar yang dinilai tampil terlalu menyerang selama debat, ternyata memberikan tren positif bagi Prabowo yang dianggap 'dizalimi' dua rivalnya tersebut.

"Secara objektif saya mengatakan pemenang debat tanggal 7 itu Ganjar Pranowo. Tetapi buat pemilih debat capres bukan debat akademik, itu political soul, dan ketika ada kesan yang berhasil ditanamkan ke pemilih bahwa pak Prabowo dizalimi dalam debat itu justru menimbulkan efek simpati dan menaikan suara pak Prabowo meskipun performanya di debat kurang bagus," paparnya

The Economist merilis data hasil survei yang mengunggulkan Prabowo 50 persen

Photo :
  • Ist

Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungguli calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan pada survei yang diterbitkan media asal Inggris, The Economist.

The Economist merilis Prabowo unggul dengan 50 persen, sementara Ganjar menyusul di posisi kedua dengan 23 persen, dan Anies di urutan terakhir dengan 21 persen.
 
Survei tersebut merupakan hasil pemantauan The Economist pada tanggal 16 Januari 2024. Secara konsisten, The Economist  melakukan survei terhadap elektabilitas para calon presiden RI sejak Januari 2023.

Dalam grafik yang ditampilkan, The Economist menyebut elektabilitas Prabowo mengalami tren peningkatan sejak awal 2023; Ganjar yang sempat berada di posisi pertama di awal 2023 justru mengalami tren penurunan; sementara Anies fluktuatif.

Pada laman survei itu, The Economist juga membubuhkan profil singkat para calon presiden. Prabowo disebutkan sebagai calon presiden yang akan melanjutkan warisan pembangunan Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) dan menganut paham “Jokowinomics”.

Adapun Ganjar dituliskan sebagai seorang teknokrat yang ramah dan menggantungkan harapan keberhasilan pada kampanye akar rumput. Sementara itu, Anies disebut sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta yang berpengalaman dalam urusan luar negeri dan ingin meningkatkan pengaruh Indonesia di kawasan.