Presiden Ukraina: Ukraina Akan Kalah Perang Tanpa Bantuan Militer AS

VIVA Militer; Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky
Sumber :
  • sputniknews.com

VIVA – Pada Jumat 23 Februari, Chuck Schumer, pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat (AS), mengungkapkan informasi baru tentang konflik antara Ukraina dan Rusia.

Menurut Schumer, Presiden Ukraina ,Volodymyr Zelenskyy, memberi tahu dia bahwa tanpa bantuan militer AS, Ukraina akan kalah dalam konflik dengan Rusia, dilansir dari Antara.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Photo :
  • AP Photo/Eduardo Munoz.

"Presiden Zelenskyy memberi tahu saya dan delegasi kami bahwa Ukraina akan kalah perang dengan konsekuensi yang mengerikan bagi rakyat Ukraina, AS, dan demokrasi dan kebebasan tanpa bantuan penting ini,"tutur Schumer melalui akun resmi X nya.

Schumer mengatakan Senat harus mengesahkan rancangan undang-undang keamanan nasional sesegera mungkin, bersama dengan ketua DPR Mike Johnson.

Saat itu, Schumer sedang berkunjung ke Ukraina untuk memperingati tahun kedua operasi militer khusus Rusia.

Selain itu, para senator Jack Reed, Michael Bennet, Richard Blumenthal, dan Maggie Hassan termasuk dalam delegasi Kongres AS yang bertemu Zelensky.

Kunjungan ini dilakukan setelah Senat AS meluncurkan rancangan undang-undang untuk pendanaan tambahan sebesar 95 miliar dolar (sekitar 1,48 kuadriliun) dengan tambahan bantuan Ukraina sebesar 60 miliar dolar (sekitar Rp935,64 triliun) dan bantuan keamanan sebesar 14,1 miliar dolar (sekitar Rp219,87 triliun) untuk Israel, tetapi tidak ada tindakan keamanan perbatasan.

Setelah Senat gagal mengusulkan ketentuan keamanan perbatasan yang memadai, ketua DPR AS Mike Johnson menyatakan bahwa majelis rendah tidak memiliki rencana untuk mempertimbangkan undang-undang yang berlaku saat ini.

VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

Photo :
  • mirror.co.uk

Senator Anna Paulina Luna, anggota DPR AS, merancang Undang-Undang SCHUMER (Singkatan berbahasa Inggris untuk Senator Dapat Membantu Mendukung Keterlibatan dan Kesiapan Militer) yang mewajibkan anggota Kongres yang mendukung bantuan militer ke Ukraina untuk berada di garis depan konflik.

Rusia sering memperingatkan agar tidak mengirimkan senjata ke Ukraina, mengatakan bahwa itu hanya akan memperpanjang konflik. Moskow juga percaya bahwa perang di Ukraina adalah perang hibrida yang dipimpin oleh AS.